Teman Sejati Teman Di Kala Duka Maupun Suka

Serang, 14 September 1998

Kepada

Yth. Bapak H. Moch. Soeharto

di Jakarta

TEMAN SEJATI TEMAN DI KALA DUKA MAUPUN SUKA [1]

 

Assalamu’alaikum wr. Wb,

Pertama-tama saya panjatkan puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya, yang telah diberikan kepada kita sekalian khususnya kepada Bapak dan keluarga yang telah diberikan kesehatan dan kekuatan serta ketabahan dalam menghadapi segala cobaan.

Bapak H. Moch. Soeharto yang sangat saya muliakan dan saya banggakan, saya terus terang saja dengan kejadian yang baru lalu di mana Bapak telah meletakkan jabatan sebagai Presiden Rl hati saya sangat trenyuh dan sedih, Bapak yang selama ini saya anggap orang yang dapat menyelamatkan bangsa dan negara serta orang yang berhasil dalam pembangunan di negara RI ini tidak disangka sama sekali oleh saya telah begitu mudahnya meletakkan jabatan kepada orang lain.

Dengan kejadian tersebut persoalan bukan telah selesai baik masalah negara maupun masalah kehidupan Bapak dan keluarga, cobaan demi cobaan telah datang silih berganti hujatan tiada hentinya’ datang terus menerus semua seolah ingin menyakiti hati Bapak dan keluarga.

Saya secara pribadi sangat menyesal dengan tindakan dan kelakuan orang­orang tersebut, bahkan saya lebih jauh mengutuk perbuatan orang-­orang semacam itu. Padahal mereka bisa hidup senang, bisa menikmati kemewahan itu adalah semua berkat kepemimpinan Bapak sebagai Presiden dan mereka mendapatkan kemewahan belum tentu dengan jalan yang benar atau halal, mungkin mereka akan lebih jahat daripada yang mereka tuduhkan kepada Bapak.

Mungkin saja dia sebagai pengkhianat bangsa dan negara RI yang sangat kita cintai yang sengaja ingin merongrong kewibawaan pemerintah RI, dan ingin menggulingkan pemerintahan yang syah berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dan mereka tidak puas dengan kepemimpinan Bapak yang teguh dalam prinsip. Tegas dalam tindakan dan luwes dalam penampilan sehingga semuanya menjadikan dasar alasan mereka untuk tetap berbuat yang tidak baik terhadap Bapak dan keluarga..

Walaupun tampuk kepemimpinan telah diserahkan kepada orang lain, orang-orang yang ambisius tetap akan menghujat terhadap Bapak dan keluarga sebelum keinginannya tercapai dengan cara apapun.

Bapak yang saya hormati… dengan kejadian tersebut adalah merupakan ujian bagi Bapak dan keluarga, saya mohon untuk tidak gentar dan takut menghadapinya, saya yakin dan percaya kepada Bapak dan keluarga akan dapat mengatasinya.

Bapak adalah merupakan putra bangsa yang terbaik dan telah banyak jasa-jasa yang telah diberikan untuk bangsa dan negara, tapi bagi mereka yang telah menghujat kepada Bapak apa yang telah berikan kepada bangsa dan negara, bahkan mereka yang telah ban yak menikmati kehidupan dari masa Bapak sewaktu menjadi Presiden RI, sekarang mereka menghujat, Munafiq mereka itu, apalagi yang rakus akan kekuasaan dan kekayaan sepertinya tidak mau melihat akan sejarah Purwadaksina tidak mau introspeksi diri bagaimana aku bisa begini bisa menikmati segalanya dapat siapa …? inilah dalang dari segala malapetaka bangsa Indonesia sebagai penyulut dan pemicu terjadinya huru-hara di negeri Republik Indonesia, berapa saudara-saudara kita yang meninggal akibat ulahnya dan beberapa orang anak, isteri atau suami yang akan kehilangan akan segalanya, terjadi pembakaran toko-toko, penjarahan dan pemerkosaan siapa yang akan bertanggung jawab, jangan Bapak saja yang didaulat oleh mereka itu kapan waktu Bapak harus berbicara tuntut mereka, saya siap membantu Bapak walaupun saya ini orang kecil hanya pegawai negeri bawahan, tetapi melihat Bapak yang telah saya anggap sebagai orangtua, saya mati pun rela demi membela Bapak dan keluarga.

Bapak yang sangat saya sayangi, saya ingin sekali bertemu dengan Bapak untuk berbagi rasa di kala duka, pepatah kata rnengatakan ternan setia adalah ternan di kala duka, bukan di kala senang, terbukti sekarang orang-orang yang telah menikmati yang dulu dekat dan hormat sekarang menghianati Bapak, saya dan teman-teman yang bergabung dalam wadah Pendekar Banten siap membantu Bapak kapan saja apabila diperlukan, seandainya Bapak ada waktu dapat meluangkan waktu silahkan datang ke Serang atau ke Ciomas untuk dapat bertemu dengan para tokoh Ulama, Kyai dan masyarakat Ciomas, walaupun letak Ciomas jauh dari Kabupaten Serang, namun masyarakat hidup rukun damai serta pecinta dan pendukung Bapak, karena mereka adalah orang­orang yang masih alim dan murni tidak terpengaruh akan arus negatif dan Bapak dapat menenangkan pikiran dan perasaan yang selama ini selalu terkena goncangan dan hembusan angin topan.

Demikian surat dari saya, apabila dalam penyampaian kata-kata ada yang kurang berkenan di hati Bapak atau yang menyinggung perasaan Bapak saya mohon maaf yang sebesar-besarnya dari Bapak dan apa yang saya tulis dalam surat ini betul-betul keluar dari hati nurani saya pribadi tanpa ada unsur paksaan dari siapapun, hal ini disebabkan akan cinta dan sayang serta hormatnya kepada Bapak atas perjuangan yang telah diberikan kepada bangsa dan negara Republik Indonesia bisa berkembang dan maju sejajar dengan negara-negara lain di belahan dunia ini. (DTS)

Wabillahi taufiq walhidayah

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Hormat saya,

Kusnadi Widjaya

Banten – Jawa Barat

[1]     Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 443-445. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat  yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.