GINANJAR: SIDANG OPEC MENDATANG PENTING DAN BERAT
Jakarta, Antara
Menteri Pertambangan dan Energi Ginanjar Kartasasmita memperkirakan, konferensi OPEC mulai 5 Juni mendatang di Wina tidak akan kalah berat dibanding dengan sidang yang lalu dalam mengupayakan kesepakatan dan persatuan bulat semua negara anggotanya.
Setelah melapor kepada Presiden Soeharto di Istana Merdeka Jakarta Selasa siang, Ginanjar menilai konferensi nanti itu punya arti strategis dan diharapkan bisa menghasilkan suatu keputusan yang bisa memantapkan kesatuan OPEC serta peranannya dalam pemasaran minyak dunia.
Dalam hubungan itu Presiden berpesan kepada Ginanjar agar terus mengupayakan kesatuan dan persatuan OPEC, karena itu faktor sangat penting bagi kelangsungan organisasi itu.
Ginanjar mengatakan, selama ini Indonesia selalu diharapkan sebagai pihak yang dapat mempertemukan berbagai pandangan dalam OPEC.
“Bagi saya itu suatu beban tambahan, karena dengan demikian kita harus sangat hati-hati dan tak boleh terburu-buru mengemukakan pandangan kita,” ujar menteri.
Namun, kata Ginanjar, sikap pokok Indonesia adalah keinginan menjarnin agar minyak memperoleh hasil sebesar-besarnya bagi kepentingan rakyatnya.
Dalam cara mencapai tujuan itu Indonesia jauh lebih luwes dibanding negara anggota OPEC lain. “Kita tak punya prinsip prestise atau harga mati. Yang pokok kepentingan nasional diamankan,” ujar Ginanjar.
Hal tersebut, menurut menteri, bisa terwujud kalau OPEC bersatu. Hanya dengan persatuan OPEC harga minyak bisa membaik.
“Kalau OPEC tak bersatu pasti harga tidak terjamin baik, tidak mungkin harga baik kalau OPEC tak bersatu,” tegas Ginanjar.
Kalau OPEC tak bersatu dan harga minyak menjadi tidak baik, maka yang pertama-tama menerima akibat buruknya adalah rakyat Indonesia, demikian Menteri Ginanjar.
Konferensi OPEC mendatang akan diawali dengan pertemuan komite pemantau mulai 2 Juni 1989.
Sumber : ANTARA (23/05/1989)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal.416.