KALTENG TIDAK RELA LEPAS PREDIKAT “JAGO DAYUNG “[1]
Jakarta, Antara
Kalimantan Tengah sebagai penyandang predikat ‘ jago dayung” pada PON XIII 1989 dan berbagai kejuaraan nasional serta internasional, tidak rela melepas dominasinya pada cabang olahraga air itu pada PON XIII.
Pelatih tim dayung Kalteng Ude Maseh mengatakan kepada ANTARA di Jakarta, Karnis,kesiapan tim dayung “Bumi Tambun Bungai “merebut kembali dominasi seperti pada PON XII yang sekaligus menempatkan daerah ini pada urutan Sembilan Besar dalam perolehan medali.
“Kami sadar, dorninasi dalam cabang olahraga adu fisik di atas air itu kini mulai dibayangi sejumlah tim dayung daerah lain,”ucapnya.
Daerah yang dirasa menjadi saingan Kalteng dalam cabang dayung, seperti Jabar, DKI, dan Jateng, namun penampilan tim dayung dari Sultra akhir-akhir ini dianggap sebagai suatu ancaman tersendiri bagi Kalteng.
Kekhawatiran jago dayung” tersebut cukup beralasan karena Kejurnas di Danau Maninjau Sumatera Barat tahun 1991 untuk pertama kalinya Sultra mengambil alih juara dari tangan Kalteng, dan propinsi ini kembali dipecundangi di kandang sendiri pada Festival Dayung Tradisional Asia-Pasifik di Palangka Raya beberapa waktu lalu.
“Kalteng tetap optimistis atas keberhasilan tim yang beranggotakan 32 orang pedayung itu, dan hal tersebut akan kami buktikan di waduk Jatiluhur Jumat,” kata Udi.
Seperti Pra-PON
Menyinggung target perolehan medali dari cabang dayung pada PON XIII yang pembukaannya dilakukan Presiden Soeharto Kamis sore, Ude Maseh tidak dapat memastikan basil yang dapat diraih timnya, kecuali berjanji berjuang keras minimal mempertahankan 13 medali emas yang diperoleh pada Pra-PON September 1992.
Dia menilai, meskipun tim dayung daerahnya terdiri atas sejumlah muka lama, tapi pengalaman bertanding serta seni mendayung yang dimiliki atletnya merupakan modal utama dalam mempertahankan dominasi daerah tersebut sebagai jago dayung.
Udi, salah seorang perintis dan pelopor olahraga dayung yang telah mengharumkan nama Kalteng, mengakui keunggulan tim dayung daerah lain, karena mereka didukung sejumlah atlet berusia muda dan potensial dalam olahraga adu kemahiran meluncurkan perahu di atas permukaan air.
Kemampuan atlet dayung Sultra juga diakui sejumlah pedayung Kalteng yang akan turun pada PON XIII. Muses D Bihun (26) yang beberapa kali ikut memperkuat tim dayung Kalteng maupun tim nasional, mengatakan ketangguhan pedayung Sultra dan beberapa daerah lainnya tidak dapat dianggap enteng.
Kendati demikian, ada di antara nomor-nomor Iomba yang tidak mungkin untuk direbut dari tim dayung Kalteng, katanya, tanpa merinci nomor-nomor yang menjadi langganan daerahnya itu.
“Dia sendiri akan turun pada nomor double seoul dan rowing 4- dan untuk nomor tersebut sayayakin dapat mempersembahkan medali emas,”demikian Muses. (T-Plk.003/0K04/ 15:50/0KO 1/ 16:59/RE2/ 9/09/93 20:24)
Sumber:ANTARA (09/09/1993)
____________________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XV (1993), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 773-774.