BANTUAN PRESIDEN 150 MESIN PENGUPAS KOPI UNTUK SUMBAR

BANTUAN PRESIDEN 150 MESIN PENGUPAS KOPI UNTUK SUMBAR

 

Padang, Antara

Presiden Soeharto, melalui Menteri Pertanian Ir. Wardoyo, Jumat di Padang menyerahkan bantuan 150 unit mesin pengupas kopi “hammer mill” guna meningkatkan mutu kopi rakyat di Sumatera Barat.

Bantuan tersebut diterima oleh Wakil Gubernur Sumbar Drs. H. Sjoerkani sesaat sebelum Menteri Wardoyo membuka musyawarah daerah Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Sumbar di Padang.

Presiden Soeharto, kata menteri, sangat menaruh perhatian terhadap perlunya peningkatan mutu kopi sebab 93 persen produksi kopi Indonesia dihasilkan dari kebun-kebun rakyat.

Tanaman kopi memegang peranan cukup penting dalam komposisi ekspor Indonesia, khususnya ekspor komoditi pertanian. Pada tahun 1986 dan 1987 kopi menduduki tempat pertama dalam komposisi ekspor pertanian, disusul oleh karet dan kayu.

Menurut menteri, volume ekspor kopi Indonesia ditentukan dari besamya kuota yang diperoleh tetapi nilai ditentukan oleh mutu komoditi tersebut. Selama ini mutu kopi Indonesia dinilai masih rendah, karena itu budidaya tanaman dan pengolahannya perlu lebih ditingkatkan. Untuk pengolahan ini diperlukan “hammer mill”, katanya menambahkan.

Ia selanjutnya mengatakan produksi kopi Indonesia berkisar sekitar 380.000 ton/tahun, sebanyak 80.000 ton digunakan untuk konsumsi dalam negeri dan sisanya untuk ekspor. Akan tetapi kuota yang diperoleh Indonesia hanya berkisar antara 125.000 sampai 150.000 ton/tahun sehingga masih ada sisa 150.000 ton. sisa ini dicarikan pasarannya ke negara-negara non-kuota.

Dalam menerobos pasaran ke negara non-kuota ini Organisasi Kopi Internasional (ICO) mengisyaratkan bahwa harganya minimal sama dengan kuota. “Ini sulit untuk dicapai kecuali kalau mutunya terus ditingkatkan,” kata Wardoyo. mengenal area tanaman kopi, menteri mengatakan, tak perlu dilakukan perluasan, yang penting adalah peningkatan produktivitas lahan yang telah ada dan peningkatan mutu produksi. Kesempatan Luas

Mengenai Musda HIPMI Sumbar, yang antara lain membahas langkah terobosan ke argrobisnis dan agro industri, Menteri Wardoyo mengatakan, terbuka kesempatan luas ke arah itu.

Alam Indonesia sangat mendukung usaha agrobisnis dan agro industri ini dan petani memerlukan mitra usaha dalam meningkatkan budidaya, pengolahan hasil dan pemasaran produksi pertaniannya.

Disamping itu pasaran pun terbuka luas baik di dalam maupun di luar negeri, baik untuk konsumsi langsung maupun untuk bahan baku industri. Meningkatnya konsumsi kedelai di dalam negeri menyebabkan impor kedelai belum bisa dikurangi, walaupun produksi sudah meningkat. apabila produksi rata-rata mencapai satu ton/ha masih diperlukan sekitar 500.000 ha tanaman kedelai setiap tahun,kata menteri.

Demikian juga untuk tanaman jagung, kacang tanah dan kacang hijau akhir-akhir ini sudah ada kepentingan untuk mengimpomya.

 

 

Sumber : ANTARA(24/06/1988)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 555-556.

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.