PRESIDEN RI RESMIKAN TIGA PROYEK DI PADANG

PRESIDEN RI RESMIKAN TIGA PROYEK DI PADANG

 

 

Padang, Antara

Presiden Soeharto mengatakan, pembangunan yang dilaksanakan di Sumatera Barat (Sumbar) benar-benar dinikmati hasilnya oleh masyarakat dan kepada masyarakat diharapkan untuk memelihara apa yang telah dibangun itu.

Pembangunan jalan Manggopoh – Simpang Empat melepaskan daerah Pasaman Barat dari situasi terisolir, pembangunan irigasi Batang Kapar-Ampu memungkinkan panen dua kali setahun dengan produksi 6,5 ton gabah/Ha dan pembangunan PIR Ophir memungkinkan petani peserta berpenghasilan ratusan ribu rupiah/bulan.

Presiden Soeharto mengemukakan hal itu sesaat akan mengakhiri temu wicara dengan 30 orang petani dan anggota masyarakat lainnya seusai peresmian tiga proyek pembangunan di Pasaman Barat, Sumbar.

Ketiga proyek itu ialah peningkatan jalan Lubukalung-Manggopoh (68,9 km) berikut pembangunan jalan baru Manggopoh-Simpang Empat (72,7 km), irigasi Batang Kapar-Ampu yang mampu mengairi 2.200 Ha sawah dan perkebunan inti rakyat (PIR) Ophir 12.000 Ha beserta pabrik pengolahan sawit berkapasitas 40 ton tandan buah segar (TBS) per-jam.

Presiden yang disertai ibu Tien Soeharto tiba dengan helikopter di tempat upacara di kompleks pabrik sawit Ophir tepat pukul 10.10 WIB Selasa sesuai dengan rencana.

Presiden dan ibu Tien disertai oleh Mensesneg Sudharmono SH, Mendagri Supardjo Rustarn, Menteri PU Ir.Suyono Sosrodarsono, Menteri Pertanian Ir.Ahmad Affandi, Menteri Perindustrian Ir.Hartarto dan sejumlah pajabat sipil/ABRI lainnya.

Upacara peresmian ketiga proyek itu diawali laporan Dirut PTP-VI yang mengkelola PIR Ophir Ir.Suratin Subur, Gubemur/KDH Sumbar Ir.Azwar Anas,

Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Pertanian RI. Dalam temu wicara dengan petani dan masyarakat, Kepala Negara menganjurkan agar jangan sampai puas dengan produksi 6,5 ton gabah/Ha tetapi laksanakan pulalah supra Insus sehingga produksi meningkat lagi sampai delapan atau sembilan ton gabah/Ha.

Seorang petani, yang sawahnya terletak dalam jaringan irigasi Kapar-Ampu mengemukakan, sebelum irigasi ini dibangun mereka hanya bersawah tanah hujan dengan produksi maksimal 2,5 ton/Ha, itupun hanya sekali dalam setahun. Kini sudah bisa panen dua kali dengan produksi 6,5 ton gabah/Ha.

Presiden mengingatkan bahwa pembangunan yang kita laksanakan sudah dirasakan hasilnya, karena itu seyogianya apa yang dibangun itu bukan saja dimanfaatkan tetapi juga dipelihara sebaik-baiknya.

Purnawirawan TNI-AD itu yang pernah bertugas di Korem Yogyakarta mengungkapkan ia diterima sebagai petani plasma PIR Ophir tahun 1985 dan masuk ke kebun tahun 1986. Sebelum kebunnya sendiri menghasilkan ia bekerja sebagai tenaga upahan.

Februari 1987 kebunnya mulai panen, dua bulan lebih awal dari rencana. Bulan itu ia menerima Rp.130.000,- bulan berikutnya Rp.170.000,- dan bulan ketiga Rp.204.000,- kini penghasilannya tiga kali penerimaan ketika masih dinas aktif.

Seusai upacara dan setelah menekan tombol sirene pertanda peresrnian proyek serta penandatanganan prasasti Kepala Negara beserta rombongan kembali ke Padang untuk meresmikan pabrik semen Indarung III-B. (LS)

 

 

 

Sumber: ANTARA (23/06/1987)

 

 

 

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 469-470.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.