Mataram, 6 Desember 1998
Kepada Yth. Bapak H. M. Soeharto
di Jakarta
BAPAK HARUS TABAH [1]
Assalamu’ alaikum wr. wb.
Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Illahi dan rahmatnya pula memberikan petunjuk-petunjuk jalan yang benar.
Sebelumnya kami mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kedatangan surat kami ini mungkin akan mengganggu kesibukan-kesibukan ataupun hal-hal lain pada saat ini. Kami selama ini juga kami selalu mengikuti berita yang kurang asyik didengar namun bagi kami selalu mengikuti dengan doa restu semoga Bapak diberi limpahan oleh Yang Maha Kuasa panjang umur, sehat-sehat, tabah, kuat iman dan tenang dalam menghadapi segala bentuk cobaan, fitnah, rongrongan dari dalam maupun dari luar, amin 3x ya robbal’ alamin insya Allah Yang Maha Kuasa lebih dulu mengetahui yang benar dan yang salah dari semenjak Bapak memegang tampuk pimpinan di alam Indonesia ini, dan semoga pula amal bakti Bapak selama ini diberikan imbalan sesuai dengan besar kecilnya amal Bapak selama memimpin di negara ini.
Dan selama ini merasa perihatin dengan Bapak karena beritaberita yang tidak enak didengar namun mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Kuasa tetap memberikan petunjuk yang lurus bagi umatnya, dan tabahkanlah diri Bapak dan tetap berdoa karena Tuhan itu tidak buta, dan Tuhan itu Maha Pengampun, Penyayang, Maha Pengasih bagi umatnya.
Kami pun selalu mengiringi dengan doa semoga Bapak dipanjangkan umur, dan dijauhkan dari segala rongrongan yang tidak sejalan dengan keinginan Bapak, dan akan kembali kepada orang-orang yang tidak baik dengan Bapak.
Hadapilah segala sesuatu dengan tabah dan taqwalah dalam menghadapinya insya Allah Tuhan Yang Maha Kuasa akan membenarkan umatnya yang telah berbuat baik selama ini, dan tidak memakai perpanjangan tangan orang lain, hadapi-hadapi sendiri sekali lagi insya Allah Tuhan akan melindungi, memberikan petunjuk jalan-jalan tersebut.
Akhir kata mohon maaf karena kami berani menulis surat tanpa kertas bergaris, tapi hati kami tetap baik pada Bapak dan terima kasih atas perhatian Bapak pada bangsa dan negara selama Bapak menjadi presiden. (DTS)
Wabillahittaufiq wal hidayah
Wassalam,
H. Kasman Friady
Mataram NTB
[1] Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 774-775. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto menyatakan berhenti dari kursi Kepresidenan. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.