BIOGRAFI SITI HARTINAH SOEHARTO, IBU UTAMA INDONESIA, DILUNCURKAN

BIOGRAFI SITI HARTINAH SOEHARTO, IBU UTAMA INDONESIA, DILUNCURKAN[1]

Jakarta, Kompas

Buku biografi lbu Tien Soeharto yang ditulis oleh dr Abdul Gafur dalam acara peluncuran perdana Rabu malam (23/ 12) di Jakarta, telah langsung dipesan sebanyak 11.360 eksemplar oleh para undangan yang hadir, di antaranya sejumlah pengusaha.

Biografi berjudul “Siti Hartinah Soeharto, lbu Utama Indonesia” itu diterbitkan oleh PT. Citra Lamtoro Gung Persada, dan dijual dengan harga Rp 45.000 per eksemplar. Versi bahasa lnggrisnya diterjemahkan oleh Johan Maramis.

Abdul Gafur, mantan Menpora dalam keterangannya mengatakan bahwa ia menulis buku tersebut karena didorong rasa hormat dan kagum. “Sebagai lbu Negara, lbu Tien telah melahirkan ide-ide gagasan dan prakarsa yang menakjubkan, “katanya menambahkan.

Ia menyebutkan bahwa lbu Tien antara lain telah membangun organisasi IKKH, Ria Pembangunan, yayasan-yayasan, pengindonesiaan istana-istana kepresidenan terutama istana Merdeka dan Istana Negara, memprakarsai pembangunan Taman Mini Indonesia Indah, RSAB dan RS Jantung Harapan Kita, Gedung Perpustakaan Nasional, Yayasan Gotong Royong Kemanusiaan dan Taman Ria Remaja.

Sifat Keibuan

Namun dikatakan, sifat keibuan yang halus muncul manakala lbu Tien Soeharto memberikan pandangan tentang kritik-kritik baik dari dalam maupun dari luar negeri yang ditujukan kepadanya, tentang fungsi dan kedudukan wanita Indonesia menyongsong abad ke21 pendidikan anak-anak dan cucu serta kesiapan secara fisik dan mental untuk menjadi orang biasa di tengah masyarakat.

“Saya sungguh mendambakan untuk menikmati sisa-sisa hidup ini dengan suami tercinta dan keluarga yang saya cintai,” demikian kalimat Ibu Tien, menutup seluruh proses wawancara. Kalimat ini menurut Gafur, memperlihatkan kerinduan seorang ibu rumah tangga akan kehidupan yang bebas, setelah lebih dari dua dekade berada dalam ikatan protokoler.

Abdul Gafur mulai menulis buku ini setelah pada tanggal 19 September 1990 mendapat lzin dari Ibu Tien yang semula enggan riwayat hidupnya dibukukan. Agar bahasanya baik dan benar, menurut Gafur, naskah biografi ini juga dikirim kepada tiga wartawan senior untuk dibaca dan dikoreksi yaitu Annie Bertha Simamora, Rosihan Anwar dan Jacob Utama.

Pesan Presiden

Sementara itu, H. Sudwikatmono, pengusaha nasional terkemuka yang bertindak sebagai sponsor penerbitan buku “Siti Hartinah Soeharto, Ibu Utama Indonesia”, mengatakan cetakan pertamanya telah diserahkan penulisnya kepada Presiden Soeharto dan Ibu Tien, di kediaman. Cendana Jakarta pada tanggal 22 Desember 1992, bertepatan. dengan Peringatan Hari Ibu. Kepala Negara berpesan agar buku tersebut dapat disebarluaskan ke masyarakat.

Dalam acara peluncuran perdana di Ball Room Grand Hyatt Hotel yang dihadiri sejumlah pejabat, perwakilan negara asing, pengusaha dan tokoh-tokoh masyarakat, dilakukan pula penyerahan buku biografi Ibu Tien tersebut secara simbolik untuk perwakilan-perwakilan RI di luar negeri, perguruan tinggi dan Perpustakaan Nasional.

Sumber: KOMPAS (26/12/1992)

_____________________________________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIV (1992), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 777-778.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.