Jakarta, 18 Juni 1998
Untuk
Yth. Bapak Soeharto
Jl. Cendana No. 6
Jakarta Pusat
BAPAK PEMBANGUNAN SEJATI [1]
Dari : Peltu (Purn.) S. Asmanto Nrp.: 203191
Yang terhormat Bapak Soeharto, saya mengenal Bapak mulai tahun 1962 jaman Trikora, waktu itu saya mengawal Bapak bersama-sama komisi 3 Negara di Ambon, mungkin Bapak tidak mengenal saya tapi saya mengenal Bapak walaupun tidak secara pribadi.
Pak, saya bangga menjadi warga negara Indonesia, yang tidak mudah terpengaruh, terhasut bahkan ikut-ikutan menghina Bapak, justru saya menjadi sakit hati mendengar kata-kata itu semua karena menurut saya kata-kata itu tidak sopan lagi diucapkan untuk seorang mantan kepala negara.
Terlebih lagi sekarang, orang-orang yang dulu pernah mendukung Bapak justru mereka sekarang berbalik memojokkan Bapak dan sekali lagi saya yakin Bapak tegar menghadapi masalah ini semua.
Bapak, di surat saya yang terakhir ini saya ingin mengucapkan terima kasih atas kepemimpinan Bapak selama 32 tahun membangun dan saya percaya Bapak adalah “Bapak Pembangunan yang Sejati”. Dan sekali lagi semoga Bapak dan keluarga diberikan kekuatan, kesabaran, dan kesehatan jasmani dan rohani dan semoga Tuhan selalu memberkati. Amin. (DTS)
Wassalam,
S. Asmanto
Jakarta
[1] Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 31. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.