PRESIDEN. DI HADAPAN MUSPIDA DKI JAYA : CIPTAKAN KEHIDUPAN MASYARAKAT IBUKOTA YANG SERASI DAN TERTIB
Presiden Soeharto Kamis kemarin memanggil Muspida DKI Jaya ke Bina Graha, Kepala Negara menginstruksikan agar mencari upaya semaksimal rnungkin, untuk menciptakan suatu kehidupan masyarakat Ibu kota yang betul-betul serasi dan tertib sesuai bidangnya masing-masing.
Kepala Negara mengingatkan bahwa Ibu kota Jakarta ini mempunyai kedudukan dan fungsi yang khusus. Baik sebagai ibukota negara, pusat pemerintah maupun sebagai pusat demi kehidupan sosial-politik di tanah air.
Anggota muspida yang hadir kemarin lengkap : Gubernur R.Soeprapto dan Sekwilda Anwar Pangdam Mayjen Try Sutrisno, Kadapol Brigjen Pol. R. Soedjoko, Pangdaeral Laksamana Muda Roesdi Roesli, Pangkodau Marsekal Muda Suti Harsono, serta Kepala Kejaksaan Tinggi R.B. Sukardi SH.
Harus Ada Koordinasi
Gubernur Soeprapto kepada pers mengatakan, Kepala Negara menekankan agar setiap aparat pemda meskipun tugasnya berlainan, tetapi dalam menghadapi suatu persoalan supaya ada koordinasi dan pembahasan bersama. Baik dalam hal yang resmi maupun tidak.
Dalam menciptakan keadaan yang serasi dan tertib tersebut, masyarakat juga hendaknya diajak serta dengan jalan diberi pengertian mengenai tugas dan fungsi mereka sesuai bidangnya masing-masing. Apakah itu dalam masalah becak, sampah, lalu lintas dan sebagainya.
Dengan mengetahui masalahnya, menurut Presiden Soeharto akan timbul pengertian dan partisipasi. Gubernur Soeprapto mengakui, masalah-masalah seperti sampah, lalul intas yang macet, kaki-lima yang bertebaran merupakan tantangan pemerintah DKI saat ini.
Semua persoalan itu, demikian Gubernur, saling kait-mengait sehingga cara pendekatannya memang harus melalui pengertian dan kesadaran anggota masyarakat dalam masing-masing bidangtersebut.
Memang Meningkat
Menjawab pertanyaan pers, Pangdam V/Panglima Laksusda Jaya Mayjen Try Sutrisno mengakui, gangguan keamanan dan ketertiban di Ibu kota memang meningkat, baik dari kualitas maupun kuantitasnya. Namun yang terpenting dalam hal ini katanya, bagaimana kita mengetahui motivasi dan faktor yang menyebabkannya serta upaya penanggulangannya. Baik secara preventif maupun represif.
Mayjen Try Sutrisno menegaskan, upaya penanggulangan tidak bisa hanya oleh aparat keamanan saja. Tetapi harus terpadu antara Angkatan Bersenjata, pemerintah daerah, serta yang terpenting partisipasi masyarakat.
Karena pentingnya partisipasi masyarakat ini, menurut Kadapol Brigjen Pol. R. Soedjoko, kita harus mampu mengembangkan kehidupan masyarakat yang bergotong-royong dalam menangkap setiap kejahatan yang terjadi di samping mengembangkan metode penanggulangan yang lebih baik. (RA)
…
Jakarta, Kompas
Sumber : KOMPAS (21/01/1983)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 14-15.