Ujung Pandang, 24 Juni 1998
Kepada
yth. Bapak Soeharto (Mantan Presiden RI)
Jl. Cendana No.8
di Jakarta
BAPAK PUNYA KHARISMA [1]
Assalamu’ alaikum Wr. Wb.
Pertama-tama saya ucapkan Selamat Ulang Tahun yang ke-77. Saya berdoa semoga Bapak diberi kesehatan dan kekuatan oleh Allah Swt dalam menghadapi cobaan-cobaan. Amien.
Untuk kedua kalinya saya menyurat pada Bapak Soeharto yang pertama tanggal 17 April 1997 tahun lalu yaitu tentang dukungan dan pernyataan terhadap Bapak Soeharto untuk dicalonkan kembali sebagai Presiden RI periode 1998-2003.
Namun, jabatan yang Bapak emban tidak sampai tahun 2003. Bukan berarti saya sudah tidak mendukung Bapak. Secara individu berdasarkan penilaian saya, Bapak memiliki kharisma yang menurut saya tidak dimiliki oleh yang lain.
Terus terang selama Bapak Soeharto berhenti sebagai Presiden R.I. saya sering mimpi ketemu Bapak. Maka saya memberanikan diri untuk menulis surat pada Bapak, untuk meminta pandangan serta masukan-masukan apa yang harus saya lakukan, sehubungan dengan beberapa masalah termasuk hujatan pada Bapak Soeharto sekeluarga. Demikian surat saya ini, semoga mendapat balasan dari Bapak. (DTS)
Bilahit taufik walhidayah.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Hormat kami,
Suardi Daming, SE
Sulawesi Selatan
[1] Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 599. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.