PRESIDEN TERIMA LAPORAN WAPRES
Presiden Soeharto Selasa pagi di Bina Graha Jakarta menerima Wakil Presiden Sudharmono yang melaporkan pelaksanaan tugasnya untuk hadir mewakili Pemerintah RI pada upacara pemakaman jenazah Presiden Pakistan Zia-Ul-Haq Sabtu lalu disamping lapor pelaksanaan tugas rutinnya, seperti tugas di bidang pengawasan.
Atas pertanyaan wartawan selesai diterima Presiden, Wapres mengatakan bahwa dalam pertemuan hampir satu jam itu, ia dengan Kepala Negara juga membicarakan secara umum situasi politik dalam negeri dewasa ini.
Sehubungan perjalannya ke Pakistan menghadiri upacara pemakaman Presiden Zia-Ul-Haq Wapres menceritakan kepada Kepala Negara bahwa ia sempat bertemu langsung dengan Pejabat Sementara Presiden Pakistan Ghulam Ishaq Khan.
Kepada Ghulam Ishaq Khan, Wapres Sudharmono menyampaikan pesan Presiden Soeharto bahwa Kepala Negara RI ikut berduka cita dan tidak sempat hadir pada upacara pemakaman itu karena kesibukan di dalam negeri.
“Kelihatannya pesan itu diterima baik sekali sehingga Pejabat Presiden Pakistan minta supaya saya menyampaikan rasa hormat dan terima kasihnya kepada Presiden Soeharto,” kata Wapres.
Ditambahkannya bahwa Penjabat Presiden Pakistan tersebut juga sangat menghargai sikap yang ditunjukkan Indonesia terhadap musibah yang menimpa Presiden Pakistan Zia-Ul-Haq.
Presiden Zia-Ul-Haq meninggal akibat kecelakaan pesawat terbang Rabu pekan lalu bersama-sama dengan seluruh penumpang pesawat itu, Jenazahnya dimakamkan dalam suatu upacara kenegaraan di Islamabad Sabtu lalu.
Wapres Sudharmono memimpin langsung utusan tingkat tinggi yang mewakili Pemerintah RI pada upacara pemakaman tersebut. Ikut dalam utusan tingkat tinggi itu antara lain Menteri Kehakiman Ismail Saleh dan Panglima ABRI Jenderal TNI Try Sutrisno, Wakil Ketua MPR/DPR. Saiful Sulun.
Pengawasan Jalan Terus
Mengenai laporannya soal pengawasan kepada Presiden, Wapres menegaskan kepada wartawan bahwa tugas tersebut akan terus dijalankan, termasuk yang dilakukan berdasarkan informasi masyarakat yang dikumpulkan lewat Tromolpos 5000 Jakarta Pusat.
Wapres menjamin bahwa setiap surat yang masuk melalui tromolpos itu akan dibaca oleh para staffnya, dan surat yang memiliki bobot informasi akan terus diproses sampai tuntas melalui instansi-instansi bersangkutan.
Menurut Wapres jumlah surat yang masuk lewat tromolpos tersebut setiap hari rata-rata 50 pucuk sehingga sampai kini semuanya sudah mencapai hampir 7.500 pucuk surat.
Surat-surat itu umumnya dikirim dari semua propinsi di tanah air namun yang terbanyak dari DKI, Jawa timur, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Sumatera Utara.
Wapres menjelaskan bahwa indikasi keberhasilan pengawasan adalah meningkatnya produktivitas, meningkatnya pelayanan, dan berkurangnya penyimpangan.
Kendati demikian ia mengakui, sukar untuk menetapkan ukuran berkurang atau tidaknya suatu penyimpangan.
“Yang penting, suasananya, bagaimana penilaian masyarakat secara umum,” katanya sewaktu ditanya apakah Kantor Wapres mempunyai ukuran-ukuran tertentu tentang kondisi pengawasan yang akan dicapai.
Munas Golkar
Ketika ditanya apakah dalam pertemuannya dengan Presiden Soeharto juga dibicarakan soal politik dalam negeri, Wapres sambil tertawa berkata “Politik dalam negeri, …aapa ya ? Yaah secara umumlah.”
“Kan menjelang Munas Golkar Pak !” kata wartawan.
“Ooh kalau soal Golkar waktunya lain lagi,” jawab Sudharmono yang kini juga menjabat Ketua Umum DPP Golkar, tetap sambil tertawa.
Kendati demikian, Sudharmono menjelaskan : “Tentu saya menjelaskan kepada Presiden bahwa musda-musda Golkar selama ini berjalan baik, dari daerah tingkat II dan semua daerah tingkat I diharapkan selesai September mendatang.”
“Komentar-komentar di masyarakat meningkat ya Pak ?” pancing wartawan lagi yang spontan dijawab serius oleh Sudharmono, “Bagus…bagus, bagus. Tidak apa-apa, boleh dikomentari.”
Ia juga menyatakan keyakinannya bahwa menjelang Munas Golkar Oktober mendatang, situasi politik akan tetap stabil. “Saya kira kok tidak ada apa-apa, pasti stabil,” demikian Sudharmono. (RA)
…
Jakarta, Antara
Sumber : ANTARA (23/08/1988)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 213-215.