KASAD TEGASKAN TIDAK ADA GAP ABRI-PRESIDEN [1]
Lhokseumawe, Merdeka
Kasad Jenderal R Hartono menegaskan, tidak benar anggapan yang menyebutkan telah terjadi kesenjangan (gap) antara ABRI dengan Presiden.
“Mustahil terjadi gap antara ABRI dengan Presiden karena secara struktural Presiden adalah Panglima Tertinggi ABRI,” kata Kepala Staf TNI AD (Kasad), usai meninjau kesiapan Detasemen Rudal-001 Kodam 1 /Bukit Barisan di Lhoksewnawe, Aceh Utara, Selasa (25/4).
Hartono mengemukakan hal itu berkaitan dengan adanya anggapan seolah-olah sekarang ada kesenjangan antara Presiden sebagai Panglima Tertinggi dengan ABRI. “Mustahil itu,” kata bekas Kassospol ABRl tersebut. Dikatakan, setiap prajurit ABRI yang tidak memiliki loyal itas tegak lurus kepada atasannya akan mendapat hukwnan yang sangat berat. “Kalau di medan operasi, itu dapat berarti hukuman mati,” tandas Hartono. Sebelumnya, ahli militer Dr Salim Said, pada simposium mengenai Indonesia di Boston, Amerika Serikat, Minggu malam (23/4) juga mengatakan bahwa sekarang antara ABRI dengan Presiden tidak ada kesenjangan. Inilah yang membedakan antara Pemerintahan Presiden Soeharto dengan Presiden Soekamo dulu.
Dijelaskan, bahwa Presiden Soeharto telah melakukan langkah strategis melakukan reorganisasi secara besar-besaran pada 1969 dengan membentuk Mabes ABRI di bawah satu komando atau pang lima. Langkah itu, kata Salim, diambil Pak Harto untuk mencegah terjadinya perpecahan dalam tubuh ABRI. Sebab, sebelumnya tiap-tiap angkatan memiliki menteri sendiri-sendiri. Yaitu, menteri Angkatan Darat, AL, AU, dan Kepolisian. Keputusan besar ini diambil Pak Harto untuk mengamankan berbagai kebijaksanaannya dalam menyusun Repelita, pembentukan parlemen dan penyelenggaraan pemilu.
Sumber: MERDEKA (26/04/ 1995)
_____________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVII (1995), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 209-209.