Presiden Peresmian PT Chandra Asri: PEMBANGUNAN EKONOMI HARUS DENGAN SEMANGAT KEKELUARGAAN [1]
Jakarta, Kompas
Presiden Soeharto menegaskan kembali, seluruh pembangunan ekonomi nasional harus dikembangkan dengan semangat kekeluargaan, saling mengisi, saling memperkuat untuk mewujudkan kemakmuran sebesar-besarnya bagi seluruh rakyat Indonesia. “Perusahaan-perusahaan besar, menengah dan kecil harus bersama-sama menjadi mata rantai-yang saling memperkuat, saling memberi manfaat dan saling menunjang. Arab ini berlaku bagi seluruh kegiatan ekonomi yang berada di Indonesia, “kata Kepala Negara. Pernyataan Kepala Negara ini disampaikan dalam pidato peresmian pabrik pusat olefin PT Chandra Asri di Cilegon, Jawa Barat, Sabtu kemarin (16/9). Upacara ini dihadiri Ny.Tien Soeharto, para Menteri Kabinet Pembangunan VI, Gubernur Jawa Barat Nuriana, para duta besar negara-negara sahabat, pengusaha-pengusaha dari tingkat konglomerat sampai kelompok pengusaha kecil, pejabat-pejabat pemerintah setempat serta tokoh-tokoh pers.
Acara yang diawali dengan laporan, Wakil Presiden Direktur merangkap Chief Executive Office PT Chandra Asri, Peter F Gontha ini secara kebetulan juga menjadi ajang jumpa santai para pengusaha temama di Indonesia. Nampak Sudwikatmono, William Soetjadjaya, Liem Sioe Liong atau Sudono Salim (79) didampingi putranya Anthony Salim, Ny. Siti Hardiyanti Rukmana bersama suaminya, Indra Rukmana Kowara. Pengusaha lain, tokoh pers , pengamat ekonomi yang hadir antara lain Eka Tjipta Widjaya, Sigit Hatjojudanto, Ny. Siti Hediyati Hariadi Prabowo, Surya Paloh, Tannan Azzam (Ketua PWI Jaya), Jakob Oetama, Christianto Wibisono dan Sjahrir. Tuan rwnah dari acara yang berlangsung di gedung utama di pabrik raksasa yang dibangun di atas tanah seluas 120 hektar adalah Bambang Trihatmodjo (Presiden Komisaris PT Chandra Asri), Prajogo Pangestu (presiden direktur), Henry Pribadi dan Peter F. Gontha.
Tidak Sedikit
Menurut Presiden, pabrik olefin itu dibangun dengan investasi tidak sedikit. Karena itu Kepala Negara minta kepada pimpinan perusahaan agar terus meningkatkan profesionalisme dalam mengelola perusahaan, supaya dapat beroperasi secara efisien dan produktif sehingga produknya mempunyai daya saing tinggi. Selain itu Presiden menegaskan, mutlak dikembangkan kerja sama erat antara pabrik pusat oleh PT Chandra Asri sebagai industri hulu dengan industri-industrti hilir pemakai produk industri pusat olefin itu, baik yang dibangun oleh penanam modal dalam negeri maupun asing.
Presiden juga mengatakan, pabrik pusat olefm merupakan industri hulu yang telah lama dinantikan berdirinya. Pabrik ini menghasilkan bahan dasar untuk bahan baku plastik, serat tekstil dan zat pembersih, yang semua produk akhirnya merupakan barang-barang yang sangat diperlukan masyarakat luas.
“Dengan mulai berproduksinya pabrik ini, kita sekaligus meningkatkan nilai tambah sumber daya alam kita, mengurangi ketergantungan dari Juar, menghemat devisa dan memperoleh devisa dari barang-barang yang nanti kita ekspor,” kata Presiden.
Presiden juga mencatat selesainya pembangunan pablik petro kimia hulu itu terjadi pada saat Indonesia berusia setengah abad.
Profil
Pusat Petrokimia Chandra Asri mulai dibangun bulan Desember 1990 dan pemancangan tiang pertamanya dilakukan 11 Maret 1991. Mula-mula statusnya PMDN dengan investasi sebesar 2,25 milyar dollar AS atau Rp. 4,4 trilyun. Tapi kemudian tim Pengelolaan Pinjaman Komersial Luar Negeri (PPKLN) menjadwal ulang megaproyek ini, pemerintah mengizinkan kembali pembangunannya bulan Januari 1992 dan status PT Chandra Asri menjadi PMA dan investasinya 1,9milyar dollar AS berasal dari pinjaman luar negeri. Kini tenaga kerja yang diserap 1200 orang, 100 di antaranya tenaga asing.
Pemegang sahamnya adalah Siemene International Ltd, Stallion Company Ltd dan Japan Indonesia Petrochemical Investment Corporation. Presiden Komisaris perusahaan itu adalah Bambang Trihatmodjo dan Prajogo Pangestu sebagai presiden direktur. Sejak April lalu Chandra Asri hadir dengan kapasitas produksi ethylene 550.000 ton pertahun, propylene 243.000 ton pertahun, polyethylene 300.000 ton pertahun dan pyrolysis 216.000 ton pertahun. Untuk penjualan ethylene dipasar lokal, Chandra Asri telah mendapat dua pelanggan untuk kontrak pembelian lima tahun, yakni PTYasa Ganesha Pma, produsen ethyelene-glykol dan PT Stryndo Mono Indonesia produsen polystyrene dan karet sintetis. Tahun 1994 lalu PT Chandra Asri menjadi ajang polemik karena pem1intaannya mendapat proteksi dari pemerintah. Kelompok pendukung menyatakan, proteksi perlu untuk menghadapi perusahaan semacam ini di Jepang yang mendapat proteksi 40 persen, Thailand dan Malaysia sekitar 30 sampai 35 persen . Selain itu di negara-negara tersebut fasilitas listrik, tanah, jalan, air dan lain-lainnya disediakan pemerintah. Kelompok penentang proteksi mengatakan, hal itu akan membebani konsumen dalam negeri. Polemik mereda setelah Presiden menyatakan, masalah PT Candra Asri ini harus dilihat dengan visi jauh ke depan dan mendalam. Walaupun proteksi akhirnya tidak didapatkan Chandra Asri, namun Peter Gontha kemarin mengatakan, “Saya bangga dengan pabrik olefm di Indonesia inidan saya berdoa untuk menghadapi pasar dunia.” (osd)
Sumber: KOMPAS (17/09/1995)
_______________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVII (1995), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 384-386.