MISI KESENIAN INDONESIA DI PARIS DISAMBUT ANTUSIAS

MISI KESENIAN INDONESIA DI PARIS DISAMBUT ANTUSIAS[1]

Paris, Suara Pembaruan

Diplomasi budaya dalam perkembangan dunia masa kini dan di masa mendatang akan lebih efektif dalam meningkatkan saling pengertian dan mempererat hubungan antar Negara, jika dibandingkan dengan hanya mengandalkan diplomasi politik seperti yang berlaku dewasa ini.

Ny. Siti Hardiyanti Rukmana mengatakan hal itu ketika memberi sambutan pada jamuan makan malam di gedung KBRI Paris, Sabtu malam (29/4). Saya semakin yakin. misi kesenian akan efektif dalam upaya Indonesia ikut memelihara perdamaian dunia dan meningkatkan hubungan, kata Ny. Siti Hardiyanti yang dipanggil akrab Mbak Tutut itu.

Seperti dilaporkan wartawan Pembaruan Putu Suarthama dari Paris, Minggu malam, rombongan misi kesenian Faces of Indonesia yang dipimpin Mbak Tutut yang tiba di Belanda, disambut Dubes RI untuk Prancis S Wiryono dan staf.

“Saya setuju duta budaya Indonesia, antara lain harus bertekad untuk meningkatkan citra Indonesia di Eropa dan dunia.” katanya.

Ditekankan, diplomasi budaya yangjadi misi rombongan kesenian Faces of Indonesia harus bertekad dapat menghapus citra negatif dan meningkatkan citra positif yang telah ada.

“Dengan dukungan pihak KBRI Saya kira harapan kita itu akan dapat diwujudkan dengan nyata.”

Di Paris, tim kesenian tersebut pentas di Theatre de Paris, salah satu dari belasan gedung pertunjukkan yang tersebar di kota yang dijuluki terindah didunia itu. Pementasan Minggu malam (30/4) di Paris itu merupakan pertunjukan yang ke-5 dalam lawatan luar negeri rombongan ini.

Seperti yang terjadi dalam pementasan sebelumnya di Boston, Washington (AS), Den Haag dan Rotterdam (Belanda), sekitar 1.500 penonton yang memadati gedung pertunjukan di Paris yang berkapasitas 1430-an itu tak henti-hentinya bertepuk tangan menyambut antusias setiap adegan yang dipertontonkan sekitar 100 artis dan penari yang mendukung misi kesenian itu.

Pada Senin (l/5) pagi waktu Paris, rombongan bertolak ke London, Inggris untuk mentas pada hari Selasa. Dari London rombongan akan melanjutkan lawatan ke Budaperst, Hongaria.

Di Rotterdam

Sebelumnya dilaporkan, bahwa misi kesenian yang menampilkan “wajah-wajah Indonesia”, meraih sukses besar dalam pergelaran di gedung konser dan kongres

“De Doelan” di Rotterdam, Jumat (28/4) malam. Lebih dari 2.500 tamu, diantaranya Wali Kota Rotterdam, Dr. A Pepper tidak meninggalkan kursi sebelum pertunjukan usai.

Sambutan termeriah diberikan ketika artis-artis penari membawakan Tari Rampak Aceh. Tepuk tangan terus-menerus dari awal hingga akhir tarian tersebut, demikian dilaporkan bersama wartawan Pembaruan, Yuyu A.N. Krisna.

“Saya mengharapkan misi kesenian ini dapat lebih mempererat hubungan antara Indonesia dan Belanda yang telah terjalin selama ini dan teristimewa bagi kota Rotterdam yang mempunyai hubungan yang sangat khusus dengan ibukota Indonesia, Jakarta.” kata Bram Pepper dalam sambutan pada akhir pergelaran, seusai menyerahkan rangkaian bunga kepada pimpinan rombongan Ny. Siti Hardiyanti Rukmana.

Sambutan yang diberikan oleh masyarakat Belanda maupun masyarakat mdonesia pada pergelaran Kamis  malam di gedung De Doelen ini menurut para anggota rombongan adalah sambutan yang terbesar yang mereka terima sejak misi ini tampil di beberapa kota di Amerika Serikat (Boston dan Washington) serta Den Haag.

Pergelaran yang sangat sukses selama tiga tahun di gedung yang bergengsi ini adalah mempakan bukti besarnya perhatian Belanda terhadap Indonesia, demikian Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda Drs. J.B.S Kadarisman.

Misi kesenian yang disponsori oleh Yayasan Tiara Indonesia dan Garuda Indonesia ini manggung di dua kota di Belanda, tidak lama sesudah terjadinya kerusuhan pawai RMS di belakang gedung KBRI Den Haag tanggal 25 April lalu.

Itulah sebabnya penjagaan diperketat. Baik Atase Pertahanan Kolonel M Luthfie maupun Duta Besar Kadarisman menjamin keselamatan rombongan.

Sumber : SUARA PEMBARUAN (01/05/1995)

_____________________________________________________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVII (1995), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 668-669.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.