Engkau Bapakku

Kepada

Yth. Bapak Soeharto

di Jakarta

ENGKAU BAPAKKU [1]

Kisahmu panjang dan unik

Jiwa ragamu telah teruji

Jasamu sangat besar dan punya arti bagi bangsa dan negara

Di kala sepatumu tinggal sepasang dan bajumu pun telah terkoyak

Karena berjuang untuk kemerdekaan, engkau dipuja dan dikagumi

Semua anak negeri memujimu, bangga akan keberanianmu

Engkau sukses karena keberhasilanmu tanpa pamrih

Pekik merdeka, kita bebas merdeka, bebas dari penjajah

Hari berganti hari bulan dan tahunpun demikian, engkau kembali

Dipuja karena menyelamatkan bangsa dan negara tercinta dari

Kekejaman dan kebiadaban komunis

Kembali jasamu sangat besar melebihi yang tersebar

Karena jasamu yang mulia, Indonesia bebas dari kemiskinan

Kemelaratan dan penderitaan yang tiada berkeputusan

Indonesia telah mengecap kemakmuran walaupun cita-cita dan

Tujuan nasional adil makmur masih di depan

Engkau sangat bijaksana

Engkau penuh hikmat

Engkau penuh kasih sayang terhadap sesama

Engkau penuh kemanusiaan yang dalam dan tulus

Kalau saja jiwa dan akalmu licik dan tanpa kemanusiaan

Pasti engkau tidak akan mengundurkan diri selaku Panglima Besar

Engkau punya kuasa, engkau punya kekuatan, engkau punya

pasukan, engkau dapat memerintahkan ABRI setiap saat!

Namun Allah telah bekerja bersama

Nurani yang suci, untuk mengasihi bangsa yang besar ini.

Jadikanlah hari tuamu hari kesenangan, berbahagialah bersama anak cucu dan cicit.

Nikmatilah kegembiraan dan kedamaian

Masih banyak anak negeri yang mengiringi engkau Dengan do’a semoga panjang umur. (DTS)

Wassalam

Evart L. Tinangon

Manado – Sulut

[1]       Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 383-384. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat  yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.