ALIH GENERASI BERLANGSUNG TANPA GONCANGAN­-GONCANGAN

ALIH GENERASI BERLANGSUNG TANPA GONCANGAN­GONCANGAN

 

Jakarta, Angkatan Bersenjata

PRESIDEN Soeharto menegaskan, dalam beberapa tahun mendatang, Generasi ’45 Generasi Pembebas, yang terlibat langsung dalam perjuangan kemerdekaan akan mengakhiri masa pengabdiannya.

Dalam pidatonya ketika menerima para peserta Kursus Regular Angkatan (KRA) XXI Lembaga di Bina Graha Jakarta, Kamis Presiden Soeharto mengatakan proses alamiah menghendaki penyerahan tongkat estafet perjuangan kepada generasi penerus yang akan mengemban tugas sejarah sebagaimana diletakkan para pendiri republik kita.

“Generasi saudara-saudaralah yang akan menerima tongkat estafet dan mengambil alih tanggungjawab melanjutkan perjuangan mewujudkan cita-cita 17 Agustus ’45,” ujar Kepala Negara.

Dikatakan, proses alih generasi itu telah direncanakan sebaik-baiknya dan kini sedang berlangsung baik di lingkungan pemerintahan, ABRI maupun lingkungan masyarakat. Proses peralihan itu berlangsung ketika bangsa Indonesia memusatkan perhatian dalam kiprah pembangunan.

Cita-cita dan kiprah pembangunan itulah yang membuat bangsa kita melewati proses alih generasi itu secara lancar, tanpa kegoncangan-kegoncangan. Kesetiaan kita semua kepada cita-cita Proklamasi Kemerdekaan menjamin proses alih generasi itu tetap berjalan dalam rangka kesinambungan sejarah dan pembangunan bangsa, ujar Presiden.

Dalam proses peralihan itu, bangsa kita telah berhasil meletakkan tonggak-­tonggak sejarah yang penting dalam usaha menjamin terwujudnya cita-cita nasional yang telah disepakati bersama.

Presiden mengajak para peserta Kursus Reguler Angkatan XXI Lemhanas untuk melihat kembali hasil-hasil pembangunan bangsa yang telah dicapai hingga sekarang, untuk memahami dimensi-dimensi yang luas dan dalam dari perjalanan pembangunan bangsa kita selama ini.

Jelas, walaupun pembangunan kita diprioritaskan pada pembangunan ekonomi, namun pembangunan segi-segi lain dari kehidupan bangsa kita tetap dijalankan khususnya pembangunan demokrasi dalam arti seluas-luasnya.

Demokrasi Pancasila sebagai ungkapan tanggung jawab yang luas dari masyarakat kepada perkembangan dan pertumbuhan bangsanya perlu makin dikembangkan di masa-masa mendatang. Aspirasi-aspirasi baru, harapan-harapan baru dan kekuatan-kekuatan kreatif baru yang dibangkitkan oleh pembangunan yang makin maju harus tersalur dengan sebaik-baiknya dalam pengembangan Demokrasi Pancasila.

Dengan demikian semuanya itu akan menjadi kekuatan dinamis dalam perkembangan masyarakat kita, dan bukan menjadi kekuatan-kekuatan yang merusak dan menghambat pembangunan, ujar Presiden.

Dalam usaha mengembangkan Demokrasi Pancasila selanjutnya, diharapkan peranan makin besar dari lembaga-lembaga pendidikan dan pengkajian seperti Lemhanas ini. Wawasan mengenai demokrasi harus dikembangkan, di satu pihak, dengan tetap berpijak pada nilai-nilai luhur dalam Pancasila dan di lain pihak mampu menjadi penggerak dari dinamika masyarakat kita di tengah-tengah perkembangan dunia modern.

Sementara itu Gubemur Lemhanas Mayjen TNI Soebijakto dalam laporannya menjelaskan, peserta kursus reguler angkatan XXI Lemhanas ini berjumlah 60 orang terdiri dari 28 pejabat ABRI dan 32 orang pejabat non ABRI terdiri dari pejabat Departemen, Lembaga negara non departemen dan BUMN.

Para peserta kursus baru saja menyelesaikan seluruh tugas pendidikannya yang dimulai sejak 9 April lalu dan diwisuda 10 Desember 1988.

Selain ceramah yang diberikan para tenaga ahli Lemhanas, para menteri, pimpinan ABRI dan pimpinan Lembaga Negara serta beberapa dubes asing yang relevan dengan topik pendidikan, para peserta kursus juga mengadakan Widyawisata di dalam dan luar negeri seta peninjauan obyek penting.

Mereka juga mengadakan olah praja menggunakan bentuk simulasi dengan tema “Pembangunan politik dalam rangka mewujudkan demokrasi Pancasila untuk mendukung tahap tinggal landas”. Kemudian program pilihan membahas masalah meliputi bidang politik, keamanan dan bidang internasional.

Sebagai kegiatan puncak kursus diselenggarakan seminar berthemakan “Sistem Demokrasi Pancasila untuk mendukung tinggal landas pembangunan nasional.”

Menurut Gubernur Lemhanas, sebelum para peserta KRA XXI Lemhanas melaksanakan seminar, maka Ikatan Alumni Lemhanas (IKAL) bulan Nopember 1988 melaksanakan seminar, yang diikuti para alumni kursus reguler Lemhanas dari Angkatan I hingga Angkatan XX.

Seminar IKAL 1988 ini telah menghasilkan rumusan Sistem Politik Demokrasi Pancasila yang normatif, ideal sesuai falsafah dan ideologi Pancasila dan UUD 1945, yang pencapaiannya dilakukan melalui proses tahap demi tahap disesuaikan kemajuan pembangunan nasional.

Sedangkan seminar peserta KRA XXI menghasilkan rumusan “Sistem Demokrasi Pancasila untuk mendukung Tinggal Landas Pembangunan Nasional”, yang diharapkan pengembangannya oleh masyarakat nanti dapat diterapkan guna mendukung perwujudan kerangka landasan yang kokoh guna mendukung perwujudan kerangka landasan yang kokoh untuk memasuki tahap tinggal landas dalam Pelita VI. Selanjutnya Gubernur Lemhanas menyerahkan buah karya warga IKAL dan KRA XXI Lemhanas itu kepada Presiden Soeharto.

 

 

Sumber : ANGKATAN BERSENJATA (09/12/1988)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 435-437.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.