PRESIDEN: JADIKAN PENGGUNAAN PRODUKSI DN SEBAGAI KEBANGGAAN

PRESIDEN: JADIKAN PENGGUNAAN PRODUKSI DN SEBAGAI KEBANGGAAN

 

 

Jakarta, Suara Pembaruan

Presiden Soeharto mengajak menjadikan penggunaan mesin dan peralatan industri dalam negeri sebagai gerakan nasional. “Marilah kita jadikan kebanggaan, jika kita menggunakan produksi dalam negeri. Marilah kita jadikan penggunaan industri dalam negeri itu sebagai gerakan nasional”.

Ajakan Kepala Negara itu disampaikan ketika meresmikan 23 pabrik industri mesin logam dasar dan elektronika di Pasuruan, Jawa Timur hari Kamis. Ke-23 pabrik tersebut berlokasi di Propinsi Sumatera Utara, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Menurut Kepala Negara, pengembangan industri memerlukan pasar. Karena itu harus diusahakan untuk selalu memanfaatkan setiap peluang pasar yang ada, baik di dalam maupun di luar negeri. Di samping terus berusaha mendapatkan pasar di luar negeri, pemanfaatan pasar dalam negeri (DN) sangat penting bagi pengembangan industri yang menghasilkan barang-barang modal.

“Karena itu saya perlu menegaskan lagi agar kita mengutamakan penggunaan mesin peralatan buatan dalam negeri, baik yang diperlukan oleh departemen­departemen, badan usaha milik negara maupun oleh masyarakat luas. Banyak barang­barang modal buatan dalam negeri yang mutunya tidak kalah dengan barang-barang impor dan harganya jauh lebih murah”,kata Presiden Soeharto.

 

Membesarkan Hati

Pada bagian lain sambutannya, Presiden Soeharto mengatakan makna peresmian pabrik-pabrik baru dan perluasan pabrik ini adalah bahwa ekonomi Indonesia tetap mengalami pertumbuhan dan pembangunan nasional terus bergerak maju. Semuanya sangat membesarkan hati, sebab dalam Repelita IV yang baru lalu ekonomi Indonesia mengalami tekanan-tekanan yang berat terutama karena situasi ekonomi dunia yang tidak menguntungkan pembangunan nasional.

“Di tengah-tengah keadaan berat dalam Repelita IV itu saya pemah mengatakan, bahwa kita harus terus berjuang dan mencari setiap peluang agar kita dapat keluar dengan selamat dari himpitan berbagai kesulitan yang kita hadapi dan berbagai halangan yang menghadang. Saya juga pernah mengatakan, dengan bekerja keras, mudah-mudahan kelak kita dapat mengatakan bahwa semua kesulitan dan hambatan tadi akan dapat kita anggap sebagai rahmat yang terselubung. Harapan yang kita sertai dengan kerja keras itu kini ternyata mulai menunjukkan hasilnya”, kata Kepala Negara.

Kemajuan-kemajuan yang dicapai di bidang pembangunan industri dan pembangunan pada umumnya, tidak terlepas dari langkah-langkah deregulasi dan debirokratisasi yang telah diambil beberapa tahun yang lalu. Inti dari kebijaksanaan ini adalah memberikan kepercayaan dan peluang kepada masyarakat luas untuk mengembangkan kemampuan-kemampuannya dalam ikut serta memikul tanggung jawab pembangunan nasional.

 

Proses Tinggal Landas

“Kemajuan yang kita capai dalam bidang ekonomi, setelah melampaui saat-saat sangat sulit, menambah kepercayaan kita semua bahwa dalam Repelita V ini kita akan dapat memantapkan landasan pembangunan sehingga Repelita VI nanti bangsa kita dapat mulai memasuki proses tinggal landas”.

Di samping memantapkan swasembada beras, hasil-hasil pertanian mulai terkait dengan pembangunan industri. Di satu pihak, kemajuan pertanian itu mendapat dukungan pembangunan industri dan di lain pihak, hasil-hasil pertanian juga telah mulai dapat diolah oleh industri-industri dalam negeri menjadi barang-barang yang lebih tinggi nilainya

“Secara singkat kita dapat merasa lega, karena kita makin dapat membangun industri yang kuat dengan dukungan pertanian yang tangguh, yang sekaligus membuat perekonomian kita lebih seimbang pada tingkat yang makin tinggi”.

 

 

Sumber : SUARA PEMBAHARUAN (27/07/1989)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal.456-458.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.