Bapak Adalah Idola Saya Sejak Kecil

Jakarta, 5 Juni 1998

Kepada

Yth. Bapak Soeharto

di Cendana

BAPAK ADALAH IDOLA SAYA SEJAK KECIL [1]

 

Salam ………

Ini merupakan surat saya yang kedua yang dikirim buat Bapak. Pertama ketika saya duduk di bangku SMA kelas I Manado tahun 1993. Betapa senang hatinya menerima sebuah amplop surat berlogo Burung Garuda Lambang Negara, surat tersebut selalu dia tunjukkan kepada teman-teman dan saudara-saudara, sehingga menambah kagumnya pada tokoh tersebut.

Surat yang kedua ini saya kirimkan pada moment yang sama tapi dalam situasi yang berbeda, sebagai ucapan dari seorang warga yang selalu mengidolakan Bapak walaupun Bapak tidak lagi sebagai Presiden. Selamat Hari Ulang Tahun ke-77, tanggal 8 Juni 1998, semoga Yang Maha Kuasa senantiasa memberikan kesehatan yang terbaik, memberikan dan melindungi Bapak dan keluarga.

Saya mengidolakan Bapak sejak kecil, ketika saya tahu ulang tahun saya sama dengan Bapak. Ada rasa bangga pada diri saya ketika itu. Dan setiap merayakannya di rumah saya dan ketika kami memutar TV, pasti juga perayaan yang sama dengan dirayakan di rumah Bapak.

Tahun ini saat Bapak merayakan ulang tahun yang ke-77 dan saya merayakan ulang tahun yang ke-31, ada perbedaan dengan waktu-waktu yang lalu. Saya merayakannya di Jakarta (waktu-waktu lalu dirayakan di Manado) dan Bapak merayakannya tidak lagi sebagai Kepala Negara. Tapi satu hal yang pasti, kebahagiaan yang dirasakan pada hari bahagia ini adalah sama dengan waktu-waktu lalu, yang kita yakini adalah berkat dan rahmat dari Yang Kuasa.

Sebagai warga negara saya ingin mengucapkan terima kasih atas segala apa yang telah Bapak lakukan selama 32 tahun memimpin Negara ini, demi kemajuan bangsa dan negara tercinta.

Sebutan Bapak Pembangunan sangat layak untuk diberikan kepada Bapak. Sekalipun saat ini begitu gencarnya berita-berita yang menyudutkan Bapak. (DTS)

Hormat saya,

Lexy R.A. Soputan

Bekasi

[1]     Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 457-458. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat  yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.