PRESIDEN: PERLU PERSATUAN PARLEMEN ASIA-PASIFIK
Jakarta, Antara
Presiden Soeharto berpendapat gagasan membentuk persatuan anggota parlemen Asia-Pasifik perlu dibahas terlebih dulu secara seksama dalam forum-forum komunikasi yang sudah ada di antara negara-negara di kawasan tersebut.
Hal itu dikemukakan Anggota Parlemen Jepang Tatsuo Ozawa kepada wartawan selesai diterima Presiden Soeharto di Bina Graha Jakarta Senin.
“Dengan demikian memang perlu waktu, namun pembahasan secara seksama harus dilakukan agar gagasan tersebut bisa tercapai,” katanya mengutip pendapat Presiden Soeharto.
Tatsuo Ozawa menemui Presiden khusus untuk menyampaikan surat mantan Perdana Menteri Jepang Yasuhiro Nakasone yang mencetuskan ide pembentukan persatuan anggota parlemen negara-negara Asia-Pasifik sekaligus minta masukan serta saran-saran untuk merealisasikannya.
Menurut Ozawa yang dalam pertemuan itu didampingi dubes Jepang untuk RI, Somio Edamura, Kepala Negara juga banyak memberi masukan dan saran-saran lain yang sangat berharga bagi Jepang.
Ditambahkannya, Presiden Soeharto sependapat dengan Nakasone bahwa abad ke-21 merupakan era baru bagi negara-negara Asia-Pasifik, yakni dasar pemikiran yang melatar belakangi munculnya gagasan itu.
Indonesia Pertama
Atas pertanyaan wartawan, Tatsuo Ozawa yang dikenal sebagai teman dekat Nakasone itu mengatakan, Indonesia merupakan negara pertama di Asia yang dihubunginya dalam upaya mewujudkan gagasan tersebut.
“Kami memandang sangat tepat sekali untuk minta bimbingan dari Presiden Soeharto,” kata Ozawa yang telah diberi kepercayaan untuk mengkordinasikan berbagai upaya mewujudkan gagasan Nakasone.
Kecuali menghubungi Indonesia, Nakasone sendiri sekitar sebulan lalu telah menemui Presiden AS Ronald Reagan, antara lain untuk memberi tahu gagasan tersebut.
“Pihak AS setuju dan memberi dukungan positif,” sambung Ozawa yang pernah menjadi Menteri Kesehatan Jepang.
Ia juga menerangkan bahwa gagasan Nakasone tersebut sebenamya akan memperluas peranan wadah yang sudah ada selama ini, yaitu Komisi Ekonomi dan Kebudayaan Pasiflk (PECC), demikian Tatsuo Ozawa sambil menambahkan bahwa Perdana Menteri Jepang Noboru Takeshita juga menaruh perhatian besar terhadap gagasan Nakasone tersebut.
…
Jakarta, ANTARA
Sumber : ANTARA (04/07/1988)
…
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 118-119.