Karawang, 13 Oktober 1998
Kepada
Yth. Bapak H. M. Soeharto
di Jakarta
MEREKA AKAN MENYESAL [1]
Assalamu’alaikum wr. wb.
Bapak H. M. Soeharto yang kami hormati dan kami cintai. Semoga Bapak selalu sehat wal’afiat, selalu segar bugar, selalu bahagia lahir batin. Dan yang paling kami do’akan kepada Allah, dalam situasi begini semoga Bapak Soeharto selalu diberi kekuatan iman, Islam, selalu diberi kesabaran dan tawakal kepada Allah. Insya Allah, yang sabar jadi kekasih Allah.
Bapak H. M. Soeharto ksatria yang berjiwa besar, ksatria yang lapang dada. Kami yakin suatu hari dan suatu saat nanti kebenaran dan keadilan akan muncul dan berpihak pada Bapak. Masyarakat akan merasa berdosa dan menyesal dengan tingkah lakunya sendiri, Insya Allah.
Untuk Almarhumah Ibunda Hj. Tien Soeharto, Ibu yang berjasa pada keluarga, pada nusa dan bangsa, pada agama dan pada sesama manusia, semoga Allah menerima amal baiknya dan menempatkannya di tempat yang mulia.
Putra-putri Bapak semoga menjadi putra-putri yang soleh dan solehah, yang selalu mendo’akan orang tua setiap waktu. (DTS)
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Hormat kami sekeluarga,
Wasku Sugiar
Karawang – Jawa Barat
[1] Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 593. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.