DUBES RI MASALAH TKI DI ARAB SAUDI

DUBES RI MASALAH TKI DI ARAB SAUDI

 

 

Dutabesar RI untuk Arab Saudi, Aang Kunaefi, mengungkapkan banyaknya orang Indonesia yang “dikejar-kejar” pihak berewenang di Arab Saudi karena mereka termasuk pendatang liar.

Mereka bukan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) tapi umumnya eks-jamaah umroh yang bertahan tinggal di Tanah Suci sampai musim haji mendatang kata Aang Kuneafi, bekas Gubernur Jawa Barat, kepada wartawan di Bina Graha Jakarta setelah melapor kepada Presiden Soeharto, Kamis.

Ia memperkirakan jumlah pendatang tidak resmi dari Indonesia itu mencapai ribuan orang, namun pihaknya belum mengetahui pasti berapa yang sudah tertangkap dan berapa yang dikembalikan ke Indonesia.

Dubes menjelaskan, penangkapan oleh pihak berwenang Saudi itu memang sesuai dengan ketentuan hukum di kerajaan itu. Setiap orang asing yang akan tinggal di negeri itu, baik untuk bekerja maupun bermukim sementara menunggu, harus memiliki izin.

Banyaknya pendatang tidak resmi dari Indonesia itu, menurut Aang Kunaefi, akibat ulah biro-biro perjalanan penyelenggara umroh yang tidak menaati ketentuan pemerintah Indonesia.

Berdasarkan SK Menteri Agama, biro perjalanan harus membawa pulang kembali ke Indonesia semua jamaah umroh yang diaturnya jauh sebelum musim haji tiba.

Pemerintah telah mengambil tindakan tegas terhadap biro perjalanan yang terbukti meninggalkan sebagian jamaah umrohnya di Saudi.

Atas pertanyaan wartawan, Dubes Aang mengatakan jumlah TKI di Arab Saudi sekarang sekitar 70.000 orang, lebih dari 60 persen di antaranya tenaga kerja wanita.

Sebagian TKW di Saudi bekerja di bidang non-formal seperti pembantu rumah tangga.

Dubes Aang Kunaefi datang ke Jakarta untuk membicarakan masalah TKW itu dengan Menteri Tenaga Kerja Sudomo. Ia mengharapkan jumlah TKW di bidang non-formal dapat dikurangi dan diganti dengan TKW terampil seperti perawat di rumah sakit, bidan, dokter dan sebagainya.

Ditanya soal perdagangan kedua negara, Dubes mengatakan sampai sekarang neraca perdagangan Indonesia-Saudi masih defisit bagi Indonesia, karena masih besarnya nilai impor minyak mentah dari kerajaan Arab itu. Namun katanya, ekspor non-migas Indonesia ke negara tersebut menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun.

Ia menganjurkan kepada pengusaha Indonesia agar mempersiapkan lebih baik apabila ingin melakukan bisnis dengan Saudi.

”Kesempatan di sana makin terbuka bagi pengusaha kita,” ujarnya.

Kepada Presiden, Dubes Aang juga melaporkan persiapan penerimaan jamaah haji Indonesia tahun ini. Jumat ia melakukan pembicaraan dengan Menteri Agama Munawir Sjadzali guna membahas hal itu. (RA)

 

 

Jakarta, Antara

Sumber : ANTARA (11/06/1987)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 143-144.

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.