LINGKUNGAN HIDUP MANUSIA DEWASA INI HADAPI TEKANAN-TEKANAN BERAT
PRESIDEN SOEHARTO :
Lingkungan hidup manusia dewasa ini sedang menghadapi tekanan-tekanan yang berat. Tidak saja karena jumlah penduduk yang terus bertambah, tetapi juga karena tingkat konsumsinya yang makin meningkat.
Hasil pembangunan bangsa-bangsa meningkatkan pendapatan sehingga memungkinkan bangsa-bangsa itu menaikkan tingkat konsumsi mereka. Demikian sambutan Presiden Soeharto pada upacara peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 1984 di lstana Negara Selasa kemarin.
Bagi negara yang sedang membangun, seperti halnya Indonesia, maka kenaikan pendapatan sebagai hasil pembangunan tidak bijaksana jika digunakan sepenuhnya untuk meningkatkan tingkat konsumsi. Sebagian dari kenaikan pendapatan tadi harus disisihkan sebagai modal pembangunan selanjutnya. Karena itu kita perlu mengendalikan tingkat konsumsi kita.
Menurut Presiden, usaha mengendalikan tingkat konsumsi juga mempunyai arti penting dalam rangka mengurangi tekanan pada sumber daya alam dan mencegah kerusakan lingkungan.
Pengalaman pembangunan negara-negara maju membuktikan bahwa tingkat konsumsi yang tidak terkendali menghasilkan pola hidup yang boros sehingga menguras sumber daya alam dan merusak lingkungan.
Dalam melaksanakan pembangunan kita merasa bersyukur bahwa kita berkesempatan untuk belajar dari sejarah dan menghindari pola hidup yang boros dan merusak lingkungan.
Semangat mengendalikan diri itu juga kita perlukan untuk mengamankan pelaksanaan Repelita IV yang telah dimulai. Sebabnya, karena dalam Repelita IV kita akan meletakkan kerangka landasan bagi tercapainya tahapan tinggal landas dalam Repelita IV nanti.
Arah perkembangan ini mengharuskan kita untuk menjaga agar sumber daya alam tetap berfungsi dengan baik, sehingga terus dapat menunjang pembangunan jangka panjang secara berkesinambungan, tidak bertanggung jawab jika kita menguras habis sumber-sumber alam sekarang sehingga tidak ada lagi yang tersedia bagi generasi-generasi yang akan datang.
Kita memang harus memanfaatkan sumber daya alam untuk pembangunan. Namun, sejalan dengan itu kita juga harus mengelolanya sehingga tidak merusak lingkungan.
Pola pembangunan yang kita laksanakan harus dapat melestarikan kemampuan lingkungan hidup. Sebaliknya kelestarian kemampuan lingkungan hidup harus menunjang pembangunan.
Karena itu kita menyadari, bahwa dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan kita menjaga kelestarian lingkungan. Semboyan kita adalah, pembangunan tanpa kerusakan…! Bahkan, lebih jauh lagi, gaya hidup dan perilaku yang menjaga lingkungan.
Dengan perilaku dan gaya hidup yang menjaga lingkungan, maka tindak tanduk setiap orang akan selalu mempertimbangkan dampak perbuatannya terhadap lingkungan hidup. Dengan perilaku ini kita akan selalu ingat bahwa merusak lingkungan hidup berarti merusak sendi-sendi yang menunjang kehidupan kita sendiri, kata Presiden.
Pelaksanaan pembangunan yang menjaga lingkungan bukanlah kewajiban pemerintah semata-mata, tetapi tugas kita bersama pemerintah dan masyarakat. Ruang lingkup lingkungan terlalu luas dan terlalu beraneka-ragam untuk dipikul terpisah dan tersendiri oleh pemerintah dan masyarakat masing-masing.
Kegiatan pembangunan menumbuhkan daerah industri, wilayah perkotaan, jaringan prasarana dan wujud lingkungan yang dibangun oleh manusia.
Masing-masing lingkungan memiliki ciri-ciri dan permasalahan sendiri. Permasalahan lingkungan banyak tersebar di daerah sehingga memerlukan penanggulangan di tempat.
Dalam keadaan seperti itu sangat penting peranan kelompok – kelompok yang terhimpun dalam lembaga-lembaga swadaya masyarakat untuk memecahkan masalah lingkungan. Lembaga-lembaga swadaya masyarakat paling cepat merasakan dan paling berkepentingan untuk menanggulangi masalah lingkungan. (RA)
…
Jakarta, Business News
Sumber : BUSINESS NEWS (06/06/1984)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 906-908.