Surabaya, 16 Oktober 1998
Kepada
Yth. Bapak H. M. Soeharto
di Kediaman
KUATIR PKI MUNCUL LAGI [1]
Assalamu’ alaikum wr. wb.
Pertama-tama perkenankan saya mengenalkan diri.
Nama : Dian Erwiningsih
Umur : 25 tahun
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jawa Timur
Dengan datangnya surat yang tidak berharga ini, saya ingin menyampaikan salam dari keluarga saya untuk Bapak sekeluarga, yang mana keluarga kami juga berdoa agar Allah Swt, senantiasa memberi rahmat, Hidayah kekuatan serta kesabaran kepada Bapak Soeharto dan keluarga dalam menghadapi masalah dan cobaan yang ada dan harus dihadapi saat ini.
Bapak Soeharto yang kami hormati, saya ini hanya rakyat biasa yang merasakan juga dampak dari krisis yang dialami oleh negara kita bapak saya hanya pensiunan PNS, ibu saya sudah tua dau sakit-sakitan sedangkan perusahaan tempat saya bekerja, napasnya tinggal Senin Kamis, belum lagi adik-adik yang masih butuh biaya sekolah, tapi bagaimanapun semua itu harus saya terima dan jalani karena saya percaya bahwa Allah Swt, tidak akan menimpakan musibah di luar batas kemampuan umatnya, demikian pula harapan kami kepada Bapak Soeharto dan keluarga agar senantiasa bersabar dan tawakal dalam menghadapi semua ini, serahkan semuanya kepada Yang Maha Kuasa karena saya percaya bahwa suatu saat Allah Swt, akan memberikan jalan yang terbaik buat Bapak Soeharto dan keluarga.
Sebagai generasi muda dau umat beragama, tidak lupa saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar – besarnya kepada Bapak, atas jasa – jasa yang diberikan untuk negara.
Hanya sekarang ini saya merasa kuatir, komunis akan muncul lagi, karena terjadinya peristiwa pembantaian di Banyuwangi dan sekitarnya yang bisa saja hal itu hanya dimanfaatkan untuk kepentingan golongan tertentu untuk memecah belah persatuan bangsa Indonesia dan umat beragama pada khususnya.
Ya … mudah-mudahan Allah Swt, melindungi negara ini dari jurang perpecahan dan kehancuran.
Bapak Soeharto yang kami hormati, hanya demikian yang bisa saya sampaikan melalui tulisan di atas kertas yang tidak berharga ini. Kami tidak bisa membantu apa-apa selain hanya bisa berdoa dan berharap dengan sepenuh hati, mudah – mudahan Bapak Soeharto diberikan kekuatan lahir – batin dalam menghadapi cobaan ini. Biarlah orang-orang berbicara dan menghujat, serahkan kepada Allah Swt, karena hanya Dia Yang Maha Tahu. ,
Apabila ada kata-kata yang tidak berkenan, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Dan atas segala perhatiannya kami ucapkan terima kasih. (DTS)
Wassalamu’ alaikum wr. wb.
Hormat kami,
Dian E
Surabaya, Jawa Timur
[1] Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 348-349. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.