Presiden Soeharto Instruksikan:
PARA MENTERI SUPAYA LEBIH BANYAK BERI KETERANGAN KEPADA MAHASISWA [1]
Jakarta, Suara Karya
Presiden Soeharto di Bina Graha, Sabtu yang lalu, memberi petunjuk kepada sejumlah Menteri Kabinet Pembangunan untuk lebih banyak memberi penjelasan kepada kalangan universitas dan akademi serta perguruan tinggi lainnya, baik kepada mahasiswa maupun para dosen mengenai apa yang telah dicapai Pemerintah sampai sekarang dan apa yang akan dilakukan dalam Pelita2 yang akan datang beserta masalah2 yang dihadapi.
Demikian keterangan Menteri P & K Syarief Thayeb kepada pers setelah pertemuan berlangsung. Para Menteri yang menghadap Kepala Negara secara bersama-sama hari itu adalah Menteri Riset Sumitro, Menteri P & K Syarief Thayeb, Menteri Kehakiman Moechtar Kusumaatmadja, Menteri Perhubungan Emil Salim, Menteri PAN Sumarlin, Menteri Pertambangan Sadli, Menteri Nakertranskop Subroto dan Kas Kopkamtib Laksamana Sudomo, serta juga Menteri Sekretaris Negara Soedharmono.
Petunjuk Kepala Negara itu diberikan agar antara Pemerintah dan mahasiswa dapat berlangsung dialog yang lebih banyak, sehinggakalangan perguruan tinggi dapat mengetahui lebih banyak lagi mengenai masalah pembangunan yang dilaksanakan Pemerintah.
Dengan dialog2 seperti diharapkan kalangan mahasiswa khususnya dan perguruan tinggi pada umumnya tidak sampai mengalami salah informasi.
Dialog2 yang diharapkan dapat dilaksanakan dalam kesempatan para menteri berkunjung ke daerah2, akan dilakukan secara terbuka dan mengenai masalah apa saja.
Diharapkan pula bahwa dengan adanya dialog seperti itu para mahasiswa akan lebih banyak lagi memberikan sumbangan pikiran melalui saluran2 yang ada.
Dalam hubungan ini dikatakan para mahasiswa bisa saja menyampaikan kritik kepada Pemerintah.
“Kalau mahasiswa tidak mengkritik, maka ia bukan mahasiswa yang betul,” kata Menteri Syarief Thajeb.
Menteri P & K menyatakan sasaran yang dituju Pemerintah dalam hal ini adalah kalangan perguruan tinggi, karena mereka ini adalah pemikir dan calon2 pemimpin bangsa yang akan datang.
Tidak Ada Kultur Oposisi
Langkah Pemerintah untuk lebih banyak mengadakan dialog dengan mahasiswa itu bukan karena Pemerintah menganggap bahwa kultur oposisi tumbuh di kalangan mahasiswa.
“Pada mahasiswa hingga kini tidak ada kultur seperti itu”, katanya.
Dalam menjawab pertanyaan pers, Menteri juga mengatakan langkah tersebut bukan karena adanya gejala di kalangan mahasiswa yang bersikap menentang kebijaksanaan Pemerintah, misalnya dalam soal tarip bis kota Jakarta.
“Bisa saja mereka menentang. tetapi kalau sudah diberi penjelasan oleh Pak Emil, saya kira mereka bisa menerima”, katanya.
Dalam hubungan ini Menteri P & K menilai tidak ada niat kalangan mahasiswa untuk menentang Pemerintah.
Perlu diketahui bahwa dalam rangka usaha Pemerintah memperbanyak dialog dengan kalangan universitas/perguruan tinggi itu, Menteri Riset Sumitro akan bertindak sebagai koordinator. (DTS)
Sumber: SUARA KARYA (25/07/1977)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IV (1976-1978), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 360-361.