PRESIDEN PANGGIL MENKOP KE ISTANA

PRESIDEN PANGGIL MENKOP KE ISTANA

 

 

Presiden Soeharto menginstruksikan kepada Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Koperasi Jawa Barat, bersama lima Kepala Kantor Departemen (Kakandep) Koperasi, masing-masing Kakandep Tasikmalaya, Garut, Sukabumi, Cianjur dan Ciamis untuk terus memberikan penyuluhan kepada para petani teh di daerahnya agar pendapatan mereka meningkat, disamping mengajak mereka untuk menjadi anggota Koperasi Unit Desa (KUD).

Kakanwil Koperasi Jabar bersama lima Kakandepnya datang ke Bina Graha, Kamis didampingi Menteri Koperasi Bustanil Arifin, atas panggilan Kepala Negara untuk diminta penjelasan tentang perkembangan setelah dibangunnya 4 pabrik Teh Nusamba Indah, yang dibiayai Yayasan Dharmais akhir tahun lalu di wilayah Jawa Barat.

Pabrik teh hitam tersebut dibangun untuk menampung teh di kelima kabupaten tersebut melalui KUD. Sedangkan nantinya para petani, melalui KUD-nya akan memiliki saham 20 persen dari pabrik tersebut.

Keempat pabrik teh yang diresmikan Presiden itu kini mengalami kerugian karena kapasitas produknya tidak penuh, disebabkan banyak petani teh yang mendapat kredit dari KUD tidak menjual tehnya ke pabrik tersebut.

Menurut Bustanil Arifin, suplai ke pabrik teh tersebut seharusnya 20 ton sehari, tapi kenyataannya dibawah itu, jadi kalau keadaan seperti ini terus berlanjut maka keempat pabrik teh akan mengalami kerugian.

“Padahal didirikannya pabrik ini tujuannya bukan untuk mencari untung tapi untuk membantu para petani sepenuhnya, karena nantinya pabrik ini akan menjadi milik petani anggota KUD, dengan cara menyisihkan sedikit harga penjualan tehnya ke pabrik,” kata Menteri Koperasi.

Disebutkan, sebelumnya para petani ini malah minta kepada pemerintah supaya dibangunkan 20 pabrik teh untuk menampung teh hasil perkebunan mereka, karena selama ini harga teh sering dipermainkan tengkulak sehingga harganya menjadi rendah.

‘Tapi baru dibangun 4 pabrik saja tidak berjalan seperti diharapkan, banyak petani tidak menjual tehnya ke pabrik ini. Tapi ke penampung lain yang mengiming-iming dengan harga yang lebih tinggi.” kata Bustanil.

Diakuinya, saat ini memang harga teh sedang tinggi dan tingginya itu sebagai akibat harga teh dunia sedang naik. Disamping tingginya itu karena ada pabrik penampung teh ini.

“Pada saat teh itu harganya turun, tentunya penampung lain tidak akan membeli teh dengan harga tinggi. Sedangkan KUD akan tetap membeli dengan harga yang telah ditetapkan,” kata Bustanil.

Sementara itu Kakanwil Koperasi Jabar, Ir. Iyan Muchtar Effendi mengatakan sebelum ada pabrik ini harga teh hanya sekitar Rp 60, per kg, sedangkan sekarang mencapai Rp 160,- per kg.

“Untuk itu Bapak Presiden telah memberi petunjuk agar aparat Koperasi terus memberikan penyuluhan, kepada para petani agar mereka menyadari tentang masa depannya melalui KUD,” kata Kakanwil Koperasi Jabar itu. (RA)

 

 

Jakarta, Merdeka

Sumber : MERDEKA (23/08/1988)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 215-216.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.