MENPERIND TENTANG PABRIK SEMEN INDARUNG III B

MENPERIND TENTANG PABRIK SEMEN INDARUNG III B

 

 

 

Padang, Antara

Menteri Perindustrian Ir Hartarto menegaskan, perluasan pabrik PT Semen Padang yang akan datang seluruh rangcang bangun dan perekayasaannya akan dilakukan tenaga perusahaan itu sendiri dengan peralatan yang diproduksi dalam negeri.

Penegasan ini disampaikan Menteri Hartarto dalam sambutannya pada upacara peresmian pabrik semen unit Indarung III B yang dilakukan Presiden Soeharto Selasa siang di Indarung. Sedangkan Ny. Tien Soeharto melepas keberangkatan kereta api semen dari stasiun Indarung menuju Teluk Bayur membawa semen curah .

Kini beberapa pabrik semen, baik milik pemerintah maupun swasta, telah mampu menangani sendiri rancang bangun, perekayasaan dan usaha konversi penggunaan BBM ke batubara dan melaksanakannya secara swakelola dengan peralatan dan mesin sebagian besar buatan dalam negeri.

Hal itu, kata Menteri Hartarto, akan menghemat biaya menjadi 60 persen dibandingkan jika pekerjaan itu dilaksanakan kontraktor asing.

Tahun 1986 ekspor semen Indonesia ditetapkan 1.742.000 ton tahun ini diprograrnkan menjadi 2,1 juta ton, kata Menteri Hartarto.

Menteri Perindusterian Hartarto sebelumnya mengatakan, dengan berproduksinya pabrik semen Indarung III B, ini posisi semen Padang akan semakin kokoh sebagai penghasil semen baik untuk pasaran dalam negeri maupun untuk ekspor. Perusahaan ini telah menjadi salah satu andalan bagi ekspor semen pada tahun 1986 dengan mengekspor lebih kurang 335.000 ton dan tahun ini direncanakan 400.000 ton.

Dengan berproduksinya pabrik semen unit Indarung III B kapasitas terpasang pabrik semen ini menjadi 2,13 juta ton per-tahun atau 12,5 persen dari kapasitas semen secara nasional per-tahun.

Sewaktu menyinggung keterlambatan penyelesaian pembangunan pabrik semen unit Indarung III B dari kontraktor PEC of India dibantu para sub kontraktor dari Jepang dan lokal, setelah pembangunan fisik diselesaikan bulan Desember 1986, proyek diserahkan kepada PT Semen Padang. Setelah bidang teknisnya disempumakan akhimya tenaga ahli putra putra Indonesia dari PT Semen Padang sendiri, telah mampu menjalankan pabrik dan sekarang tingkat produksinya telah mencapai 80 persen dari kapasitas terpasang.

Dirut PT Semen Padang Ir Hamdi Gafar melaporkan sejarah singkat perjalanan perusahaan ini sejak didirikan tahun 1910 dari produksi pertama 36.000 ton dan kini sudah mencapai 2,13 juta ton per-tahun atau meningkat sekitar 18 kali.

Peningkatan sebanyak itu justru dicapai setelah pabrik ini dialihkan dari tangan perusahaan BeIanda yang mengelola pertama kepada tangan putra-putra Indonesia sendiri dalam kurun waktu 29 tahun terakhir ini.

Proyek ini menyerap sekitar 2.500 orang yang sebagian besar berasal dari Sumatera Barat sendiri.

Menurut Hamdi Gafar, di pelabuhan Belawan, Sumatera Utara kini juga sedang ditangani proyek pengantongan semen.

PT Semen Padang dalam mendorong pengembangan industri kecil dan pengembangan ekspor komoditi industri, juga bertindak sebagai bapak angkat membina pengrajin tenun, pengrajin logam, industri minyak atsiri, industri gula semut, industri alat dan mesin pertanian, pengrajin batu akik, pengrajin kulit di Sumatera Barat sedangkan di propinsi Riau dibina pengrajin tenun dan pengrajin logam, kata Hamdi Gafar. (LS)

 

 

 

Sumber: ANTARA (23/06/1987)

 

 

 

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 470-472.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.