Malang,…….1998
Kepada
Yth. Bapak Soeharto Yang paling saya hormati
SANGAT RINDUKAN BALASAN BAPAK [1]
Assalamu’alaikum wr. wb.
Hari ini kutulis sekali lagi surat buat Bapak, dan kuharap kali ini Bapak mau membalas, Pak saya menyisihkan setiap rupiah yang saya punya untuk membeli perangko kirim dan juga perangko balasan, memang surat yang pertama tidak saya beri perangko balasan, namun untuk surat yang kedua kuberi perangko balasan kuharap bapak tidak mengecewakan saya.
Saya tegaskan nama saya Chusnaini, mahasiswa semester 5 jurusan Biologi IKIP Malang, ini untuk yang kedua kali aku memperkenalkan diri. Tidak beda dengan surat saya yang pertama, saya tidak akan pernah melupakan Bapak. Pak Harto, saya ingin mengetahui keadaan bapak yang sebenarnya aku berharap Bapak dalam keadaan sehat, dilindungi Allah Swt. Setiap aku berdoa selalu ada nama Bapak, dalam do’aku, saya ingin bapak panjang umur, dan dimudahkan semua urusan, selalu dalam keadaan sehat.
Pak sampai saat ini foto Bapak masih berdiri tegar di ruang tamu rumah saya, kapan-kapan Bapak boleh melihat. Pintu rumah saya selalu terbuka untuk sahabat saya, Bapak saya dan juga pemimpin saya. (DTS)
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Chusnaini
Malang
NB:
Dan tak lupa ku berdoa kepada-Nya
“Ya Allah aku ingin Pak Harto membalas surat saya”
[1] Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 330. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.