Amankan Arah Reformasi

Jakarta, 3 Juni 1998

Kepada

Yth. Bapak H. M. Soeharto

di Kediaman

AMANKAN ARAH REFORMASI [1]

Assalamu’alaikum wr. wb.

Perkenanlah kami memanjatkan do’a semoga Bapak selalu diberi kesehatan dan kesabaran serta ketabahan yang tinggi dalam mengadapi cobaan yang menimpa saat ini.

Selanjutnya maafkan kami bila saat ini apa yang ingin kami sampaikan akan menambah beban pikiran Bapak, namun kami sangat yakin bahwa atas kesadaran yang tinggi, Bapak akan meluangkan waktu untuk membaca serta mendengarkan apa yang kami sampaikan sebagaimana terlampir.

Dewan pimpinan pusat generasi Muda Kiara yang dikenal dari lapisan bawah sampai atas, menurut Ketua Dewan pembina Prof. DR. KPH. Ibnu Hartomo, Ph.D yang selama ini membina kami adalah organisasi Cendana, kini berada di persimpangan jalan untuk Deklarasi Sahid yang telah kami kumandangkan menjadi instrumen pereda pergolakan.

Sebagai bahan pertimbangan Bapak perlu kami sampaikan bahwa Dewan Pimpinan Pusat Generasi Muda Kiara dengan 27 DPD Tk. I, 300 DPD Tk. II dan 1060 Dewan Pimpinan Ranting (DPR) siap membela dan mempertahankan kebenaran dengan melestarikan hasil-­hasil Pembangunan Pemerintah Orde Baru di bawah kepemimpinan H.M. Soeharto, Yang mengacu pada Sesanti. Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani.

Siap menjadi Corong untuk meluruskan gonjang-ganjing reformasi yang kini cenderung keluar dari kultur bangsa yang dikhawatirkan akan merusak keberhasilan pembangunan yang telah menjadi warna kehidupan Nusantara, sebagai tonggak-tonggak prasasti sejarah, selama 32 tahun. Demikian yang dapat kami sampaikan, dengan memohon petunjuk, arahan serta nasihat dan dengan segala harap senantiasa menanti panggilan Bapak dalam waktu yang singkat ini. Sebagai akhir, kami sampaikan terima kasih atas perhatiannya. (DTS)

Wassalamu’ alaikum wr. wb.

Dewan Pimpinan Pusat GM KIARA,

Drs. Andi Rasyid Djalil (Ketua Umum)

dan Imam Dipowinoto (Sekjen)

Jakarta Selatan

[1]       Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 248-249. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat  yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.