KEBERHASILAN DEVALUASI DITENTUKAN KEGIATAN YANG MENDUKUNG PARIWISATA
Presiden Buka Rapat Kerja Departemen Parpostel
Presiden Soeharto menyatakan peningkatan kegiatan pariwisata dan ekspor non migas merupakan medan juang yang harus diperjuangkan secara mati-matian, karena merupakan jalan paling utama untuk mengimbangi penurunan yang sangat tajam dari penerimaan devisa hasil ekspor minyak dan gas bumi.
Pemerintah telah mengambil langkah strategis dengan memberlakukan devaluasi atas rupiah. “Maka keberhasilan selanjutnya akan ditentukan oleh langkah nyata yang harus kita buktikan di semua mata rantai kegiatan yang mendukung kepariwisataan”.
Penegasan Kepala Negara itu diberikan dalam amanatnya ketika membuka Rapat Kerja Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi (Deparpostel) di Istana Negara Senin pagi.
Di hadapan 176 peserta Raker yang terdiri dari para pejabat Deparpostel, pejabat-pejabat beberapa departemen dan lembaga pemerintah yang ada kaitannya dengan kepariwisataan dan para pengurus Assosiasi usaha swasta di bidang pariwisata, pos dan telekomunikasi.
Presiden mengatakan, yang penting sekarang adalah berusaha sekuat tenaga untuk mengembangkan segisegi positif yang ditimbulkan oleh devaluasi itu di satu pihak serta mengurangi secara maksimal pengaruh negatifnya, di lain pihak. Presiden mengakui, setiap keputusan termasuk mengenai devaluasi itu pasti ada segi positif dan segi negatifnya.
Tujuan utama devaluasi adalah untuk menjamin agar dalam tahun-tahun yang akan datang, neraca pembayaran nasional dalam keadaan sehat, sehingga mampu mendukung kelanjutan pembangunan.
Pengaruh Devaluasi
Khusus untuk sektor pariwisata, Presiden menjelaskan pengaruh positif devaluasi yang diharapkan. Karena devaluasi itu, Indonesia menjadi negara yang menarik bagi wisatawan luaruntuk datang, sebab dengan mata uang asing yang sama, mereka akan memperoleh rupiah yang lebih besar. Selanjutnya mereka akan dapat Iebih banyak membeli barang dan lebih banyak mengadakan perjalanan di Indonesia.
Namun Kepala Negara mengingatkan, daya tarik akibat devaluasi itu baru sebahagian saja dari daya tarik kepariwisataan. Banyak hal yang masih harus dibenahi dan diperbaiki terus menerus tanpa mengenal lelah.
Kepada seluruh departemen, aparatur, kalangan dunia pariwisata dan malahan kalangan masyarakat luas, Presiden menyerukan untuk secara bersama-sama dan terpadu memusatkan perhatian pada peningkatan kegiatan pariwisata itu.
Presiden menyebutkan bidang pariwisata merupakan bidang strategis yang akan menjamin kelangsungan pembangunan di masa datang, karena di dalamnya terletak peluang untuk memperoleh devisa dan memperluas lapangan kerja.
Kepada para peserta Raker Presiden meminta dirumuskannya hal-hal konkrit untuk meningkatkan kegiatan kepariwisataan itu dengan menjabarkan secara jelas langkah-langkah lanjutan yang akan ditempuh.
Juga diingatkan, dalam tahun-tahun terakhir penyelenggaraan raker, seminar, lokakarya dan berbagai kegiatan sejenis sudah sangat dibatasi.
“Raker ini tentu merupakan raker yang penting”, ujar Kepala Negara.
Untuk itu Raker diminta untuk tidak hanya merumuskan kelancaran tugas departemen bersangkutan, tetapi terutama untuk menjamin kelancaran jalannya roda ekonomi dan pembangunan nasional.
Postel
Presiden juga menyorot bidang pelayanan pos dan telekomunikasi yang juga merupakan bidang pembinaan dari Deparpostel. Diingatkan, hingga sekarang masih ada keluhan masyarakat terhadap pelayanan di bidang itu.
“Keluhan itu hendaknya diterima sebagai cambuk untuk memperbaiki diri dan meningkatkan pelayanan yang lebih baik”, kata Presiden.
Tetapi Presiden juga menyatakan rasa gembiranya, karena pelayanan pos dan giro telah menyebar luas hingga mencapai daerah-daerah transmigrasi dan yang terpencil.
Pengantar Pos
Secara khusus Kepala Negara menyampaikan rasa hormatnya kepada para pengantar pos yang kepada tugas dan tanggung jawabnya. Untuk itu Presiden menyebutkan para pengantar pos itu sebagai contoh dari pengabdian yang tinggi dan bertanggung jawab.
Pengantar pos mengayuh sepedanya setiap di bawah terik matahari atau dinginnya sampai ke daerah terpencil. Tak jarang bersusah payah mencari alamat yang tertulis tidak jelas.
“Apa yang mereka tunjukkan hendaknya menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi kita semua untuk meningkatkan rasa tanggung jawab dan pengabdian kepada tugas dan kepada masyarakat”, kata Presiden.
Menparpostel Achmad Tahir dalam laporannya menyebutkan, Raker yang berlangsung tgl 29 September hingga 10 ktober 1986 di Jakarta itu berthema, “Konsolidasi program terpadu dengan terobosan-terobosan baru dan sukses Pemilu.”
Akan dibahas dan dirumuskan dalam Raker mengenai saham Deparpostel dalam kaitannya dengan sasaran pembangunan serta upaya peningkatan efisiensi dan produktivitas. (RA)
…
Jakarta, Pelita
Sumber : PELITA (30/09/1986)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku VIII (1985-1986), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 717-720.