PRESIDEN TENTANG PEMBANGUNAN: DENGAN BANTUAN ASING LEBIH MAHAL

PRESIDEN TENTANG PEMBANGUNAN: DENGAN BANTUAN ASING LEBIH MAHAL[1]

Jakarta, Republika

Presiden Soeharto mengatakan, proyek-proyek pembangunan yang dilaksanakan sendiri ternyata lebih murah 1/3 dibanding bila dibiayai oleh negara maju. Karena itu kerja sama Selatan-Selatan antar negara berkembang agar terus dikembangkan Pernyataan Kepala Negara tersebut disampaikan ketika menerima Menteri Perdagangan Singapura, Supiah Dhanabalan, di Jl. Cendana, Jakarta, Rabu. Dalam pertemuan itu, Dhanabalan didampingi Menteri Perindustrian Tunky T. Ariwibowo.

Menurut Presiden, kerja sama antar-Selatan sangat penting untuk menekan kekurangan finansial. “Pengalaman menunjukkan bahwa proyek-proyek  yang dibangun sendiri oleh Indonesia, ternyata lebih murah jika dibanding dengan mengandalkan bantuan negara-negara industri. Paling tidak kita bisa menghemat, katakanlah 113 dari seluruh-biayanya, “kata Presiden, seperti yang dikutip Tunky Ariwibowo.

Negara-negara berkembang banyak memiliki kesempatan untuk melakukan berbagai bentuk kerja sama. “Kerja sama tersebut dapat dilaksanakan di bidang teknik industri, karena beberapa negara berkembang seperti Indonesia, India, dan Mesir sudah mampu menguasainya. Juga di bidang finansial yang banyak dimiliki negara-negara Tirnur Tengah yang kaya karena mempunyai minyak, “kata Presiden.

Menurut Presiden, selama ini negara-negara Selatan lainnya hanya mengandalkan bantuan-bantuan teknik dari negara-negara Barat atau negara industri. Padahal kemampuan sebagian kecil negara Selatan itu bisa dimanfaatkan bagi pembangunan industri rekannya yang belum mampu, dibanding hanya mengandalkan negara-negara maju di Utara.

Presiden mengakui, kendala bagi kerja sama negara Selatan-Selatan adalah di bidang pembiayaan (finansial). Tapi hal ini sebenarnya bisa diselesaikan jika Singapura, misalnya, yang berkemampuan lebih dan beberapa negara di Timur Tengah berperan dan memberikan bantuan dana.

“Tentunya semua bantuan itu atas dasar komersial, namun biayanya akan lebih murah. Selain itu bisa menggerakkan lebih cepat pembangunan negara-negara Selatan lainnya,”jelas Presiden

Masalah lain yang dibicarakan dengan Dhanabalan adalah keberhasilan kerja sama Indonesia-Singapura dalam membangun beberapa pulau di sekitar Singapura, dan menjadi contoh bagi kerja sama ASEAN. “Kita tidak perlu menunggu sampai semua negara ASEAN sepakat untuk membangun suatu proyek. Misalnya dua negara saja sudah mempunyai keyakinan akan keberhasilan, maka proyek itu dilanjutkan oleh kedua negara tersebut, ” kata Tunky.

Ternyata kerja sama Segitiga Selatan Singapura-Riau-Johor sudah berkembang baik, menyusul, Segitiga Utara antara Indonesia-Malaysia-Thailand-(pur)

Sumber: REPUBLIKA (1/7/1993)

___________________________________________________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XV (1993), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 154-155.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.