TIGA ALTERNATIF PEMBENTUKAN FRAKSI MENURUT PSII [1]
Djakarta, Kompas
Presiden LT-PSII H. Anwar Tjokroaminoto mendjelaskan kepada pers kemarin bahwa dalam surat jang disampaikan oleh LT-PSII kepada Presiden Soeharto dalam pertemuan konsultasi baru2 ini, telah dikemukakan beberapa masalah tentang DPR, MPR dan penjederhanaan partai2 politik.
Mengenai gagasan penjederhanaan djumlah Fraksi dalam DPR, LT-PSII menjatakan bahwa ada beberapa alternatif jg dapat ditempuh.
Alternatif pertama dengan memberikan kepada organisasi2 jang ikut dalam pemilu kesempatan untuk membentuk Fraksi sendiri2, sehingga ada 9 Fraksi dan selandjutnja dibentuk Gabungan Fraksi2.
Alternatif kedua, disamping Fraksi ABRI dan Fraksi Golkar dibentuk Fraksi kelompok Persatuan dan Fraksi Kelompok Demokrasi Pembangunan. Alternatif ketiga, dibentuk empat Fraksi dengan dasar djumlah minimum anggota Fraksi. Hal ini berarti tiap2 Fraksi terbuka untuk tiap2 anggota DPR atau kelompok2 anggota DPR.
Tidak Ada Kesukaran
H. Anwar Tjokroaminoto selandjutnja menjatankan bahwa dalam suratnja kepada Presiden. PSII menjatakan dapat menerima alternatif manapun dari ketiga alternatif tersebut dengan mengutamakan alternatif pertama.
Bagi PSII tidak ada kesukaran untuk kerdjasama dalam satu Fraksi dengan golongan manapun, karena kita telah mempunjai landasan jang sama, jaitu UUD ’45 dan Pantjasila.
Berhubung dengan dimuatnja dalam surat2 kabar bahwa PSII ingin masuk Fraksi ABRI, H Anwar Tjokroaminoto menjatakan bahwa hal tersebut tidak terdapat dalam pendapat jang disampaikan oleh PSII kepada Presiden Soeharto. Namun demikian djika ternjata alternative ketiga jang dipilih untui membentuk Fraksi, maka bagi anggota2. PSII dalam DPR-GR bisa sadja duduk satu Fraksi dengan anggota2 dari ABRl.
Dalam pada itu dalam Fraksi manapun PSII akan mendjalankan sikapnja jang kritis korektif dan konstruktif.
Demikian pendjelasan H. Anwar Tjokroaminoto. (DTS)
Sumber: KOMPAS (20/10/1971)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku II (1968-1971), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 942-943.