AKUNTAN HARUS PERHATIKAN PRINSIP & NORMA2 AKUTANSI

AKUNTAN HARUS PERHATIKAN PRINSIP & NORMA2 AKUTANSI [1]

 

Jakarta, Suara Karya

Presiden Soeharto dalam sidang Sub Dewan Stabilisasi Ekonomi Selasa kemarin telah memberikan petunjuk2 agar terus diusahakan peningkatan jumlah akuntan, sehingga jasa2 para akuntan yang dibutuhkan perusahaan2 dapat dipenuhi. Presiden juga mengharapkan agar akuntan2 yang sudah ada melaksanakan tugas mereka atas dasar prinsip2 yang diterima oleh umum dan norma2 akuntansi yang berlaku tanpa melupakan kode etik akuntansi.

Hal ini dikemukakan oleh Kepala Negara setelah mendengar laporan Menteri Keuangan Ali Wardhana mengenai persetujuan kerjasama antara Direktorat Pajak Depkeu dengan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam rangka usaha meningkatkan adrninistrasi perusahaan baik besar maupun kecil dan dalam rangka meningkatkan pendapatan negara.

Menteri/Sekneg Sudharmono menjelaskan kepada pers selesai sidang, jumlah Akuntan di seluruh Indonesia barn antara 600-700 orang.

Penambahan tenaga akuntan itu oleh Presiden dianggap perlu bagi kepentingan jasa di berbagai perusahaan. Belum semua perusahaan di Indonesia mendapat fasilitas jasa dari para akuntan, apalagi akuntan yg mempraktekkan profesinya itu jumlahnya lebih sedikit lagi. Seperti diketahui beberapa waktu yang hilu Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) juga telah menyatakan keluhannya atas kurangnya tenaga akuntan, sehingga menghambat kelancaran tugas badan tersebut.

Dalam usaha meningkatkan jumlah tenaga akuntan itu oleh Kepala Negara dianjurkan untuk mencari bantuan tehnik dari luar negeri, melalui bea siswa atau mendatangkan ahli2 akuntan luar negeri ke Indonesia.

1,5 Juta Barrel/Hari

Sudharmono juga mengatakan, bahwa Menteri Pertambangan telah melaporkan, bahwa produksi minyak burni yang telah ditetapkan pemerintah sebesar 1,5 juta barrel/hari pada akhir Pelita I diharapkan bisa tercapai dengan berhasilnya perusahaan rninyak Caltex berproduksi 1 juta barrel/hari mulai tgl. 17 Mei yl.

Perusahaan minyak dari AS yang mengadakan kontrak karya dengan Pertamina itu merupakan perusahaan minyak yang berproduksi paling besar di Indonesia.

Pertamina, demikian Menteri/Sesneg Sudharmono, hingga sekarang baru bisa berproduksi 125 ribu ton/hari, dan perusahaan2 minyak lainnya di Indonesia masih berproduksi kl. 200 ribu barrel/hari. Bila seluruhnya dijumlahkan, produksi minyak bumi Indonesia baru mencapai 1.325 barrel/hari.

Selanjutnya Sudharmono juga mengemukakan, bahwa Menteri Keuangan juga melaporkan tentang jumlah angka deposito berjangka, yang dikatakan tidak berkurang, meskipun sejak 12 April bunganya diturunkan dari 18% menjadi 15%.

Angka2nya adalah bulan Maret yl. Rp 149,20 milyar, dan April Rp 150,90 milyar. (DTS)

Sumber: SUARA KARYA (23/05/1973)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku III (1972-1975), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 206-207.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.