PIDATO RAPBN AMANAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PENGANTAR NOTA KEUANGAN DAN RAPBN 1993-1994 7 JANUARI 1993

PIDATO RAPBN AMANAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PENGANTAR NOTA KEUANGAN DAN RAPBN 1993-1994 7 JANUARI  1993[1]

Jakarta, Antara

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Saudara Ketua,

Para Wakil Ketua dan para Anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang saya hormati Para undangan dan hadirin yang berbahagia Saudara-saudara se Bangsa dan se TanahAir Hari ini saya merasa berbahagia dapat memenuhi permintaan Saudara Ketua yang terhormat untuk menyampaikan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 1993/94. Tugas ini saya nilai sebagai salah satu tugas konstitusional Presiden yang penting.

Sebelum itu, saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk menyampaikan Selamat Tahun Baru 1993 kepada para Anggota Dewan yang terhormat. Semoga tahun yang barn ini memberi kesehatan dan kesejahteraan bagi kita semua, sehingga kita dapat memberi pengabdian yang sebesar-besamya kepada bangsa dan negara yang sedang membangun ini. Masih dalam suasana perayaan Natal, saya juga ingin menyampaikan Natal kepada para Anggota Dewan yang hadir merayakannya. Saudara Ketua yang terhormat, Rancangan APBN 1993/94 yang saya ajukan kepada Dewan yang terhormat hari ini sangat penting dan sangat strategis sifatnya dalam keseluruhan perkembangan dan pembangunan bangsa kita. Di dalamnya terkandung apa yang akan kita kerjakan sebagai bangsa dalam tahun terakhir REPELITA V. Kita sungguh-sungguh sedang memasuki tahun yang merupakan tonggak sejarah. Kita memasuki tahun yang menentukan. Kita akan merampungkan Pembangunan Jangka Panjang Tahap Pertama. Karena itu dalam tahun terakhir REPELITA V itu kita harus mengambillangkah­ langkah strategis, untuk memantapkan kerangka landasan pembangunan. Dengan begitu kita benar-benar siap memasuki era tinggal landas. Langkah-langkah strategis itu mungkin saja merupakan langkah yang berat. Dengan meratakan jalan hari ini, perjalanan pembangunan kita di hari esok akan lebih lancar.

Pembangunan kita tetap berpusat pada pembangunan ekonomi. Namun, pembangunan suatu bangsa berarti membangun semua segi kehidupan yang lain. Tertinggalnya pembangunan suatu bidang akan membuat jalannya pembangunan itu pincang. Itulah sebabnya, dalam membicarakan Rancangan APBN tahun terakhir REPELITA V ini, saya ajak kita semua meneliti keadaan bangsa kita sekarang. Semuanya itu kita lakukan dengan pikiran yang jernih, dengan hati yang tenang dan dengan rasa tanggungjawab yang besar. Semua yang baik kita mantapkan, kita perluas dan kita perdalam. Yang masih terbengkalai kita benahi. Yang bengkok kita luruskan. Prakarsa-prakarsa baru kita lancarkan. Inilah makna dari pembangunan yang berkesinambungan, dengan keberanian untuk mengadakan koreksi dan penyegaran yang terus menerus.

Sasaran kita dalam Pembangunan Jangka Panjang Tahap Pertama adalah meletakkan landasan yang kukuh kuat bagi pembangunan nasional tahap berikutnya, yang harus tambah dan berkembang dengan penuh kemandirian. Landasan yang kuat itu mencakup landasan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan.

Didukung oleh semangat kebangsaan yang tumbuh sejak awal abad ke-20 ini, ditempa oleh suka dukanya perjuangan membangun negara baru, maka landasan ideologi dan politik bagi pembangunan bangsa kita sekarang sudah cukup kuat. Dengan sabar, hati-hati dan tekun, kita membangun rangkaian konsensus nasional dalam menjabarkan dan mengamalkan Pancasila dan UUD 45. Di bawah naungan UUD 45 kita telah lima kali melaksanakan Pemilihan Umum. Dengan segala kekurangan yang masih ada, lembaga tertinggi negara dan lembaga-lembaga tinggi negara makin berfungsi dan saling berhubungan sesuai yang diinginkan oleh UUD 45. Keyakinan kita makin mantap bahwa setiap orang, setiap golongan dan setiap umat mempunyai tempat yang absah dalam kehidupan bangsa dan negara kita yang berdasarkan Pancasila ini.

Perbedaan pendapat di antara kita tidak lagi mengenai hal-hal yang mendasar dalam kehidupan negara,melainkan mengenai wujud pelaksanaannya. Hal itulah yang berkembang dalam masyarakat. Hal itu pula yang berkembang di lembaga-lembaga perwakilan. Apapun isi dan lingkupnya, perbedaan pendapat itu tidak lagi menggoyahkan sendi-sendi kebersamaan kita.

Semuanya itu kita syukuri sedalam-dalamnya. Lebih-lebih, jika kita saksikan dengan pedih, masih banyaknya bangsa-bangsa lain yang dilanda oleh pertikaian dan permusuhan dalam tubuhnya sendiri. Yang di dapatkan tidak lain adalah perpecahan, kemunduran dan penderitaan yang tidak berkesudahan.

Sejalan dengan meningkatnya taraf pendidikan, bertambah luasnya wawasan dan bertambah banyaknya informasi yang kita peroleh berkat kemajuan pembangunan, maka kita mencurahkan perhatian yang makin besar terhadap peningkatan mutu demokrasi, hak-hak asasi manusia dan tegaknya hukum.

Dalam pidato saya kepada bangsa Indonesia pada penutupan tahun 92 minggu yang lalu, saya berkata bahwa sebagai bangsa yang dijajah selama lebih dari 350 tahun oleh kolonialisme, kita berhak menyatakan kepada dunia bahwa kita sangat tahu makna demokrasi dan hak-hak asasi manusia. Semangat demokrasi dan hak-hak asasi manusia itu bahkan meresapi setiap kalimat dari UUD kita yang lahir dalam perjuangan kita mencapai kemerdekaan nasional. Faham kita mengenai demokrasi dan hak-hak asasi manusia itu berpangkal pada kesadaran kita mengenai hakikat manusia sebagai makhluk individu dan sekaligus sebagai makhluk sosial. Faham kita ini bersumber pada Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, yang diresapi oleh keempat Sila lainnya dari Pancasila.

Landasan di bidang pertahanan keamanan terasa cukup kukuh. Doktrin pertahanan keamanan kita mengandalkan diri pada ketahanan nasional dalam menghadapi berbagai bentuk ancaman, baik yang datang dari luar maupun dari dalam. Kekuatan pertahanan keamanan yang kita bentuk tidak tertuju ke luar batas-batas wilayah kita sendiri. Kekuatan itu dibangun untuk membela integritas wilayah dan kedaulatan negara. Doktrin pertahanan keamanan kita terbukti berhasil mengatasi gangguan keamanan yang terjadi di wilayah kita sendiri.

Pembangunan dalam bidang sosial budaya mencapai banyak kemajuan. Berbagai golongan dalam masyarakat kita yang majemuk ini terbukti menunjukkan toleransi yang tinggi satu sama lain. Malahan, telah banyak bekerja sama dan saling tolong menolong, baik dalam suka maupun dalam duka.

Namun, sukar dihindari tampilnya sekali-sekali unsur ekstrim dalam setiap golongan, yang secara-sengaja ataupun tidak sengaja, mengganggu hal-hal yang amat peka dalam hubungan antar golongan ini. Hal ini memerlukan kewaspadaan dan sikap arif dari kita semua, terutama para pemuka masyarakat dan pemuka semua golongan dan lapisan.

Sementara itu dewasa ini kita hidup dalam dunia yang sedang berubah. Kehidupan ekonomi dunia sedang mencari bentuk dan keseimbangan-keseimbangan  baru. Pengelompokan-pengelompokan regional sedang bermunculan. Kita memang terus berjuang untuk menghidupkan kembali dialog Utara-Selatan demi terwujudnya keadilan ekonomi dunia.

Kita tidak hanya menunggu-nunggu saja. Keadilan ekonomi dunia itu kita petjuangkan dengan nyata bersama-sama negara-negara anggota Gerakan Non Blok lainnya, sebagai pelaksanaan dari Pesan Jakarta yang merupakan hasil KTT-10 Gerakan Non Blok beberapa bulan yang lalu. Sebagai Ketua Gerakan kita terus bernsaha sekuat tenaga melaksanakan semua keputusan yang telah diambil.

Apapun arah perkembangan ekonorni dunia, kita juga harus tetap memberikan perihal sepenuhnya pada upaya-upaya yang tidak henti-hentinya untuk memperkuat ketahanan ekonomi kita. Daya saing kita harus meningkat, agar kita mempunyai tempat yang bermakna dalam percaturan ekonomi dunia.

Sidang Dewan yang terhormat,

Di bidang ekonomi kita memasuki tahun 93 dalam suasana yang lebih mantap dibanding setahun yang lalu.

Waktu saya menyampaikan Rancangan APBN 1992/ 93 kepada Dewan yang terhormat, kita sedang di tengah-tengah upaya untuk menurunkan suhu perekonomian kita. Setahun yang lalu kita sedang menghadapi tekanan inflasi yang cukup kuat, defisit transaksi berjalan yang besar, arus pinjaman komersial luar negeri yang hampir melampaui batas yang aman. Bahkan, kita juga dibayangi oleh kemungkinan timbulnya kekeringan. Kita bersyukur bahwa tahun 92 telah dapat kita lalui dengan selamat.

Sekarang berdasarkan petunjuk-petunjuk yang ada dapat merancang APBN 1993/ 94 dalam keadaan perekonomian kita yang lebih baik. Karena itu kita merasa lebih optimis dalam petjalanan yang akan dilalui ekonomi kita dalam tahun 1993/ 94 ini.

Kendatipun demikian, tahun 92 bukanlah tahun tanpa masalah. Bukan tahun yang bebas dari peristiwa-peristiwa yang kurang menyenangkan. Kekeringan memang tidak terjadi; tetapi datang musibah bencana alam lain yaitu banjir dan gempa bumi di beberapa wilayah di tanahAir. Bencana-bencana itu sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat dan kehidupan ekonomi setempat. Gempa bumi yang baru-baru ini menimpa Flores telah menimbulkan kerngian yang sangat besar. Saudara-saudara kita di Flores dan pulau sekitarnya mengalami penderitaan yang sangat berat. Musibah itu telah menggugah rasa keprihatinan kita semua yang mendalam dan secara tidak langsung menguji rasa kesetiakawanan kita sebagai bangsa. Sungguh mengharukan tanggapan dan uluran tangan. yang spontan dari seluruh penjuru Tanah Air, dari seluruh kalangan, golongan dan umat semua agama. Ini semua adalah wujud nyata rasa kesetiakawanan dan rasa kemanusiaan bangsa Indonesia.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberi tempat yang layak kepada arwah Saudara-saudara kita yang tewas. Semoga kepada seluruh keluarga yang ditinggalkan, diberi-Nya ketabahan lahir batin.

Dari mimbar ini saya atas nama rakyat dan Pemerintah Indonesia ingin sekali lagi menyampaikan rasa terima kasih yang dalam atas ucapan belasungkawa, keprihatinan dan pemberian bantuan dari banyak sekali Kepala Negara, Kepala Pemerintahan dan badan-badan  internasional.

Sementara itu, meskipun kegiatan ekonomi secara nasional masih tetap meningkat, beberapa cabang perekonomian masih  bel um sepenuhnya pulih dari kelesuan. Beberapa cabang lainnya mengalami masalah perburuhan. Lainnya lagi masih harus menuntaskan proses konsolidasinya. Tetapi, apabila kita melihat berbagai peristiwa dan masalah tadi dalam perspektif nasional dan dalam wawasan yang lebih luas, maka semua itu menunjukkan bahwa bahtera ekonomi kita itu sendiri tetap segar melaju ke depan.

Secara keseluruhan, ekonomi nasional kita memang telah mengalami berbagai kemajuan dibanding setahun yang lalu. Marilah bersama-sama kita menelitinya. Melalui berbagai kebijaksanaan yang kita ambil, dalam tahun yang baru lalu tekanan inflasi secara bertahap dapat dikurangi. Selama tahun 92 laju inflasi dapat kita kendalikan pada tingkat yang rendah, yaitu 4,94%. Selama hampir 25 tahun membangun kita hanya mengalami 2 tahun dengan laju inflasi yang lebih rendah dari itu, yaitu dalam tahun 71 dan tahun 85. Keberhasilan ini patut kita catat. Dan harus kita pertahankan. Kestabilan harga memang harus kita upayakan dengan sungguh­ sungguh karena inflasi mempunyai dampak luas terhadap berbagai segi kehidupan masyarakat. Harga-harga kebutuhan rakyat yang mantap adalah landasan bagi terciptanya rasa tenteram dan ketenangan hidup rakyat. Sebaliknya, harga-harga yang terus membumbung merupakan sumber kesengsaraan masyarakat dan keresahan sosial. Harga-harga yang stabil juga merupakan syarat untuk memeratakan hasil-hasil pembangunan yang benar-benar dirasakan oleh masyarakat luas. Demikian pula, hanya dalam suasana harga-harga yang stabil maka para petani kita, para usahawan kita dapat mengelola usaba mereka secara lebih produktif, mengatur produksi mereka secara lebih pasti dan menyusun rencana investasi mereka secara lebih rasional dan lebih berwawasan jangka panjang. Semua itu berpangkal pada adanya kestabilan barga. Sesungguhnyalah, harga-harga yang stabil berdampak positif bagi pemerataan dan pertumbuhan ekonomi.

Situasi neraca pembayaran kita juga makin mantap. Selama tahun 92 harga minyak ekspor kita cukup baik, sehingga penerimaan ekspor migas cukup mantap. Yang sangat menggembirakan adalab perkembangan ekspor non migas. Selama 10 bulan pertama tahun 92 ekspor non migas meningkat dengan laju hampir 25%. Pada bulan Agustus, untuk pertama kalinya ekspor non migas bulanan melampaui nilai 2 milyar dolar Amerika. Selama bulan Oktober nilai ekspor non migas mencapai lebih dari 2,3 milyar dolar Amerika. Perkembangan ekspor non migas yang cukup membesarkan hati ini, terjadi justru dalam suasana ekonomi dunia yang secara umum masih saja lesu. Hal ini makin mempertebal keyakinan kita bahwa upaya-upaya dan langkah-langkah deregulasi yang kita ambil sampai saat ini memang membawa hasil. Juga tampak bahwa ekspor non migas kita telah menemukan momentumnya. Tugas kita selanjutnya adalah memelihara dan memperkuat momentum yang sudah tercipta itu. Kita perlu terus menyempurnakan pelaksanaan kebijaksanaan deregulasi secara konsekuen, melanjutkannya untuk bidang-bidang industri, pertanian dan lain-lain yang sampai sekarang belum sepenuhnya kita tangani, meningkatkan prasarana-prasarana pendukungnya dan terus berusaha mendorong investasi di bidang ekspor non migas. Seperti halnya dengan tahun-tahun sebelumnya, ekspor hasil-hasil industri tetap merupakan penggerak utama dari perkembangan ekspor non migas kita yang dinamis itu. Perkembangan ekspor non migas kita di waktu-waktu mendatang sungguh akan tergantung pada keberbasilan kita dalam membangun industri dalam negeri yang efisien, produktif dan benar-benar mampu bersaing di pasar dunia, termasuk industri-industri yang mengolah hasil pertanian dan sumber alam lainnya. Upaya kita untuk meningkatkan ekspor non migas memang terkait erat dengan upaya kita untuk melaksanakan industrialisasi yang mampu bersaing di dalam dan di luar negeri. Keduanya harus dilaksanakan dalam satu strategi yang terpadu.

Beberapa segi penting lain dari neraca pembayaran juga menunjukkan perbaikan selama tahun  92. Pada tahun  1990/91 sewaktu ekonomi kita memanas, impor kita di luar minyak bumi dan gas melonjak cepat dan meningkat dengan lebih dari 30%. Dengan adanya kebijaksanaan pengendalian moneter yang didukung dengan kebijaksanaan untuk mengelola pinjaman-pinjaman  komersial luar negeri, maka pertumbuhan impor non migas dapat kita kendalikan menjadi sekitar 11% dalam tahun 1991/ 92. Dalam tahun 1992/93 ini impor non migas diperkirakan tumbuh dengan laju sekitar 13%. Dengan kembalinya pertumbuhan impor pada tingkat yang lebih normal, dan dengan ekspor non migas yang diharapkan dapat terus meningkat, maka perimbangan antara ekspor dan impor menjadi lebih baik dan defisit transaksi betjalan secara bertahap mengecil. Dalam tahun 1991I 92 yang lalu defisit transaksi berjalan masih besar, yaitu mencapai 4,4 milyar dolar Amerika. Perkiraan sementara menunjukkan bahwa untuk tahun 1992/ 93 ini defisit tersebut dapat turun menjadi 3,8 milyar dolar Amerika. Untuk tahun 1993/ 94 nanti, apabila kita mampu mempertahankan momentum ekspor kita dan apabila pertumbuhan impor tetap dalam batas-batas normal, maka defisit transaksi berjalan dalam neraca pembayaran kita diperkirakan akan dapat turun lagi menjadi sekitar 3,2 milyar dolar Amerika. Kecenderungan ini menunjukkan bahwa kita dewasa ini sedang dalam proses menuju ke arah tingkat defisit transaksi berjalan yang lebih wajar, yakni yang mampu kita pikul dalam jangka panjang.

Upaya kita untuk mengkoordinasikan pinjaman-pinjaman komersial luar negeri melalui Tim PKLN juga nampak membawa hasil. Seperti kita sadari, pinjaman komersial luar negeri mengandung persyaratan bunga dan masa pengembalian yang berat. Karena itu apabila dimanfaatkan melebihi batas-batas yang aman, jelas dapat memberatkan neraca pembayaran di waktu mendatang. Selama beberapa tahun yang lalu pinjaman komersial luar negeri meningkat sangat cepat. Tetapi, selama tahun 92 perkembangannya mengarah pada kestabilan dan tidak menunjukkan pelonjakan­ pelonjakan yang mengkhawatirkan. Namun, dalam masalah ini kita sama sekali tidak boleh meninggalkan kewaspadaan dan sikap berhati-hati. Sebab, apabila pinjaman komersial melonjak dengan cepat, maka situasi ekonomi kita di dalam dan di luar negeri akan berubah dengan cepat pula. Karena itu adalah mutlak bahwa perkembangan pinjaman komersialluar negeri harus tetap kita waspadai dengan cermat dan pelaksanaannya harus benar-benar sesuai dengan urutan prioritas nasional. Dalam pada itu, cadangan devisa kita terus meningkat yang sekarang mencapai lebih dari 11 milyar dolar Amerika. Ini merupakan perkembangan positif dalam neraca pembayaran kita.

Semua hasil-hasil positif tadi tidak kita capai dengan cuma-cuma, tanpa pengorbanan. Sejak awal kita menyadari bahwa kita harus melewati masa penyesuaian ekonomi yang tidak ringan. Menurunkan suhu perekonomian berarti mengurangi kecepatan perputaran mesin ekonomi, setidak-tidaknya untuk sementara waktu, Dalam tahun 92, beberapa cabang kegiatan ekonomi mengalami perlambatan dan bahkan kelesuan. Namun di banyak cabang kegiatan ekonomi yang lain irama kegiatannya tetap memadai dan beberapa di antaranya justru meningkat terus. Ekspor non migas masih tetap kuat. Produksi hasil-hasil industri, terutama yang dipasarkan untuk ekspor, tetap berkembang baik. Karena curah hujan yang cukup,maka produksi tanaman pangan ternyata juga baik. Dalam tahun 92 produksi padi diperkirakan naik dengan lebih dari 5%. Sedangkan, dalam tahun 91 yang lalu mengalami kemerosotan, sebagai akibat dari kekeringan di beberapa daerah penghasil, Dalam pada itu nilai proyek-proyek PMDN yang disetujui selama tahun 92 menurun dibanding tahun sebelumnya. Tetapi nilai totalnya tetap memadai. Dan apabila dilaksanakan, maka akan mampu mendukung kegiatan ekonomi di waktu-waktu mendatang. Sementara itu nilai proyek-proyek PMA yang disetujui dalam tahun 92 ternyata lebih tinggi dibanding tahun 91. Selanjutnya, impor bahan baku dan barang­ barang modal yang mendukung kegiatan produksi dan investasi dalam negeri secara total juga meningkat, meskipun laju peningkatannya tidak setinggi tahun 90 sewaktu ekonomi kita memanas. Dengan demikian, tahun 92 jelas bukan tahun kemandegan ekonomi. Tahun 92 adalah tahun penyesuaian yang diiringi pertumbuhan ekonomi yang memadai.

Saudara Ketua, para Wakil Ketua dan Anggota Dewan yang saya hormati, Dengan kembali normalnya suhu perekonomian, maka tugas kita selanjutnya mencakup dua hal. Yang pertama, adalah mengkonsolidasikan situasi stabil yang telah dicapai itu. Dan yang kedua, adalah terus memperkuat kemampuan perekonomian kita agar dapat melaju lebih cepat tanpa menimbulkan lagi pemanasan suhu ekonomi. Kita ingin tumbuh dengan laju yang cukup tinggi, dalam suasana yang stabil.

Mengenai konsolidasi ekonomi, maka yang paling penting adalah keteguhan hati kita untuk tetap memegang prinsip-prinsip dasar pengelolaan ekonomi makro yang sampai sekarang terbukti mampu menghasilkan kestabilan ekonomi. Dalam berbagai kesempatan saya tidak jemu-jemu menyebutkan hal ini. Karena, kestabilan ekonomi makro adalah prasyarat yang mutlak bagi keberhasilan apapun yang kita lakukan di setiap bidang kegiatan ekonomi. Pengalaman yang sangat pahit dari negara-negara lain telah memberikan banyak pelajaran mengenai hal ini. Karena itu, kebijaksanaan anggaran negara harus tetap didasarkan pada disiplin anggaran berimbang dan dinamis. Juga penting sekali kita tetap pegang teguh-prinsip kehati-hatian dalam melaksanakan anggaran pendapatan dan belanja negara. Demikian pula, kebijaksanaan moneter harus selalu dilaksanakan serasi dan saling menunjang dengan kebijaksanaan anggaran negara tersebut. Dengan begitu,perkembangan uang beredar

selalu dalam batas-batas yang aman untuk menjamin kestabilan harga yang mantap dan mendukung pertumbuhan ekonomi. Selanjutnya, kebijaksanaan pinjaman luar negeri harus berhasil memberikan dukungan yang sebesar-besarnya bagi pembangunan. Pinjaman luar negeri harus kita kelola dalam batas-batas yang aman dan tidak membahayakan neraca pembayaran kita sekarang maupun di masa yang akan datang. Perkembangan pinjaman yang syaratnya tidak lunak harus dikelola secara cermat agar tidak melewati batas-batas aman tersebut. Kebijaksanaan fiskal, moneter dan pinjaman luar negeri yang berhati-hati ini merupakan jangkar kestabilan ekonomi nasional kita. Karena itu, perlu terus-menerus kita mantapkan pelaksanaannya.

Sekarang perkenankan saya, Saudara Ketua yang terhormat, menguraikan berbagai langkah untuk meningkatkan kemampuan perekonomian kita agar tumbuh lebih cepat tanpa menimbulkan risiko ketidakstabilan ekonomi. Hal ini penting mengingat sebentar lagi kita memasuki Pembangunan Jangka Panjang Tahap Kedua. Dalam tahap yang sangat penting itu, perekonomian nasional kita harus mampu mendukung laju pembangunan yang lebih tinggi, tanpa meningkatkan suhu ekonomi terlalu cepat. Ini selanjutnya berarti bahwa setiap unsur dari mesin ekonomi itu harus ditingkatkan kemampuan dan efisiensinya, koordinasi dan keserasian gerak antara unsur-unsur itu harus makin diperlancar, dan kendala -kendala yang menghambat itu semua harus dilonggarkan. Untuk itu, ada sejumlah bidang yang perlu mendapat perhatian kita.

Pertama, kita perlu terus membangun prasarana ekonomi seperti listrik, telekomunikasi, pelabuhan, jalan dan lain-lain untuk mendukung laju pertumbuhan ekonomi yang kita inginkan. Kapasitas baru di bidang prasarana dasar ini memang perlu terus kita bangun. Ini jelas memerlukan dana yang sangat besar. Di samping itu, langkah-langkah penting lainnya tidak boleh kita lupakan. Efisiensi pemanfaatan dari prasarana yang ada perlu terus kita tingkatkan, sumber-sumber kemubaziran penggunaann ya kita hilangkan, pemeliharaannya perlu kita laksanakan secara tertib dan teratur. Langkah-langkah tadi harus dilakukan bersama-sama dengan membangun prasarana -prasarana yang baru. Kita harus membuangjauh-jauh sikap atau kebiasaan untuk selalu ingin membangun proyek-proyek baru, sedangkan proyek -proyek yang sudah ada tidak dipergunakan dengan baik dan bahkan tidak dipelihara sebagaimana seharusnya. Sikap atau kebiasaan yang demikian itu mengakibatkan penghamburan dana.

 

Mengingat kebutuhan dana yang besar untuk pembangunan prasarana ini, maka dunia usaha dan masyarakat perlu terus didorong keikutsertaannya dalam membangun, mengoperasikan dan memelihara prasarana-prasarana itu. Dalam hubungan ini perlu dibangkitkan kesadaran masyarakat mengenai rasa ikut merniliki fasilitas-fasilitas prasarana yang kita bangun. Rasa ikut memiliki ini harus terwujud dalam kesediaan kita semua untuk ikut memelihara dan menjaga agarprasarana-prasarana itu dipergunakan secara efisien. Ini berarti perlunya keadaan kita semua untuk menanggung biaya guna menjamin agar prasarana-prasarana tersebut terpelihara dengan baik dan berfungsi sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Kedua, kita perlu terus melanjutkan usaha meningkatkan mutu sumber daya manusia, yang merupakan kunci dari setiap kemajuan ekonomi. Kita makin memerlukan tenaga yang terampil, kreatif dan berdisiplin tinggi di berbagai bidang dan untuk semua tingkatan. Hal ini akan makin diperlukan lagi di waktu-waktu mendatang. Sumber daya manusia yang kompeten ini perlu cukup tersedia agar gerak ekonomi kita tidak terhambat. Sumber daya manusia yang memenuhi persyaratan-persyaratan itu harus dipersiapkan mulai dari tingkat pendidikan dan latihan yang paling awal. Kita perlu melanjutkan usaha-usaha kita untuk meningkatkan mutu pendidikan kita. Seperti halnya pembangunan di bidang prasarana tadi,kerja sama yang erat dan saling mengisi antara Pemerintah, dunia usaha dan masyarakat diperlukan dalam mempercepat peningkatan mutu sumber daya manusia ini.

Ketiga, kemampuan teknologi nasional perlu kita kembangkan agar ekonorni kita mampu meningkatkan produktivitasnya secara terus menerus. Perekonomian yang mampu meningkatkan teknologinya akan mampu pula melaju dengan cepat. Kita harus melaksanakan pengembangan teknologi yang terkait dengan pembangunan bidang pendidikan, industri, pertanian, perdagangan, prasarana dan sebagainya.

Keempat, sumber-sumber dana pembangunan harus terus kita gali dan kita kembangkan. Dana yang cukup banyak harus disediakan untuk membiayai kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah maupun oleh dunia usaha dan masyarakat. Kita harus menggunakan dana pembangunan yang paling handal, yang paling aman dan paling kecil risikonya terhadap kerawanan-kerawanan; yakni dana yang bersumber dari dalam negeri sendiri. Ini berarti bahwa tabungan nasional yang mencakup tabungan pemerintah dan tabungan masyarakat harus sungguh-sungguh kita tingkatkan. Kita perlu menyadari, bahwa itu semua ada konsekuensi-konsekuensinya yang harus berani kita terima. Untuk meningkatkan tabungan pemerintah, maka penerimaan pajak harus terus kita tingkatkan dengan cara yang adil dan efektif; subsidi­ subsidi harus dibatasi pada hal-hal yang benar-benar perlu; anggaran yang tersedia harus digunakan seefektif dan seefisien mungkin. Untuk mendorong tabungan masyarakat, Pemerintah akan terus menyempumakan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang berkaitan dengan itu. Iklim yang merangsang hasrat menabung masyarakat perlu dilanjutkan. Namun pada akhirnya, berhasil tidaknya akan sangat tergantung pada sikap masyarakat sendiri mengenai hidup yang hemat dan cermat. Untuk menjadi bangsa yang mandiri kita harus belajar menjadi bangsa yang hemat, cermat dan berwawasan ke depan.

Kelima, langkah-langkah pembaharuan kelembagaan perlu terus kita lanjutkan dan tingkatkan. Termasuk di dalamnya, penyempumaan peraturan-peraturan serta peningkatan kemampuan dan efisiensi seluruh aparatur negara dan lembaga-lembaga yang melaksanakan peraturan-peraturan tadi. Lembaga-lembaga yang berfungsi secara tertib, efisien dan peka terhadap tuntutan kebutuhan akan mampu mendukung irama kegiatan ekonomi yang cepat. Unsur penting dalam pembaharuan kelembagaan adalah langkah-langkah deregulasi dan debirokratisasi yang perlu terns kita laksanakan untuk menghilangkan sepenuhnya sumber-sumber ekonomi biaya tinggi.

Sidang Dewan yang terhormat;

Demikianlah situasi ekonomi kita dan masalah-masalah yang masih harus kita tangani. Rancangan APBN 1993/94 yang hari ini saya sampaikan kepada Dewan yang terhormat, disusun atas dasar analisa situasi dan kerangka pemikiran yang saya uraikan ini.

Rancangan itu disusun agar mampu memantapkan stabilitas harga dan menjaga kondisi neraca pembayaran yang sehat. Prinsip kehati-hatian dan asas anggaran belanja berimbang dan dinamis tetap menjadi pegangan kita. Dengan pedoman-pedoman tadi, akan saya jelaskan pokok-pokok Rancangan APBN 1993/ 94 sebagai berikut ini.

Penerimaan negara diperkirakan akan mencapai Rp.62,3 trilyun. Ini merupakan kenaikan sebesar 11,1 % dari’ tahun 1992/93. Dari jumlah ini, lebih dari Rp.52,7 trilyun atau 84,7% dari seluruh penerimaan berasal dari sumber-sumber penerimaan dalam negeri. Sedang sisanya, yaitu hampir Rp.9,6 trilyun atau 15,3%, berasal dari penerimaan pembangunan. Dalam APBN tahun yang sedang berjalan sekarang ini, komposisi tersebut adalah 82,9% dari penerimaan dalam negeri dan 17,1% dari penerimaan pembangunan. Dengan demikian Rancangan APBN 1993/ 94 satu langkah-maju lagi menuju kemandirian dalam pembiayaan pembangunan. Penerimaan negara tadi akandigunakan untuk membiayai pengeluaran rutin sebesar Rp. 37,1trilyun dan pengeluaran pembangunan sebesar Rp.25,2 trilyun, suatu perimbangan antara 59,5% dan 40,5%.

Ciri penting lain dari Rancangan APBN 1993/ 94 berkaitan dengan tabungan pemerintah. Tabungan pemerintah ini merupakan kelebihan penerimaan dalam negeri terhadap pengeluaran rutin. Untuk tahun 1993/94 besar tabungan pemerintah diperkirakan mencapai hampir Rp.15,7 trilyun. Ini berarti bahwa 29,1% dari penerimaan dalam negeri dapat disisihkan sebagai tabungan pemerintah. Dalam APBN 1992/ 93,penerimaan dalam negeri yang disisihkan sebagai tabungan pemerintah adalah sebesar 28,6%. Tabungan pemerintah merupakan sumber pembiayaan pengeluaran pembangunan, di samping penerimaan pembangunan. Dalam tahun 1993/ 94 bagian dari pengeluaran pembangunan yang dibiayai dari tabungan pemerintah adalah 62,1%, meningkat dari 58,1% dalam APBN 1992/ 93 ini. Kita berbesar hati bahwa sejak tahun pertama REPELITA V maka peranan tabungan pemerintah terus menerus meningkat. Perkembangan ini merupakan langkah-langkah nyatakita menuju kemandirian dalam pembangunan dengan Rancangan APBN 1993/ 94 ini, maka sasaran tabungan pemerintah selama 5 tahun REPELITA V akan dapat dicapai. Tabungan pemerintah selama 5 tahun tersebut diperkirakan akan betjumlah Rp.54,3 trilyun, sedangkan sasaran REPELITA V adalah Rp.47,1 trilyun.

Selanjutnya, Saudara Ketua yang terhormat, saya akan memberi penjelasan yang lebih terinci. Seperti saya kemukakan tadi penerimaan dalam negeri akan mencapai Rp.52 ,7 trilyun lebih. Dari jumlah uang, sekitar Rp.15 trilyun berasal dari sumber­ sumber migas dan lebih dari Rp.37 trilyun dari sumber-sumber non migas. Dibanding dengan APBN yang sekarang, penerimaan dari migas meningkat dengan 8,5%. Perlu saya sampaikan di sini bahwa untuk Rancangan APBN 1993/94, harga minyak yang dipergunakan sebagai dasar perhitungan adalah 18 dolar Amerika per barel. Angka ini kita anggap sebagai perkiraan harga rata-rata minyak Indonesia yang cukup realistis bagi tahun 1993/ 94 mendatang .

Penerimaan dalam negeri di luar migas diperkirakan dapat kita tingkatkan dengan lebih dari 15% dari yang sekarang. Penerimaan yang meningkat paling cepat berasal dari pajak penghasilan, yang diperkirakan naik dengan hampir 36%. Kenaikan yang cukup besar ini akan dicapai dengan memperluas jumlah wajib pajak dan menyempumakan administrasi pelaksanaannya. Penerimaan pajak lainnya yang penting yaitu penerimaan dari pajak pertambahan nilai, yang akan meningkat dengan 5,9%. Hal iniberkaitan dengan perkiraan penerimaan dalam tahun anggaran yang sekarang, yang sudah meningkat sangat tinggi dibanding dengan tahun sebelumnya.

Penerimaan dari pajak bumi dan bangunan naik dengan lebih dari 33%, sedangkan penerimaan bukan pajak meningkat dengan sekitar 23%. Penerimaan non-migas lainnya, yaitu bea masuk, cukai, pajak ekspor dan pajak lainnya, diperkirakan tidak akan banyak menunjukkan peningkatan dari tahun anggaran yang sekarang.

Sidang Dewan yang terhormat;

Dalam Rancangan APBN yang diajukan Pemerintah kali ini ada penerimaan negara yang berasal dari laba bersih minyak, sebesar sekitar Rp.210 milyar. Laba bersih minyak itu bukan merupakan tujuan utama Pemerintah dalam merancang APBN ini.

Setelah mempertimbangkan dengan penuh rasa tanggung jawab masalah subsidi minyak dari berbagai sudut, Pemerintah tiba pada kesimpulan bahwa subsidi minyak perlu dihapuskan. Dengan kata lain, harga jual BBM perlu dinaikkan.

Izinkan saya selanjutnya memberi penjelasan mengenai pertimbangan­ pertimbangan tadi. Masalah yang berat ini perlu kita lihat dalam kerangka besar pembangunan kita dalam jangka menengah danjangka panjang.

Dalam berbagai kesempatan saya telah mengingatkan kita semua bahwa kita menghadapi berbagai masalah dalam penyediaan energi dalam negeri. Kita sangat bergantung pada minyak bumi sebagai sumber energi. Dewasa ini 64% sumber energi kita berasal dari minyak  bumi. Kita telah berusaha sekuat tenaga untuk mengembangkan sumber energi lainnya seperti batubara, gas bumi, tenaga air, tenaga panas bumi dan lain-lain. Tetapi kecepatan penggunaan sumber energi alternatif tadi tidak dapat mengimbangi kebutuhan energi kita yang sangat besar, yang didorong oleh kemajuan taraf hidup masyarakat dan kecepatan proses industrialisasi. Dengan tingkat kecepatan konsumsi energi yang tinggi seperti sekarang, mungkin sekali menjelang akhir abad ini, kita akan menjadi pengimpor minyak bumi secara neto. Artinya, kita tetap mengekspor minyak bumi tetapi kita juga mengimpor minyak bumi dan jumlah minyak bumi yang kita impor itu akan lebih besar daripada jumlah minyak bumi yang kita ekspor. Ini berarti kita harus menyediakan dana yang sangat besar untuk mengimpor kebutuhan minyak bumi. Ini berarti minyak bumi tidak lagi menjadi penyumbang penerimaan negara dan juga penerimaan devisa kita.

Itu akan merupakan perubahan yang sangat mendasar dalam perekonomian kita. Dan secara sungguh-sungguh kita harus menyiapkan diri dari sekarang untuk menghadapinya. Pada saat itu ekonomi kita harus disangga sepenuhnya oleh ekspor non migas dan penerimaan negara yang berasal dari sumber-sumber non migas. Karena itu mulai sekarang kita harus memperlakukan energi sebagai komoditi biasa, yang harganya sesuai dengan pasaran dunia.

Penghematan penggunaan energi yang berasal dari minyak bumi harus kita mulai sekarang juga. Penghematan itu, antara lain, akan didorong oleh harga BBM yang wajar.

Selain itu, kebutuhan BBM kita yang terus meningkat tidak dapat dipenuhi oleh kilang-kilang minyak kita, yang telah beroperasi secara maksimal. Dewasa ini saja kita telah mengimpor BBM dalam jumlah yang amat besar, terutama minyak solar. Perbedaan harga jual BBM dalam negeri dengan harga impor jelas menambah biaya penyediaan BBM. Akibatnya, subsidi BBM sangat membengkak. Apabila tidak ada kenaikan harga BBM, subsidi itu akan mencapai hampir Rp.3 trilyun. Hal ini jelas sangat mengurangi kemampuan kita untuk membangun. Padahal, dalam era tinggal landas nanti pembangunan itu harus kita perluas dan kita percepat untuk terus memperbaiki kesejahteraan masyarakat. Kita juga harus membangun perekonomian kita di atas landasan yang kukuh menuju kemandirian.

Dalam menetapkan kenaikan harga BBM, Pemerintah selalu memperhatikan kepentingan dan kemampuan masyarakat luas, terutama mereka yang berpenghasilan rendah. Karena itu harga minyak tanah akan lebih rendah dari biaya produksinya. Kekurangannya akan ditutup oleh harga jenis  BBM lainnya, seperti premium yang pemakaiannya terbanyak adalah untuk kendaraan pribadi. Sementara itu, Pemerintah telah mengambil langkah-langkah untuk mengganti minyak tanah, sebagai bahan bakar untuk rumah tangga dengan batubara dalam bentuk briket. Harga briket batubara ini lebih rendah dari minyak tanah. Juga dapat bersaing dengan harga arang kayu dan kayu bakar. Dengan langkah ini kita akan menghapus buat selama-lamanya persoalan subsidi minyak tanah. Selain itu, pembuatan briket butubara akan membuka lapangan usaha dan lapangan kerja yang luas. Kita harus berusaha agar sebelum akhir dasawarsa ini, sebagian besar penggunaan minyak tanah untuk keperluan rumah tangga telah digantikan oleh briket batubara, terutama di daerah pedesaan.

Ini merupakan upaya yang besar. Untuk itu saya serukan dukungan dari semua kalangan luas. Kenaikan harga BBM akan diikuti oleh kenaikan tarif listrik dan ongkos angkutan. Pemerintah mengharapkan kenaikan-kenaikan ini tidak terlalu mendorong kenaikan harga-harga secara berlebihan. Sebab, produksi dalam negeri mampu menyediakan barang-barang secara cukup dan industri kita telah mulai efisien.

Pada waktu yang dianggap tepat, Pemerintah akan mengambil keputusan mengenai kenaikan dan tingkat harga BBM itu. Tidak mudah bagi saya untuk mengambil keputusan ini. Tetapi saya sadar, bahwa penundaan keputusan ini pada hari ini berarti penundaan kesulitan yang lebih besar di kemudian hari. Apapun jalan yang akan kita tempuh di kemudian hari itu, pasti merupakan jalan yang jauh lebih berat dan sulit.

Penerimaan negara lainnya adalah penerimaan pembangunan, yang terdiri dari bantuan program dan bantuan proyek. Demikianlah garis-garis besar penerimaan negara. Selanjutnya saya akan menguraikan pengeluaran negara.

Sidang Dewan yang terhormat;

Seperti tahun-tahun yang lalu, pengeluaran negara terdiri dari pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan. Pengeluaran rutin terdiri dari belanja pegawai, belanja barang, subsidi daerah otonom, pembayaran bunga dan cicilan hutang serta pengeluaran rutin lainnya. Penggunaannya terus diusahakan secara efektif dan efisien. Prioritasnya dicurahkan untuk menunjang kelancaran tugas-tugas pemerintahan, pelayanan kepada masyarakat, pemeliharaan. Semua hasil pembangunan serta pembayaran bunga dan cicilan hutang luar negeri. Seluruh pengeluaran rutin akan betjumlah sekitar Rp. 37 trilyun atau naik hampir 12% dari yang sekarang.

Aparatur pemerintahan memikul tanggungjawab yang besar, dalam menjalankan roda  pemerintahan, dalam  menggerakkan pembangunan  dan dalam  melayani keperluan  masyarakat  yang  bertambah dinamis. Itulah sebabnya, sesuai dengan kemampuan, Pemerintah senantiasa berusaha memperbaiki kesejahteraan pegawai negeri dan anggota ABRI. Perbaikan  ini sekaligus merupakan  langkah untuk mewujudkan aparatur yang makin bersih, mampu dan besar pengabdiannya kepada tugas. Dalam hubungan ini Pemerintah telah mengambil keputusan untuk memperbaiki struktur gaji pokok pegawai negeri dan anggota ABRI. Dengan perbaikan struktur gaji itu, penghasilan pegawai negeri goIongan I dan II akan meningkat dengan rata-rata 18% dan untuk goIongan III dan IV akan naik dengan rata-rata 12%. Perbaikan struktur gaji pokok itu akan memperbaiki pula penerimaan para pensiunan. Tunjangan jabatan struktural dan fungsional juga diperbaiki seperti untuk guru, para peneliti dan lain-lain. Penerimaan bagi pejabat negara, Anggota Dewan yang terhormat, juga akan bertarnbah besar. Perbaikan penerimaan tadi berlaku mulai bulan Januari tahun 93 ini.

Pemerintah akan mengambil langkah penting lainnya untuk perbaikan kesejahteraan pegawai negeri. Langkah itu ialah dengan menyelenggarakan tabungan wajib perumahan bagi pegawai negeri, dengan menyisihkan sebagian dari penghasilannya sesuai dengan golongan kepangkatannya. Jumlah uang yang disisihkan ini sangat ringan.

Selanjutnya, pengeluaran rutin untuk belanja barang akan meningkat antara lain untuk meningkatkan kemampuan aparatur dalam melayani masyarakat dan memelihara hasil-hasil pembangunan. Besarnya subsidi daerah otonom juga naik, terutama untuk kenaikan gaji pegawai daerah. Pengeluaran rutin lainnya yang besar adalah untuk pembayaran bunga dan cicilan pinjaman luar negeri. Jumlahnya lebih dari Rp. l6 trilyun atau naik sekitar 5% dari yang sekarang.

Sidang Dewan yang terhormat ;

Perkenankan sekarang saya menguraikan mengenai pengeluaran pembangunan beserta prioritas alokasinya dan sasaran-sasaran yang ingin dicapai. Seperti tahun­ tahun sebelumnya, alokasi anggaran pembangunan untuk tahun 1993/ 94 mengutamakan beberapa bidang prioritas; yaitu pembangunan prasarana dasar, perluasan dan pemerataan pelayanan dasar pengembangan sumber daya manusia, penyediaan biaya operasi dan pemeliharaan, penanggulangan kemiskinan dan pembangunan daerah. Prioritas inisecara sektoral tercermin pada pemberian alokasi terbesar pada 5 sektor ialah :

  • Sektor Perhubungan dan Pariwisata
  • Sektor Pendidikan, Generasi Muda, Kebudayaan Nasional dan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa
  • Sektor Pembangunan Daerah
  • Sektor Pertambangan dan Energi
  • Sektor Pertanian dan Pengairan

Kelima sektor ini menyerap lebih dari 12% dari seluruh anggaran pembangunan yang tersedia. Kita semua menyadari pentingnya peranan perhubungan dalam menunjang kegiatan perpbangunan. Karena itu Sektor Perhubungan dan  Pariwisata tetap memperoleh anggaran yang paling besar; yaitu sebesar Rp.4,6 trilyun lebih. Dalam sektor ini anglgaran yang terbesar disediakan untuk membangun prasarana jalan, yang memperoleh dana lebih dari Rp.3 trilyun. Sasaran pokoknya adalah mendukung pertumbuhan ekonomi, memperluas pemerataan, meningkatkan kelancaran hubungan antara daerah yang satu dengan yang lain dan menembus isolasi berbagai daerah. Ini merupakan langkah-langkah penting untuk mertiadikan wilayah kita sebagai kesatuan ekonomi.

Dalam anggaran pembangunan prasarana j alan ini termasuk bantuan Inpres Peningkatan Jalan Kabupaten dan Inpres Peningkatan Jalan Propinsi; yang keseluruhannya berjumlah lebih dari Rp.l ,3 trilyun. Bantuan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan jalan-jalan kabupaten danjalan-jalan propinsi. Tujuannya adalah untuk mendukung pemerataan kegiatan pembangunan antar daerah dan mendorong kegiatan ekonorni rakyat di daerah-daerah tersebut. Secara keseluruhan kegiatannya meliputi rehabilitasi pemeliharaan dan peningkatan beberapa puluh ribu kilometer jalan. Kitajugaakanmembangun sekitar 375 km jalan baru. Dalam bidang perhubungan darat kita akan meningkatkan kapasitas perkeretaapian, meningkatkan sarana dan prasarana penyeberangan serta meningkatkan fasilitas keselamatan angkutan jalan raya. Di bidang perhubungan laut, antara lain, akan dibangun dan direhabilitasi fasilitas-fasilitas pelabuhan di berbagai daerah, dengan tujuan agar dapat mendukung beroperasinya kapal-kapal penumpang yang berukuran lebih besar serta pengoperasian 30 kapal perintis yang melayani berbagai daerah. Di bidang perhubungan udara akan dilanjutkan peningkatan dan pemeliharaan bandar-bandar udara beserta fasilitas-fasilitasnya di berbagai daerah/termasuk daerah-daerah tujuan wisata penting.

Alokasi dana pembangunan terbesar yang kedua akan tercurah pada sektor Pendidikan, Generasi Muda, Kebudayaan Nasional dan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Jumlahnya lebih dari Rp.3,5 trilyun. Dari jumlah itu, sebesar kbih dari Rp.3,2 trilyun disediakan untuk subsektor pendidikan Umum dan Generasi Muda. Di tahun yang akan datang kita akan melanjutkan upaya-upaya untuk meningkatkan mutu prasarana pendidikan dan mutu pendidikannya sendiri. Hal ini mencerminkan kesadaran kita mengenai pentingnya peranan pendidikan dalam peningkatan mutu sumber daya manusia dan dalam membangun manusia Indonesia yang utuh. Kita menyadari pula bahwa peranan guru sangat menentukan dalam pembangunan pendidikan; dan karena itu perhatian juga diberikan pada peningkatan mutu guru SD, SLTP dan SLTA melalui berbagai pendidikan tarnbahan dan penataran. Selain itu,juga direncanakan untuk merehabilitasi rumah-rumah guru SD di berbagai daerah, menambah ruang perpustakaan, laboratorium dan buku. Pada tingkat pendidikan tinggi, kegiatannya diarahkan pada peningkatan kemampuan mengajar dan meneliti dari dosen-dosen, melalui pendidikan tambahan dan penyediaan dana untuk penelitian.

Selanjutnya, sektor ketiga terbesar adalah sektor Pembangunan Daerah, Desa dan Kota. Anggaran pembangunan yang direncanakan berjumlah lebih dari Rp.3,5 trilyun. Sejumlah besar dari dana ini diserahkan kepada daerah sebagai bantuan Inpres untuk Daerah Tingkat I, Daerah Tingkat II dan untuk Desa. Bantuan Inpres untuk daerah ini merupakan alat utama kita untuk mendorong pelaksanaan otonomi daerah, pembangunan ekonomi daerah dan pemerataan pembangunan antar daerah. Karena peranannya yang strategis itu, maka bantuan ini selalu ditingkatkan jumlahnya dari waktu ke waktu. Pelaksanaannya juga disempurnakan. Jumlah bantuan untuk daerah hampir setiap tahun dinaikkan selama REPELITA V ini. Sehingga, apabila dibandingkan dengan REPELITA IV, maka jumlah bantuan-bantuan tersebut telah naik beberapa kali lipat. Misalnya, selama REPELITA IV keseluruhan bantuan Inpres Desa berjumlah Rp. 500 milyar, sedang selama REPELITA V berjumlah Rp.l,3trilyun; suatu kenaikan lebih dari 2,5 kali. Demikian pula bantuan Inpres Daerah Tingkat I berjumlah 2 kali, sedang bantuan Inpres untuk Daerah Tingkat II melipat lebih dari 2,7 kali.

Dalam tahun 1993/94, setiap desa akan memperoleh bantuan Inpres sebesar Rp.5,5 juta. Ini berarti ada kenaikan bantuan sebesar Rp.l juta untuk setiap desa dibanding dengan yang sekarang. Dari jumlah tadi, Rp.l juta digunakan untuk membiayai kegiatan kawan wanita di desa melalui PKK. Dalam hubungan ini saya ingin berpesan kepada seluruh masyarakat di desa-desa agar dana ini digunakan sebaik­ baiknya untuk membangun desanya. Pilihlah kegiatan-kegiatan yang manfaatnya benar-benar dirasakan oleh masyarakat desa.

Bantuan untuk Daerah Tingkat II juga kita tingkatkan lagi tahun depan. Untuk pertama kalinya Inpres Bantuan Daerah Tingkat II secara keseluruhan akan melewati Rp.l trilyun. Bantuan untuk Daerah Tingkat II akan ditingkatkan menjadi Rp.5.000 perjiwa dari Rp.4.000 perjiwa tahun ini; sedangkan bantuan minimumnya meningkat menjadi Rp. l milyar per kabupaten dari Rp.750juta yang sekarang. Ada dua tujuan utama mengapa bantuan ini perlu diperbesar. Yang pertama adalah, agar Pemerintah Daerah Tingkat II dapat melaksanakan program penanggulangan kemiskinan yang dilaksanakan. sendiri oleh daerah itu. Yang kedua adalah, untuk membiayai rehabilitasi rumah-rumah guru SD di daerah masing-masing. Saya pesankan kepada Pemerintah Daerah Tingkat II agar sasaran-sasaran khusus dari Inpres Bantuan Daerah Tingkat II ini dilaksanakan sebaik-baiknya.

Bantuan untuk Daerah Tingkat I juga akan meningkat menjadi Rp.25 milyar untuk setiap propinsi. Di samping itu masih tetap diberikan dana bantuan yang jumlahnya didasarkan atas luas wilayah daratan. Seperti tahun ini, jumlah keseluruhannya adalah Rp.l 08 milyar untuk semua propinsi. Dana ini disediakan untuk mendukung kegiatan­ kegiatan pembangunan dalam lingkup tugas Pemerintah Daerah Tingkat I, termasuk penyediaan biaya operasi dan pemeliharaan jalan dan irigasi. Saya pesankan. kepada Pemerintah Daerah Tingkat I untuk menyediakan dana yang cukup untuk biaya operasi dan pemel iharaan ini, karena dengan itu akan dapat dihindari penurunan kemampuan produktifprasarana-prasarana yang kita bangun dengan biaya yang sangat besar. Prasarana-prasarana ini hams kita pelihara sebaik-baiknya untuk menjamin kelangsungan pelayanan bagi rakyat di daerah masing-masing.

Sektor pembangunan keempat yang memperoleh anggaran besar adalah Pertambangan dan Energi. Anggarannya hampir Rp.3,3 trilyun. Sebagian terbesar dari dana itu akan digunakan untuk membangun perlistrikan. Kegiatannya meliputi kelanjutan pembangunan pembangkit-pembangkit tenaga listrik yang tersebar di berbagai daerah. Sebagian dari pembangkit-pembangkit itu akan selesai dalam tahun 1993/94. Ini berarti, menambah kapasitas pembangkit listrik nasional dengan 2.218 MW. Dengan demikian diharapkan kendala-kendala kelangkaan listrik akhir-akhir ini dapat agak dilonggarkan. Di samping itu, juga akan diperluas jaringan transmisi di berbagai daerah. Demikian pula, tidak kurang dari 2.800 desa akan memperoleh aliran listrik.

Sementara itu sektor Pertanian dan Pengairan tetap perlu memperoleh prioritas tinggi. Berdampingan dengan industri, pertanian tetap rnemegang peranan kunci dalam strategi pembangunan kita. Anggaran yang tersedia lebih dari Rp.3 trilyun, yang menduduki tempat kelima terbesar dalam penyediaan anggaran pembangunan. Kegiatannya yang penting, antara lain, adalah untuk mencetak 50 ribu ha sawah, mengernbangkan pertanian lahan kering, membangun pelabuhan perikanan, melaksanakan inseminasi buatan bagi temak rakyat, mengembangkan teknologi pekarangan dan penyuluhan gizi, merehabilitasi dan membangun lebih dari 150 ribu ha jaringan irigasi di berbagai ternpat dan mengembangkan tambak rakyat.

Sidang Dewan yang terhormat,

Seperti tadi saya kemukakan, dalam Rancangan APBN ini salah satu prioritasnya adalah perluasan pelayanan dasar dan pengembangan sumber daya manusia. Pembiayaannya tertampung secara tersebar di berbagai sub sektor; seperti pendidikan, kesehatan, perumahan dan pemukiman, kesejahteraan sosial dan peranan wanita, kependudukan dan keluarga berencana, tenaga kerja, transmigrasi dan lain-lain. Anggaran yang disediakan untuk keseluruhan program ini mencapai Rp.6,6 trilyun, yang merupakan 26% dari seluruh anggaran pembangunan. Dalam kesernpatan iniakan sayajelaskan beberapa kegiatan pokok saja.

Mengenai pernbangunan pendidikan, tadi telah saya uraikan. Sekarang akan saya kemukakan kegiatan pembangunan kesehatan. Anggarannya tersedia Rp.762 milyar lebih. Sasarannya antara lain adalah untuk lebih menurunkan lagi angka kematian bayi dan kemtian ibu yang melahirkan. Untuk ini akan diadakan pendidikan  dan penempatan 11.000 tenaga bidan di desa-desa. Jika program ini dilanjutkan, maka dalam tahun ketiga REPELITA VI nanti semua desa akan mempunyai tenaga bidan.

Kegiatan-kegiatan lainnya tetap kita lanjutkan; seperti pencegahan dan penangguhan penyakit menular, penanggulangan masalah gizi, perbaikan pelayanan kesehatan pada umumnya. Peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan rakyat pada umumnya erat kaitannya dengan program-program yang kita lakukan di bidang perumahan rakyat dan pemukiman. Pembangunan perumahan dari pemukiman pada dasarnya merupakan tanggung jawab masyarakat. Peranan Pemerintah terarah pada sasaran-sasaran tertentu yang bersifat strategis, meliputi kebijaksanaan-kebijaksanaan yang menunjang pemerataan dan meningkatkan kesejahteraan umum, tanpa mengurangi pengembangan potensi untuk penyediaan rumah. Dana yang disediakan untuk pembiayaan program ini adalah Rp.971,5 milyar. Kegiatannya terutama untuk mengurangi wilayah hunian yang kumuh; dengan perbaikan kampung, peremajaan perkampungan kumuh, penyediaan air bersih, penanganan sampah, saluran air limbah dan pemugaran perumahan dan lingkungan di pedesaan. Untuk tahun anggaran yang akan datang akan diperbaiki kurang lebih 1.660 kampung yang tersebar di 360 kota, dengan luas sekitar 6.600 ha. Selain itu akan dilanjutkan pula program untuk membantu pembangunan Rumah Sangat Sederhana dengan harga dan syarat pinjaman bank yang terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Untuk itu akan dibangun 14.000 unit Rumah Sangat Sederhana dengan kredit bunga rendah dari KPR­ BTN. Upaya meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan rakyat juga sangat erat kaitannya dengan penyediaan air bersih. Untuk tahun yang akan datang diharapkan lebih banyak lagi kota-kota, desa-desa dan anggota masyarakat yang memperoleh pelayanan air bersih ini. Dalam pada itu kegiatan transmigrasi memperoleh anggaran sekitar Rp.818 milyar.

Programnya akan ditekankan pada peningkatan mutu pelaksanaan transmigrasi ini. Di samping memindahkan 20.000 transmigran, juga akan didorong beberapa puluh ribu transmigran swakarsa yang dikaitkan dengan kegiatan yang bersifat bisnis di bidang perkebunan, perikanan, kehutanan dan jasa.

Sementara itu, kita menyadari makin pentingnya peranan wanita di dalam pembangunan. Peranan wanita itu akan terus ditingkatkan seperti di bidang pendidikan, kesehatan dan gizi, kesempatan kerja,hak dan kewajiban kerja dan lain sebagainya. Dalam tahun anggaran yang akan datang makin banyak program pembangunan yang akan memperluas peranan aktif wanita dan peningkatan kesejahteraannya. Anggaran bagi kegiatan peningkatan peranan wanita itu tersebar di berbagai sektor dan program pembangunan, termasuk anggaran PKK dan program bidan di desa. Secara keseluruhan, anggaran itu akan meningkat dengan sekitar 60% dari yang sekarang.

Sektor lainnya yang penting adalah ilmu pengetahuan, teknologi dan penelitian. Penguasaan kita di bidang ini akan menentukan keberhasilan kita dalam era tinggal landas nanti. Juga dalam tekad kita untuk menempatkan diri sejajar dengan bangsa­ bangsa lain yang telah lebih maju dari kita. Anggaran yang disediakan cukup besar, yaitu sekitar Rp.660 milyar. Ada kenaikan lebih dari 16% dari tahun ini. Anggaran rupiahnya meningkat lebih tinggi lagi, yaitu hampir 28%. Kegiatannya terutama adalah penelitian yang menunjang pemecahan berbagai masalah mendesak dan berdampak produktif seperti antara lain penelitian mengenai produksi pengaruh kesehatan, industri dan lingkungan. Mutu penelitian akan ditingkatkan. Sarana dan prasarana penelitian yang ada lebih didayagunakan. Penelitian yang dilaksanakan di berbagai sektor lebih dipadukan. Juga disediakan dana untuk penelitian unggulan di berbagai bidang.

Demikianlah gambaran umum mengenai kegiatan pembangunan yang akan kita laksanakan dalam tahun terakhir REPELITA V. Karena keterbatasan waktu, tidak semua sektor pembangunan dapat saya kemukakan pada kesempatan ini. Hal itu sama sekali tidak mengurangi arti sektor-sektor tadi dalam keseluruhan pembangunan kita.

Saudara-saudara se Bangsa dan se Tanah Air; Sering saya katakan, bahwa pembangunan adalah tugas besar. Pembangunan tidak mungkin dilakukan oleh Pemerintah sendiri saja. Juga tidak mungkin dilakukan oleh satu kelompok saja, betapapun besar dan kuatnya kelompok itu. Pembangunan hanya berhasil jika merupakan kerja bersama dari semua kalangan, dari semua lapisan, dari semua golongan, dari semua generasi, dari semua kekuatan bangsa ini. Kalimat­ kalimat penutup GBHN ’88 mengingatkan kita, agar semua kekuatan sosial politik dan semua organisasi kemasyarakatan, menyusun program sesuai dengan bidang dan kemampuan masing-masing untuk melaksanakan GBHN.

Marilah kita rampungkan tugas-tugas pembangunan dalam tahun penutup Pembangunan Jangka Panjang Tahap Pertama ini dengan sebaik-baiknya. Hanya dengan itu, kita dapat memasuki era baru, era tinggal landas. Dengan begitu kita penuhi amanat Pembukaan UUD ’45 untuk membangun kehidupan yang maju, sejahtera, adil, makmur dan lestari berdasarkan Pancasila.

Dengan menyampaikan terima kasih kepada para Anggota Dewan yang terhormat, yang telah dengan penuh kesabaran mengikuti penjelasan saya mengenai Rancangan APBN 1993/94, maka dengan ini saya akhiri uraian saya.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkahi kita semua. Terima kasih.

Sumber: ANTARA(07 /0l/ 1993)

__________________________________________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XV (1993), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 22-46.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.