Akbar Tanjung Berterima Kasih

Jakarta, 25 Mei 1998

Kepada

Yth. Bapak H. M. Soeharto

di Jakarta

 

AKBAR TANJUNG BERTERIMA

KASIH [1]

 

Pertama-tama saya sampaikan ucapan terima kasih atas ucapan selamat yang telah Bapak sampaikan kepada saya melalui surat tanggal 25 Mei 1998.

Ucapan selamat tersebut memiliki arti tersendiri bagi saya sebagai salah seorang kader Bapak sekaligus memberikan dorongan moril bagi saya dalam melaksankaan tugas yang dibebankan kepada saya.

Secara pribadi saya telah sejak lama mengenal jiwa kepemimpinan yang Bapak miliki, terutama sebagai tokoh Orde Baru yang telah menyelamatkan bangsa Indonesia dari keganasan Partai Komunis Indonesia.

Saya merasa sangat beruntung telah mendapat kesempatan untuk turut membantu Bapak secara langsung sebagai salah seorang menteri dalam kabinet yang Bapak pimpin selama lebih dari 10 tahun, yang merupakan kesempatan yang sangat berbahagia bagi saya di mana saya telah memperoleh manfaat dan keteladanan dari sifat-sifat kepemimpinan yang Bapak miliki.

Pada saat ini saya juga merasa bersyukur karena mendapat kepercayaan untuk membantu presiden, Bapak B.J. Habibie, yang juga adalah salah seorang kader Bapak yang telah Bapak bina selama lebih 25 tahun dan melalui surat ini saya sampaikan salam hormat Bapak B.J. Habibie yang juga turut membaca surat ini.

Selanjutnya, melalui surat ini saya sampaikan permohonan maaf kepada Bapak atas segala kesalahan, kekhilafan serta kekurangsempurnaan yang ada selama saya bertugas menjadi salah seorang pembantu Bapak.

Saya turut mendoakan semoga Bapak senantiasa berada dalam lindungan Tuhan Yang Maha Kuasa serta tetap berada dalam keadaan sehat wal’ afiat.

Demikian saya sampaikan, atas segala perhatian yang telah Bapak berikan saya ucapkan terima kasih. (DTS)

Hormat saya ,

Akbar Tandjung, Ir.

Jakarta

[1]     Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 855-856. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat  yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto menyatakan berhenti dari kursi Kepresidenan. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.