CEGAH TINDAKAN YANG MEMPERUNCING PERBEDAAN DI ANTARA ANAK DIDIK
Menteri Fuad :
Pengertian Pendidikan Perlu Disampaikan Dengan Jelas
Presiden Lantik Mendikbud Baru :
Presiden Soeharto mengatakan, perlu dicegah timbulnya tindakan-tindakan yang dapat memperuncing perbedaan dan pertentangan diantara anak didik. Sebaliknya dalam proses pendidikan mutlak harus dihimpun kesamaan di antara suku bangsa Indonesia dengan kebudayaan dan agama masing-masing yang berbeda.
“Saya ingatkan melalui pendidikan harus dicegah adanya sikap dan perbuatan yang sadar atau tidak, dapat mempertajam pertentangan dan kecurigaan di antara kita karena adanya perbedaan tingkat sosial, agama, suku dan faham politik.”
Demikian Kepala Negara ketika melantik Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang baru, Prof. Dr. Fuad Hassan sebagai mengganti almarhum Prof. Dr. Nugroho Notosusanto di Istana Negara, Selasa.
Dikatakan, hal-hal seperti itu harus benar-benar disadari sebab bangsa ini memang bangsa majemuk dengan keanekaragaman budaya dan agama. Namun yang perlu lebih disadari lagi adalah tekad untuk bersatu dan terus memperkukuh persatuan.
“Dengan berhasilnya memantapkan rasa persatuan dan kesatuan di dalam hati anak didik melalui proses pendidikan, maka akan terjamin kukuhnya persatuan dan kesatuan bangsa di masa mendatang. Ini merupakan salah satu syarat pokok untuk mewujudkan masyarakat Pancasila” tegasnya.
Presiden Soeharto juga menyadari, sampai sekarang masalah pendidikan belum terpecahkan secara memuaskan. Sebagai contoh disebutkan, masih banyaknya anak tamatan sekolah lanjutan yang tidak diterima di sekolah yang lebih tinggi karena terbatasnya tempat tersedia.
Keadaan seperti itu hendaknya dapat membangkitkan kesadaran para pengabdi bidang pendidikan untuk bekerja keras.
Dalam kaitan itu pula Menteri Fuad diingatkan agar langkah-langkah yang selama ini telah dijalankan hendaknya terus dilanjutkan, ditingkatkan dan disempurnakan dengan konsepsi yang lebih jelas.
Kepala Negara juga mengingatkan Menteri Fuad bahwa tugas yang diemban bukan tugas ringan.
“Saya tidak memberi kedudukan yang enak dan nyaman kepada saudara. Sebaliknya saya minta saudara untuk mengemban tugas berat dan saya percaya saudara dapat melaksanakan dengan sebaik-baiknya” kata Presiden sambil menambahkan, seluruh rakyat mendambakan kemajuan pesat dalam mendidik anak-anak dan pengembangan kebudayaan bangsa supaya cita-cita kemerdekaan dapat makin dekat.
Pada awal pidatonya Presiden Soeharto menyatakan, kecerdasan dan kemampuan bahkan watak bangsa Indonesia di masa mendatang, banyak ditentukan oleh pendidikan yang diberikan kepadanya saat ini.
“Bangsa yang terdidik hanya akan tumbuh dari bangsa yang berhasil mendidik anak bangsanya sendiri dan bangsa yang berbudaya akan tampil dari bangsa yang mampu mengembangkan kebudayaannya sendiri yang berkepribadian”, demikian Kepala Negara.
Oh… Indah Sekali
“Oh… lndah sekali.” kata Fuad Hassan ketika wartawan menanyakan kesannya terhadap ruang kerjanya di Depdikbud, kemarin siang. “Yang penting boleh merokok kan,” katanya sambil meletakkan dua bungkus rokok kretek gudang garam.
Fuad Hassan tiba di Depdikbud pukul 13.05 WIB. Dia datang dengan Volvo B 34 bersama Sekjen Depdikbud, Soetanto Wirjoprasonto, sedangkan Dirjen Dikti Sukadji Ranuwihardjo naik mobil lain.
Pejabat eselon I Depdikbud lainnya : Dirjen Kebudayaan, Dirjen Dikdasmen, Dirjen Diklusepora, Kabalitbang Dikbud dan Irjen Dep_dikbud sudah lebih dulu menunggu di ruang tamu Mendikbud.
Lima menit kemudian. J.B Sumarlin yang sebelumnya menjabat Mendikbud datang menyusul. Siang itu juga langsung diadakan pertemuan antara Mendikbud dgn pejabat eselon I dan diakhiri dengan makan siang bersama. Setelah makan, Mendikbud Fuad Hassan dan J.B Sumarlin mengadakan jumpa pers pertama dengan wartawan.
Prof Dr. Fuad Hassan mengatakan, dalam tahap pertama ini dia akan memantapkan sistem dan kurikulum pendidikan yang sudah dirintis pendahulunya, almarhum Nugroho Notosusanto.
“Dikemudian hari akan dilihat bagaimana hasil dari sistem dan kurikulum pendidikan itu,” katanya.
Namun, kata Fuad Hassan, jangan diartikan bahwa kita tidak peka terhadap perubahan atau perbaikan, tapi perbaikan itu tidak perlu over haul “Penyempurnaan dapat dilakukan menimbulkan” perubahan-perubahan yang mengakibatkan keresahan bagi anak didik,” katanya.
Gambaran Umum
Menurut Fuad Hassan, istilah pendidikan mempunyai jangkauan yang lebih luas daripada apa yang sering menjadi gambaran umum.
Pengertian tentang pendidikan perlu disampaikan kepada masyarakat dengan jelas agar tidak menimbulkan tafsiran dan spekulasi.
Dikatakan, selama ini sering ada ulasan-ulasan tentang pendidikan, tapi isi ulasan itu tentang pengajaran “Jadi kita perlu bedakan pendidikan dalam arti education dan pengajaran dalam arti instruction“, katanya.
Jika kita berbicara tentang pendidikan, kata Fuad Hassan, maka kita mendidik manusia sebagai pribadi, tapi kalau bicara masalah pengajaran maka hal ini membicarakan upaya untuk melengkapi manusia dengan pengetahuan atau ketrampilan.
“Pendidikan dan pengajaran memang merupakan dua sisi dari satu mata uang yang sama,” katanya.
Dikatakan, dilihat dari sudut yang lebih dalam, maka pendidikan adalah penanaman nilai-nilai kepada anak didik yang bersumber dari konsensus nasional yaitu Pancasila.
“Jika kita mengatakan kita ini bangsa yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, maka pendidikan di rumah dan dalam masyarakat harus satu derap,” kata Fuad Hassan.
Jika hal ini terlaksana, maka apa yang sering disebut pendidikan kearah pembentukan kepribadian dapat kita laksanakan.
“Hal ini dapat kita laksanakan bukan idealisme belaka,” katanya. (RA)
…
Jakarta, Suara Karya
Sumber : SUARA KARYA (30/07/1985)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku VIII (1985-1986), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 252-255.