Kepada
Yth. Bapak Haji Mohammad Soeharto
Jl. Cendana
Jakarta
TAULADANI NABI MUHAMMAD YANG TANPA DENDAM [1]
Bismillah,
Demi Nabi-nabi-Nya
Demi Rasul-rasul-Nya
Demi Kitab-kitab-Nya
Demi Kemaha Perkasaan-Nya
Dan Demi Maha Kebijaksanaan-Nya Demi
Asma-asma Allah Yang Maha Agung
Saya memberanikan diri untuk memberikan urun rembug kepada seluruh bangsaku dari Sabang sampai Merauke, untuk bersama-sama dengan kebesaran budinya dan perasaan cinta pada ajaran Tuhan-Nya, cinta pada Tanah Airnya untuk merenungkan peristiwa-peristiwa yang sedang merobek-robek persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Benar-benar bangsa ini sudah terpecah-pecah kesatuannya dan bukan lagi insan berwatak layaknya insan-insan yang menerima petunjuk-Nya, tetapi sebaliknya. Ke-kesatriaannya sebagai bangsa yang ber-Tuhan telah lepas dari tali Allah.
Hujat-menghujat, curiga-mencurigai, tuduh-menuduh, bakar-membakar, rusak-merusak sudah merasuk keras dalam sukma + raga bangsa yang sedang pada laku iman dan taqwanya.
Bangsa yang mengikrarkan diri sebagai bangsa Berketuhanan Yang Maha Esa ini sudah lupa ingatan dan menceburkan diri ke dalam alam lupa ajaran-Nya.
Kalau terus berlanjut seyakin-yakinnya akan turun kutukan Allah Swt, sebagaimana Al Qur’an telah menjabarkannya dalam cerita-cerita yang tertera dalam kitab-kitab Allah akan nasib bangsa Nuh dan lain-lainnya sampai pada kutukan-Nya pada bangsa Timur Tengah sampai kiamat (Al Maidah).
Alangkah buruknya bangsa Indonesia sebagai “Bangsa yang Berketuhanan Yang Maha Esa” akhirnya tidak sanggup menjalankan apa yang diikrarkannya.
Tali Allah telah putus, karena bangsa ini mengingkari ikrarnya kepada Allah Swt. Reputasi bangsa yang pernah cemerlang di mata dunia menjadi rusak oleh kelakuan bangsa ini.
Maka demi mengembalikan kepercayaan Allah Swt, pada bangsa ini dan diulurkannya talinya untuk menyelamatkan bangsa ini dari vonis terkutuk, diingatkan dalam urug rembug ini untuk berhenti dengan hujat-menghujat dan berperilakulah sesuai ajaran-ajaran-Nya.
Untuk ini secara Islami pula dianjurkan “Tirulah langkah Nabi Muhammad Saw memasuki kota Mekah” Beliau tanpa dendam, sekalipun selama dikejar-kejar keluar kota Mekah dan diperangi dimana-mana dengan korban yang besar, lahir dan batin, kehilangan kerabat-kerabatnya dan pasukan-pasukan yang cinta padanya. Beliau hatinya teramat bersih dan mengkomandokan kepada seluruh pasukannya untuk tidak melakukan kedendaman dan memasuki kota Mekkah dengan perdamaian sejati tanpa merusak dan bakar-membakar kecuali patung-patung yang pernah disimpan dalam Ka’bah oleh musuh-musuh Allah.
Dan Allah Swt telah memberkatinya. Bangsa Arab dapat disatukan oleh Komando Nabi Saw yang teramat tinggi budinya dan teramat mulia.
Bangsa ini dapat dikonsolidasikan dalam suatu rekonsiliasi Nasional yang penuh damai dan persatuan yang kekal yang membawa ketenteraman lahir dan batin bangsanya, sehingga beliau dapat mengatur pemerintahannya saat itu sangat baik dengan keadilan dan kebenaran, sehingga kegiatan-kegiatan pada segenap bidangnya berjalan lancar sehingga mampu mengembalikan kehidupan sosial yang baik dan dihormati oleh bangsa-bangsa di sekitarnya.
Untuk ini secara Islami pula saya anjurkan bangsa ini mau membaca Al Qur’an (QS. 90. Al Balad) yang artinya Negara kalau saya tidak salah tafsir dalam Surat ini: “Allah mengamanatkan dengan sumpah demi kota Mekah, kepada Rasulullah dan menunjukkan dua jalan yang mana harus dilalui insan -insan-Nya untuk membawa Negaranya maju dan dapat diterima dalam golongan yang surga tempatnya”.
Namun apabila memilih yang keliru bangsa ini akan terpuruk dan terkubur lagi tertutup dalam neraka.
Urun rembug ini mudah-mudahan dijadikan penggugah perilaku bangsa ini untuk menyadari semua kesalahan-kesalahan yang diperbuatnya dengan memasuki Era Reformasi, yang jauh dari jiwa/sifat kezaliman/kebringasan/kedendaman/kebrutalan dan bersatulah dalam kedamaian.
Dan semua melakukan introspeksi diri dan menunjukkan diri dan berbuat sebagai bangsa yang benar-benar sanggup menjalankan ikrarnya sebagai insan-insan yang Berketuhanan Yang Maha Esa, agar bangsa ini tidak terjerumus dan terlanjur terjeblos dalam kutukan Allah Swt.
Tirulah kebesaran jiwa sang Nabi dan masukilah jalan yang ditunjukkan dalam Al Balad dan lakukanlah rekonsiliasi yang berpegang pada ajaran Allah dan meniru jejak Sang Nabi Muhammad Saw. Insya Allah bangsa ini akan diselamatkan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memperkenankannya. Amin ya rabbal alamin. (DTS)
Bagoes Sasmito
Surabaya
[1] Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 321-323. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.