SU MPR RI 1988: DUBES JEPANG TENTANG PIDATO PRESIDEN
Jakarta, Antara
Duta Besar Jepang untuk Indonesia Sumio Edarnura menilai pidato pertanggung jawaban Presiden Soeharto di hadapan rapat paripurna Sidang umum MPR 1988 memberikan harapan yang cerah bagi pembangunan Indonesia.
Selesai menghadiri rapat paripurna Sidang umum MPR 1988 di gedung MPR/DPR Selasa pagi Edamura mengatakan kepada ANTARA, pidato pertanggung jawaban Presiden tersebut memperlihatkan keinginan yang kuat secara politis untuk mempertahankan kestabilan negeri ini.
Pada gilirannya hal itu akan memecahkan persoalan-persoalan negeri ini, tambahnya.
Dia juga menyatakan, pidato pertanggung jawaban Presiden Soeharto berhasil mengetengahkan tantangan-tantangan dan kesulitan-kesulitan negeri secara seimbang serta realistis.
Dalam situasi ekonomi dunia yang kian suram Indonesia juga dinilai berhasil mengambil keuntungan guna melanjutkan pembangunannya.
“Upaya-upaya deregulasi dan debirokratisasi pemerintah Indonesia merupakan upaya yang sangat kami hargai serta akan mampu lebih mendorong kesejahteraan masyarakat negeri ini”, katanya.
Dubes Jepang tersebut dengan sikap yang terkesan resmi menyatakan keyakinannya bahwa secara politis juga akan tetap stabil karena idiologi Pancasila sudah merupakan komitmen rakyatnya.
Penegasan Presiden Soeharto dalam pidato pertanggung jawabannya memberikan kesan dan harapan akan adanya kesetabilan politik di Indonesia dengan Pancasila sebagai idiologi negara, demikian Dubes Sumio Edamura.
…
Jakarta, ANTARA
Sumber : ANTARA (01/03/1988)
…
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 52.