PRESIDEN RESMIKAN PLTP KAMOJANG UNIT II DAN III BANGSA KITA AKAN MAJU, JIKA BERHASIL LAMPAUI RINTANGAN BERAT
Jakarta, Angkatan Bersenjata
PRESIDEN Soeharto mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk menyadari sedalam-dalamnya bahwa bangsa kita hanya akan menjadi bangsa yang maju, jika dalam perkembangan dan pertumbuhannya, mampu melampaui rintangan dan halangan yang besar, serta berhasil keluar dengan selamat dari ujian dan tantangan yang berat.
“Sebagai bangsa yang sedang membangun kita tak boleh gentar menghadapi pelbagai tantangan dan ujian, bahkan dengan bekerja keras serta semangat tinggi kita akan berhasil mengatasi tantangan dan ujian itu,” tambah Presiden pada peresmian berfungsinya Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang Unit II dan III, Selasa.
Menurut Kepala Negara wujud masyarakat maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila yang menjadi cita-cita pembangunan kita adalah masyarakat industri kuat dengan didukung oleh pertanian yang tangguh.
Industri yang maju tidak mungkin bisa diwujudkan tanpa tersedianya tenaga listrik yang cukup. Demikian pula sektor pertanian memerlukan tenaga listrik yang tidak sedikit.
Kesejahteraan masyarakat yang menjadi tujuan pembangunan tidak mungkin terwujud tanpa tersedianya tenaga listrik yang cukup. Mereka tidak akan mengenyam kesejahteraan, jika jutaan terutama yang di desa-desa, belum dapat menikmati tenaga listrik. Apalagi kalau jutaan anak masih harus belajar tanpa penerangan yang memadai.
Sebab itulah, meski telah banyak yang kita bangun, namun kita akan terus membangun di bidang perlistrikan, karena sebetulnya yang kita perlukan masih banyak lagi.
Jangan Tergantung
Presiden Soeharto mengatakan kita tidak boleh terlalu tergantung pada penggunaan minyak untuk membangkitkan tenaga listrik. Sebab meski bumi kita mengandung minyak dalam jumlah yang tidak sedikit, namun kalau digunakan secara besar-besaran dan terus-menerus akan habis. Diingatkan kembali minyak merupakan sumber daya alam yang tidak diperbarui.
Lebih dari itu minyak bumi merupakan salah satu bahan ekspor yang sangat penting. Dari komoditi ini kita memperoleh devisa yang tak sedikit yang diperlukan bagi pembangunan. Jika minyak bumi harus digunakan sendiri untuk membangkitkan tenaga listrik, maka ekspor minyak bumi kita akan berkurang.
Sejalan dengan ini devisa yang kita terima pun menurun, padahal devisa itu sangat kita perlukan dalam jumlah besar untuk pembangunan.
Maka untuk memenuhi kebutuhan listrik bisa digunakan sumber energi lain yang sulit diekspor seperti air, panas bumi, dan sebagainya, mengingat kita kaya akan sumber energi demikian. Penggunaan tenaga panasbumi sebagai pembangkit tenaga listrik, baru kita mulai 5 tahun lalu, karena sebelumnya kita belum mampu menangani teknologinya.
Presiden Soeharto menekankan pentingnya kita menguasai teknologi bagi kesejahteraan masyarakat luas, sebab tanpa penguasaan itu kita akan mengalami kesukaran dalam mengolah sumber daya alam yang kita miliki.
Sejarah perkembangan negara-negara industri modem menunjukkan penguasaan Iptek merupakan jalan pintas untuk mencapai kemajuan dan kemakmuran. Namun, kata Presiden mengingatkan, dalam menggunakan teknologi itu jangan sampai kita mengorbankan alam dan lingkungan hidup manusia.
Tambahan 110 MW
PLTP Kamojang Unit I berkekuatan 30 MW diresmikan Presiden Soeharto Februari 1983, sedangkan Unit II dan III berkekuatan masing-mas ing 55 MW. Dengan demikian PLTP Kamojang memperoleh tambahan 110 MW, yang akan digunakan atau disalurkan ke Gardu Induk (GI) Cilawu Garut dan sebagian ke GI Bandung Selatan.
GI Garut untuk melayani kebutuhan konsumen listrik Garut dan sekitarnya, sedangkan yang disalurkan ke GI Bandung Selatan berkekuatan 150 KV akan dipadukan dengan tegangan dan PLTU Suralaya Banten yang berkekuatan 500 KV untuk memasok kebutuhan energi listrik di Pulau Jawa.
PLTP Kamojang merupakan PLTP pertama di Indonesia, selain itu tengah digarap pula PLTP Kawah Darajat Ganit PLTP Gunung Salak Bogor dan PLPT Gunung Dieng Jawa Tengah.
Energi Panas bumi berasal dari air panas atau uap air yang keluar secara alamiah dari lubang atau celah permukaan bumi. Di Jawa Barat terdapat berbagai obyek pariwisata berupa pemandian air panas seperti di Cipanas, Tarogong Garut atau Ciater Subang.
Di tempat-t empat itu merupakan salah satu bentuk dari produk reservoir panas bumi yang jauh lebih besar di dalamnya.
Di Indonesia biasanya daerah panas bumi terdapat di dekat gunung berapi muda yang dilapisi kantung-kantung batuan yang meleleh atau magma yang mengeluarkan panas pada air tanah di atasnya.
Uap yang keluar dari permukaan bumi itu mempunyai tekanan yang begitu besar, sehingga dari sumur uap tersebut mampu untuk menggerakkan generator turbin. Beda dengan PLTU, uap yang dihasilkan dari ketel harus diproses pada instalasi pemanas lanjut, kemudian baru bisa digunakan untuk menggerakkan turbin pada generator.
Diversifikasi Energi
Menteri Pertambangan dan Energi Subroto dalam laporannya meng atakan, dengan beroperasinya PLTP Kamojang Unit II dan III ini manfaat yang diperoleh adalah menamb ah kapasitas daya listrik terpasang.
Selain itu dapat menghemat penggunaan bahan-bakar minyak sebanyak 1.900.000 barrel per tahun. Secara nasional pembangunan PLTP ini sejalan dengan kebijaksanaan pemerintah dalam melaksanakan diversifikasi energi.
Menurut Menteri, pengembangan panas bumi Kamojang II dan III ini merupakan kerjasama yang rapi antara PERTAMINA dan PLN. Pengeboran sumur-sumur uap dan pemipaannya dilakukan oleh PERTAMINA, sedangkan PLN yang melakukan pembangunan dan pengoperasian PLTP-nya.
Program Kerjasama
Menteri Ilmu Pengetahuan dan Teknologi!Menteri Pertahanan Selandia Baru R.I. Tizard yang mewakili PM David Lange dalam sambutannya mengatakan bahwa PLTP Kamojang ini merupakan contoh paling tepat dari kerjasama yang terjalin dalam berbagai bidang pembangunan di Indonesia dan yang besar manfaatnya bagi kedua belah pihak.
PLTP Kamojang ini merupakan bukti jerih payah, keahlian, tanggungjawab dan prestasi yang membanggakan dari para ahli rekayasa, ilmuwan serta tehnisi bangsa Indonesia. Banyak diantaranya yang berkesempatan memperdalam keahliannya di Selandia Baru.
Tizard juga mengatakan akan menyambut gembira upaya-upaya kerjasama di masa mendatang, baik dalam bidang energi maupun diberbagai bidang pembangunan nasional Indonesia lainnya.
Kemungkinan-kemungkinan yang dapat dipertimbangkan adalah pengembangan pembangkit tenaga panas bumi skala kecil di Flores guna menunjang program listrik masuk desa di daerah tersebut.
Seperti dilaporkan Dirut PLN Ir. Sardjono, pembangunan PLTP Kamojang tahap II yang meliputi Unit II dan III, masing-masing berkapasitas 55 MW peketjaan disain dimulai bulan Juni 1982 oleh konsultan Geothermal Energi New Zealand Limited (GENZL).
Pekerjaan sipil mulai Agustus 1984 oleh kontraktor Indonesia.Pengajuan Unit II dan III dilakukan bulan Agustus 1987 dan September 1987.
Biaya pembangunan proyek PLTP Kamojang II dan III, diluar biaya pengembangan Lapangan Panas Bumi adalah sebesar 62 juta dollar AS dari loan/bantuan IBRD dan sekitar Rp 11,5 milyar dari APBN dan APLN.
Seperti diketahui, pembangunan PLTP Kamojang tahap I dimulai April 1980 dengan kapasitas 30 MW. Pembangunan ini dibiayai dengan grant pemerintah Selandia Baru sebesar 24 juta dollar AS. Unit itu selesai dan mulai beroperasi secara komersial Januari 1983. Diresmikan Presiden Soeharto 7 Februari 1983 dan sampai akhir Januari 1988 ini telah memproduksi listrik 1.103.812.100 KW.
…
Jakarta, ANGKATAN BERSENJATA
Sumber : ANKATAN BERSENJATA (03/02/1988)
…
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 249-252.