Kami Rindu Senyuman Bapak

Semarang, 4 Juni 1998

Kepada

Yth. Bapak H.M. Soeharto

di Tempat

KAMI RINDU SENYUMAN BAPAK [1]

 

Assalamu’alaikum wr. wb.

Sebelum kami teruskan menulis surat ini, dengan rasa rendah hati kami mengucapkan: Selamat Ulang Tahun yang ke-77, 6 Juni 1921 ­6 Juni 1988, semoga panjang umur, selalu sehat dan selalu mendapat lindungan yang berlimpah oleh Allah Swt.

Kami satu keluarga, (Saya, isteri dan 2 orang putera) sebagai rakyat keeil ikut bersedih atas apa yang terjadi setelah Bapak mundur dari jabatan sebagai Presiden RI. Kami sekeluarga tidak pernah percaya tentang berita-berita yang memojokkan Bapak beserta putra-putri Bapak.

Kami percaya semua itu ulah dari orang-orang yang iri karena Bapak sukses membawa bangsa Indonesia ini. Selama + 30 tahun dengan penuh kesabaran, arif dan bijaksana dan penuh kasih.

Sekarang kami sekeluarga merasa kehilangan senyum Bapak dan keramahtamahan Bapak (walaupun melihat di TV). Tetapi percayalah Pak, kami selalu mendukung Bapak dengan do’a-do’a kami setiap selesai shalat, semoga Bapak kuat dan selalu diberi kesabaran yang berlimpah oleh Allah Swt. Amin. (DTS)

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Hormat kami,

Djoko Pranolo

Semarang

[1]     Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 439. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat  yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.