SU MPR RI 1988: PERSIAPAN PELANTIKAN PRESIDEN

SU MPR RI 1988: PERSIAPAN PELANTIKAN PRESIDEN

Jakarta, Antara

Pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Kamis malam secara lengkap mengadakan rapat membicarakan persiapan pelantikan Presiden terpilih Jend. Purn. Soeharto, yang dijadwalkan berlangsung Jumat pagi di Gedung MPR/DPR Jakarta.

Pertemuan yang dipimpin Ketua MPR/DPR M. Kharis Suhud berlangsung lebih dari satu jam di Ruang pimpinan Majelis Lantai III Gedung MPR/DPR Jakarta, yang dihadiri Wakil Ketua MPRR. Soekardi, Saiful Sulun, R. Soeprapto, Dr. H.J. Naro, dan Drs. Soerjadi.

Menurut Wakil Ketua MPR, Drs. Soerjadi seusai pertemuan itu, rapat pimpinan MPR membicarakan persiapan pelantikan Presiden, serta membicarakan tata cara pelantikan.

Menurut rencana, Rapat Paripurna MPR ke-11 Jum’at pagi akan diawali dengan pembukaan oleh Pimpinan MPR, yang dilanjutkan dengan pelaksanaan sampai dan janji Presiden Soeharto, kemudian dengan penyerahan ketetapan-ketetapan MPR kepada Presiden/Mandataris MPR Rl.

Presiden dalam acara tersebut juga akan menyampaikan pidato sambutan sebelum rapat Paripurna ditutup oleh Pimpinan MPR.

Seusai Rapat Pimpinan MPR, para Wakil Ketua MPR itu langsung menuju ke Ruang KK I Gedung MPR untuk menghadiri rapat Gabungan Pimpinan Fraksi, yang dipimpin Wakil Ketua MPR R. Soekardi.

Rapat gabungan, kata Soerjadi, antara lain membahas mengenai tata cara dan prosedur pemungutan suara pemilihan Wakil Presiden, jika penentuan calon Wakil Presiden dilakukan berdasarkan pemungutan suara.

“Tapi sampai saat ini musyawarah untuk mufakat guna menentukan calon Wakil Presiden masih terus diusahakan.”

Ketua MPR Kharis Suhud ketika ditanya tentang penentuan calon Wapres itu seusai memimpin rapat Pimpinan Majelis tidak memberikan jawaban apapun, dan secara cepat ia langsung menuju ruang kerjanya yang disusul oleh Pangkopkamtib Jenderal TNI L.B. Moerdani.

Tidak diperoleh keterangan hasil pertemuan antara Kharis Suhud dengan L.B. Moerdani. Pangkopkamtib hanya mengatakan pertemuannya dengan Kharis Suhud hanya acara “minum kopi saja”.

“Saya hanya menemani Kharis Suhud saja, kasihan dia, bekerja keras sampai larut malam,” katanya. Dr. H. Jailani Naro, wakil ketua MPR, yang masih tetap dicalonkan sebagai calon Wakil Presiden oleh FPP, Nampak tenang ketika keluar dari ruang kerjanya seusai mengikuti Rapim MPR sekitar pukul 21.10 WIB.

Sewaktu didesak wartawan apakah ia akan maju terus atau mengundurkan diri sebagai calon Wakil Presiden, Naro dengan nada kelakar mengatakan “Maju kena, mundur kena.”

Ungkapan Naro itu mengundang gelak tawa wartawan yang mengerumuni nya. Apa artinya “maju kena, mundur kena, Pak,” tanya wartawan, dan Naro memberikan jawaban singkat “Enaaaakk.”

Ketika menjawab pertanyaan tentang sikap FPP terhadap adanya dua calon Wakil Presiden, Naro mengatakan, akan menghindari adanya voting dan diselesaikan secara musyawarah untuk mufakat.

“FPP kan Pancasilais,” kata Naro sambil menambahkan, akan dilakukan pendekatan-pendekatan.

”Yang mendekati Pak Naro atau Pak Naro yang didekati,” tanya wartawan. Naro tidak menanggapi pertanyaan ini.

Tentang rapim MPR yang baru saja diikutinya, Naro menjelaskan bahwa pertemuan itu tidak membahas masalah calon Wakil Presiden.

Jakarta, ANTARA

Sumber : ANTARA (10/03/1988)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 65-66.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.