3 Juli 1998
Yth. Bapak Soeharto
BAPAK JANGAN NGLOKRO [1]
Ass. Wr. Wb.
Yth. Bapak Soeharto
Kiranya Bapak berkenan menerima salam hormat kami sekeluarga dan karyawan dengan harapan, semoga Bapak sekeluarga selalu mendapatkan ketabahan dan ketegaran hati dalam menerima cobaan ini. Kami mengucapkan terima kasih, matur nuwun sanget, dengan keamanan, kesejahteraan kemakmuran yang telah kami rasakan selama 32 tahun di bawah pimpinan Bapak. Sudah sewajarnya apabila Bapak disebut sebagai “Bapak Pembangunan”. Kami merasa dekat di hati dengan keluarga Bapak, meskipun jauh dan tidak pernah bertemu. Kami juga pernah ke Kalitan untuk menghadiri selamatan almarhumah Ibu Tien bersama dengan rombongan Ibu Yessy Kalalo dan Bapak Ibnu Hardyanto, foto bersama di samping meja makan ndalem Kalitan samping, kemudian malam hari ke Makam Astana Giribangun sampai dengan pukul 03.30 WIB.
Pesan kami kepada Bapak sekeluarga, semoga Bapak tidak nglokro. Tetaplah sehat selalu untuk membimbing putera-puteri dan cucu-cucu. Pertebal iman dan perbanyak sholat. Bapak Soeharto yang kami hormati, semoga Tanah Air Indonesia tetap sejahtera dan bersatu selalu. (DTS)
Hormat dan salam
R. Ay. Sri Hartini, SH.
Surabaya
[1] Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 587. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.