AGAR DIHINDARI TERJADINYA PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

AGAR DIHINDARI TERJADINYA PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

Laporan : Nunung Suprono

PRESIDEN

Presiden Soeharto mengimbau kepada para pengusaha, agar menghindari sejauh mungkin terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) sehubungan dengan keadaan resesi ekonomi dunia saat ini.

‘Tetapi," kata Presiden Soeharto, ‘jika memang benar-benar tidak bisa dihindari diharapkannya, agar kepada buruh yang diberhentikan diberikan pesangon sesua dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku."

Itu dikatakan presiden Soeharto ketika menerima Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Federasi Buruh Seluruh Indonesia (DPP FBSI) Agus Sudono, di Bina Graha Jakarta, Selasa siang.

Presiden juga mengimbau kepada buruhjika sampai terjadi PHK terhadap dirinya, uang pesangon yang diterima hendaknya dihemat, kalau mungkin dijadikan modal untuk berusaha di bidang yang baru.

Ketua DPP FBSI Agus Sudono rnengatakan, perusahaan tidak perlu tutup dan mengadakan PHK, caranya yakni dengan mengurangi semua gaji pegawainya, dari pimpinan tertinggi sampai kepada tukang sapu secara proporsional dan didukung semangat solidaritas.

Dia mengemukakan pentingnya semua pihak untuk ikut menghadapi dan menyadari adanya resesi dunia yang akibatnya juga melanda berbagai bidang usaha di Indonesia sekarang ini.

Agus Sudono mengatakan, hingga saat ini dia telah menerima laporan adanya lebih kurang 500 orang yang mengalami tekstil dan etektronik.

Ketua DPP FBSI itu mengimbau kepada para burnh agar mereka juga ikut memahami akibat resesi dunia saat ini yang membawa akibat tidak menguntungkan bagi sejumlah perusahaan di Indonesia.

Kepada para pengusaha dia mengharapkan mengikuti anjuran Kepala Negara agar menghindari sejauh mungkin adanya PHK.

Kepada para pejabat Pemerintah, khususnya yang berkaitan dengan bidang perburuhan, Agus Sudono mengharapkan, serta hati-hati dalam menangani masalah-masalah perburuhan.

Koperasi Buruh

Presiden Soeharto ketika menerima ketua FBSI itu mengimbau pula agar organisasi itu dapat ikut membantu meningkatkan koperasi-koperasi buruh di Indonesia.

Menurut Agus Sudono, pada 10,000 perusahaan yang mempunyai basis FBSI, baru hanya 700 koperasi primer yang terbentuk.

"Dalam Repelita IV diharapkan jumlah koperasi buruh meningkat menjadi 3.500 sampai 4.000 buah,” kata Sudono.

Kepada Presiden Soeharto, Agus Sudono melaporkan pula adanya beberapa perusahaan yang menjual saham-sahamnya kepada masyarakat.

Dalam hubungan ini, Presiden Soeharto mengimbau, agar prioritas untuk memperoleh saham itu juga diberikan kepada buruh yang bekerja di perusahaan tersebut (RA)

Jakarta, Jurnal Ekuin

Sumber : JURNAL EKUIN (01/12/1982)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VI (1981-1982), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 1004-1005.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.