PRESIDEN: ISLAM LARANG GAYA HIDUP BERLEBIHAN

PRESIDEN: ISLAM LARANG GAYA HIDUP BERLEBIHAN[1]

 

Jakarta, Antara

Presiden Soeharto minta ummat Islam untuk tidak hidup dengan gaya hidup berlebihan, justru di tengah-tengah sebagian besar masyarakat yang masih menghadapi kesulitan hidup.

“Allah SWT tidak menghendaki segala sesuatu yang berlebihan. Adalah bertentangan dengan etika dan moral jika di tengah-tengah kesulitan yang dihadapi lapisan terbesar masyarakat, ada di antara kita yang berpunya justru hidup secara berlebihan,” kata Presiden di Masjid Istiqlal, Kamis malam.

Pada acara peringatan turunnya kitab suci AI Quran (Nuzulul Al Quran), Kepala Negara mengingatkan, “hidup boros dan mewah mungkin saja bisa dipikul beberapa orang yang berpunya, mungkin saja dipikul oleh segolongan masyarakat yang berada. Tapi pasti tidak bisa dipikul oleh bangsa yang sedang membangun seperti bangsa kita”. Kepala Negara mengemukakan pula, jika selama bulan puasa, ummat Islam berpuasa dan menahan segala nafsu, maka setelah puasa, seluruh muslimin dan muslimat juga diharapkan menghindari sikap boros dan bermewah-mewah.

Ketika menyinggung makna peringatan Nuzulul AI Quran,Kepala Negara yang didampingi Wakil Presiden Try Sutrisno menyebutkan, ummat Islam dapat memanfaatk:annya untuk menyegarkan semangat keagamaannya.

“Tuhan menegaskan kitab suci ini diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk mengangkat derajat manusia dari lembah kegelapan menuju kehidupan yang terang,” kata Presiden pada acara yang dihadiri ribuan muslim dan muslimat dari Jakarta dan sekitarnya itu.

Kukuhkan Keimanan

Kepada ummat Islam di tanah air, Kepala Negara mengingatkan pula bahwa peringatan turunnya kitab suci Al Quran perlu dimanfaatkan untuk mengukuhkan iman dan mensucikan rohani. Nuzulul Qur’an juga perlu dimanfaatkan  untuk meningkatkan semangat perlombaan ke arah kebaikan baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial budaya maupun pertahanan keamanan.

“Kita harus berlomba ke arah kebaikan di antara propinsi yang satu dengan propinsi yang lainnya, serta kalangan yang satu dengan kalangan lainnya,” kata Presiden.

Kepala Negara mengingatkan, semangat perlombaan ke arah kebaikan itu akan mendorong terwujudnya masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. (T-EU .02/B/DN.O 1/ 16/02/95 14:59/ru2)

Sumber: ANTARA (24/02/1995)

________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVII (1995), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 482-483.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.