Bapak Pemimpin Bangsa Berkharisma

Cilegon, 3 Juli 1998

Kepada

Yth. Ayahanda H. M. Soeharto

di Meja tugas

BAPAK PEMIMPIN BERKHARISMA [1]

 

Assalamu’alaikum wr. wb.

Semoga Ayahanda tetap dalam keadaan sehat dan dalam lindungan Allah Swt. Saat ananda lahir tahun 1972 Ayahanda sudah memimpin negeri ini hingga berkembang seperti sekarang. Ananda mengalami masa kecil yang memprihatinkan. Kini ananda mengerti, mengapa stabilitas dan keamanan nasional berperan penting untuk ketenangan hidup rakyat kecil. Sekarang, rakyat tidak bisa tidur nyenyak, selalu was-was melihat kondisi yang sangat rawan dan brutal. Secara jujur ananda mengatakan bahwa ananda rindu akan ketenangan hidup yang pernah ananda dapatkan semasa ayahanda memimpin negeri ini. Walaupun ananda hidup susah, paling tidak ananda tenang meninggal­kan orangtua, keluarga dan sanak saudara di rumah, dalam mencari rejeki yang Allah limpahkan di muka bumi ini.

Kini ananda mengerti, mengapa ayahanda memerangi orang-orang yang berusaha menghasut rakyat demi kepentingan pribadi mereka. Ini semua demi stabilitas dan keamanan seluruh rakyat Indonesia. Sekarang sudah mulai terbuka wajah-wajah yang bersembunyi di balik topeng reformasi. Ternyata mereka mempunyai ambisi pribadi dan memanfaatkan rakyat demi kepentingan mereka.

Bagi ananada, ayahanda tetap seorang pemimpin besar, pemimpin yang mempunyai kharisma, seorang Bapak bangsa yang berhasil membangun negeri ini. Terlepas dari rumor-rumor miring yang selalu mendiskreditkan nama Ayahanda. Ananda berharap, Ayahanda tetap tegar dalam menghadapi cobaan-cobaan.

Ayahanda, ananda pernah bermimpi tiga tahun yang lalu. Dalam mimpi itu ananda diajak berjalan-jalan ke daerah Tapos (Bogor) bersama Ibunda Tien. Ananda turun dari helikopter, lalu disambut dan Ayahanda menggendong ananda di pundak, dan diajak berkeliling. Setelah itu Ibunda memberikan ananda sepasang ikan mas, disimpan dalam plastik yang diberi udara. Ikan mas itu bukan sekedar ikan mas, karena kilauan kulitnya berbeda dengan ikan mas lainnya. Walaupun cuma mimpi, kebahagiaan itu masih dapat ananda rasakan sampai sekarang.

Mohon maaf atas kelancangan ananda menulis surat ini. Semoga Ayahanda selalu diberi kekuatan lahir dan batin oleh Allah, dalam menghadapi cobaan sekarang ini. Dari ananda yang kedamaian. (DTS)

Hormat ananda,

Robinand Erham

Merak

[1]       Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 557-558. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat  yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.