ABERSON : MEGAWATI TAK MAU DISEJAJARKAN DENGAN KLB

ABERSON : MEGAWATI TAK MAU DISEJAJARKAN DENGAN KLB[1]

Jakarta, Antara

Megawati Soekarnoputri tidak akan bersedia datang memenuhi panggilan Mendagri apabila dia disejajarkan dengan kelompok-kelompok yang terkait dengan Kongres Luar Biasa (KLB) PDI di Surabaya 2-6 Desember.

“Apa dasar hukumnya Mendagri memanggil Mega, bila dikaitkan dengan penyelesaian masalah PDI. Jika Mega dipanggil pembina politik dalam negeri, harus sesuai dengan amanat kongres, karena secara de fakto Mega sudah terpilih sebagai Ketua Umum DPP PDI,” kata Aberson Marie Sihaloho, pendukung Megawati, di Jakarta, Jumat.

Jika Mega bersedia memenuhi undangan Mendagri tidak sesuai dengan amanat kongres, menurut dia, dia akan terjebak.

Aberson menyatakan keheranannya atas sikap serta tindakan pembina politik yang memberikan legalisasi kepada kelompok tertentu, seperti Kelompok Persatuan dan Kesatuan, padahal mereka tidak diatur dalam Tata Tertib, Anggaran Dasar dan Anggaran  Rumah Tangga (AD/ART) partai serta UU Nomor3 tahun 1985.

Keadaan ini, menurut Wakil Ketua Komisi APBN DPR itu sangat ironis, sebab dengan sikap tersebut, pemerintah seolah-olah ikut menciptakan perpecahan di tubuh PDI.

Padahal, pasal 1 UU Nomor 3 tahun 1985 ayat (3) menyebutkan, parpol dan Golkar harus melaksanakan ketentuan-ketentuan yang ada di dalam UU tersebut dengan sebaik-baiknya.

Terlalu Jauh

Sebab itu Aberson menilai, tindakan Mendagri sudah terlalu jauh, karena mengakui adanya kelompok-kelompok di tubuh partai yang sedang ricuh itu.

Dia juga berpendapat, Presiden Soeharto telah meminta Mendagri agar segera menyelesaikan masalah di tubuh PDI itu. Itu berarti, Presiden meminta agar Mendagri menyelesaikan kemelut PDI tersebut dengan sebaik-baiknya, dengan tetap berpegang pada konstitusi partai.

“Pak Harto tahu persis tentang cara penyelesaian masalah itu harus dengan konstitusi,” demikian Aberson Marie Sihaloho.

(U.Jkt-001/15:30/DN05/10/12/93 16:02)

Sumber : ANTARA (10/12/1993)

 

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XV (1993), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 314.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.