BUKU PAK HARTO NAIK HAJI DITERBITKAN DEPAG

BUKU PAK HARTO NAIK HAJI DITERBITKAN DEPAG [1]

 

Jakarta, Media Indonesia

Buku tentang perjalanan ibadah haji Presiden Soeharto beserta 26 keluarganya pada 1991, Sabtu (115) diluncurkan. Peluncuran buku yang disarikan dari berbagai guntingan media massa cetak itu ditandai dengan penyerahan oleh mantan Menteri Agama Munawir Sjadzali kepada Menteri Agama Tarmizi Taher di gedung Departemen Agama, Sabtu.

Hadir dalam peluncuran buku itu pengurus majelis-majelis agama Islam, Hindu, Budha, Kristen dan Katolik, serta para duta besar negara-negara Islam di Jakarta.

Kisah perjalanan Pak Harto naik haji pada 1991 menjadi pemberitaan media masa baik di pusat maupun daerah. Dari liputan itu pula masyarakat dapat mengikuti sejak terbetik niat Pak Harto akan menunaikan ibadah haji, persiapan-persiapan, pelepasannya, kedatangan di Jeddah, acara-acara selama di Tanah Suci hingga kembalike tanah air. “Dalam menunaikan ibadah haji yang paling penting modalnya adalah niat. Niat ingsun untuk melaksanakan ibadah haji. Tanpa niat yang kuat tentu saja akan berjalan dengan tidak baik,” ujar Pak Harto seperti tertulis di bagian kulit belakang buku warna ungu dan kulit muka bergambar Pak Harto dan lbu Tien berpakaian ihram.

“Buku ini seluruhnya bersumber dari berbagai guntingan media massa dan dalam penyusunannya, kami upayakan untuk tidak mengubah naskah berita dari segi redaksional, “ujar Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji Arnidhan, dalam kata pengantarnya.

Sementara itu, mantan Menteri Agama Munawir Sjaclzali, permakarsa penyusunan buku Perjalanan lbadah haji Pak Harto, dalam sambutannya mengatakan kehadiran buku ini diharapkan memberikan tambahan informasi bagi umat Islam, khususnya bagi mereka yang sedang mempersiapkan diri untuk melaksanakan ibadah haji.

“lbadah haji adalah salah satu ibadah yang amat dirindukan oleh setiap insan muslim. Bagi seorang muslim, menunaikan ibadah haji berarti menyempumakan pengamalan ajaran-ajaran agamanya,”ujar Munawir.

Di bagian lain, Munawir menjelaskan, keberangkatan Pak Harto menunaikan ibadah haji jangan dilihat sebagai seorang kepala negara. Tetapi adalah sebagai manusia muslim yang memang mempunyai kewajiban untuk berhaji.

“Saya melihat ini sepenuhnya karena pribadi beliau sebagai seorang muslim tanpa motivasi lain. Tentu saja saya bisa mengerti kalau ada yang menafsirkan mengapa baru sekarang setahun menjelang Pemilu. Tapi saya, yang ikut proses dari permulaan, yakin beliau naik haji betul -betul sebagai seorang muslim,” tutur Munawir. (Inn)

Sumber: MEDIA INDONESIA ( 03/05/1993)

_________________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XV (1993), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 704-705

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.