Bumijawa, 12 Juni 1998
Kepada
Yth. Bapak Soeharto Mantan Presiden RI
di Jl. Cendana
Jakarta
MENGENTASKAN KEMISKINAN [1]
Assalamu’alaikum wr. wb.
Terlebih dahulu kami mohon maaf kepada Bapak, bahwa kami salah satu jiwa dari penduduk Indonesia, perkenankanlah nama kami:
Nama : Kusnari
Umur : 54 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Iaki
Pendidikan : S.R.
Pekerjaan : Tukang Cukur
Tempat tinggal : Bumijawa Tegal – Jawa Tengah
Dengan rasa syukur kepada Allah Subhanahu wa ta’ala kami semua/sekeluarga dalam keadaan sehat wal’afiat, demikian hendaknya Bapak di Jakarta selalu tegar menghadapi segala hal, karena Bapak benar-benar pengentas kemiskinan dan pemersatu bangsa.
Bapak Soeharto yang kami hormati, kami membuat surat ini atas kerelaan sendiri bukan kemauan orang lain, jadi dalam hal ini kami mohon kiranya Bapak sudi membalas surat kami ini.
Untuk itu sekali lagi dari Bumijawa, kami berdoa agar Bapak diberi umur panjang serta kesehatannya juga, segala tutur kata kami mohon maaf bila ada kesalahannya, juga atas kelancangannya.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Hormat saya,
Kusnari
Tegal – Jawa Tengah
[1] Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 447. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.