PRESIDEN AKAN CANANGKAN OBAT KB MURAH
Jakarta, Angkatan Bersenjata
Akhir Nopember mendatang menurut rencana Presiden Soeharto akan mencanangkan penjualan obat-obatan KB dengan harga murah. Obat-obatan KB dengan harga murah itu adalah obat-obatan yang berfungsi sebagai alat kontrasepsi yang telah diturunkan harganya sampai sekitar 50%-nya.
Hal tersebut dikatakan Ka. BKKBN Pusat Dr. Haryono Suyono dalam jumpa pers di Dep. Penerangan sesaat setelah mengantarkan sejumlah pengusaha yang bergerak dalam bidang farmasi dan memproduksi alat-alat kontrasepsi KB, menghadap Menteri Penerangan Harmoko.
Menurut Ka. BKKBN Pusat, Dr. Haryono Suyono dalam jumpa pers di Dep. Penerangan sesaat setelah mengantarkan sejumlah pengusaha yang bergerak dalam bidang farmasi dan memproduksi alat-alat kontrasepsi KB, menghadap Menteri Penerangan Harmoko.
Menurut Ka. BKKBN Pusat, para pengusaha itu bersedia menurunkan hargaharga obat-obatannya sebagai tanda berpasrtisipasi dalam program KB dan gerakan KB mandiri.
Dikatakan, para pengusaha itu tidak “merugi”, karena penurunan harga barang barangnya dihitung pada “menghilangkan” biaya promosi dan lain-lain. Dalam kaitan itu, kata Ka. BKKBN Pusat biaya promosi “ditangani” BKKBN.
Penurunan harga itu cukup berarti karena obat suntik yang biasanya antara Rp 3.000 Rp. 5.000 sejak 2 Desember mendatang akan turun menjadi Rp 1. 500. Begitu juga spiral, yang biasanya Rp 15.000 akan turun menjadi Rp 5.000.
Maksudnya agar mereka yang mau mandiri dalam ber-KB tidak merasa ”berat”. Para peserta KB mandiri itu bisa pergi ke dokter-dokter praktek swasta dan bidanbidan praktek swasta dengan harga murah.
Ibu Tiga Generasi
Program KB yang salah satu tujuannya adalah untuk mensejahterakan kaum ibu, kata Ka. BKKBN Pusat, sudah memperlihatkan hasilnya. Kesejahteraan ibu-ibu sekarang sudah jauh lebih baik.
Usia harapan hidupnya sekarang mencapai sekitar 50 tahun, sedangkan pada dekade 1945 umur harapan hidup kaum ibu di Indonesia hanya sekitar 30 tahun. Dengan adanya peningkatan itu berani kawn ibu yang tadinya cuma “ibu satu generasi” telah meningkat menjadi “ibu dua generasi”. Artinya ibu-ibu masih tetap hidup sampai kelahiran cucu-cucunya.
Keadaan itu akan terus-didorong agar kaum ibu menjadi “ibu tiga generasi”. Artinya setiap saat dan bisa melihat kelahiran cicit atau cucunya.
Dalam kaitan dengan itu Hari Ibu Desember mendatang akan dipakai sebagai momentum untuk mengajak seluruh lapisan masyarakat agar kesejahteraan keluarga itu lebih meningkat lagi dan kaum ibu menjadi “ibu tiga generasi”. Kepada pers Ka. BKKBN Pusat minta agar dalam pelaksanaan program KB itu, menulis yang benar dan proporsional.
Dicontohkan misalnya ada yang meninggal akibat spiral, tidak perlu ditutupi. Dikatakan spiral memang bisa mematikan pemakainya, tapi kemungkinannya kecil sekali, yaitu antara 3 dari 100.000 pemakainya. Sedang ibu-ibu meninggal sebagai akibat kehamilannya terlalu sering, berkisar pada 450 per 100.000. “Jadi resiko meninggal antara pemakai spiral dengan yang hamil berbeda jauh, lebih banyak yang sering hamil,” katanya.
Sumber : ANGKATAN BERSENJATA(20/10/1988)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 672-673.