Dalam Tahajud Kami Berdoa

Bandung, 9 Juli 1998

Kepada

Yth. Bapak Soeharto

di Rumah

DALAM TAHAJUD KAMI BERDO’A [1]

 

Assalamu’alaikum wr. wb.

Bapak Soeharto yang saya cintai,

Pertama-tama membuat surat ini untuk Bapak yang tercinta, Bapak bagaimana semenjak Bapak turun dari jabatan Presiden ada dalam keadaan sehat, syukur alhamdulillah kalau ada lindungan Allah Subhanahu wa ta’ala. Amin.

Sebaliknya kami sekeluarga di Bandung ada dalam lindungan Allah tidak kekurangan apapun. Bapak terus terang saja, semenjak Bapak turun dari jabatan Presiden merasa sedih dan terharu atas perjuangan Bapak selama tiga puluh tahun atas jasa Bapak yang begitu besar terhadap negara tercinta ini. Untuk itu kami sebagai kaum muslim selalu menyempatkan diri untuk shalat tahajud untuk Bapak Soeharto sekeluarga, semoga diselamatkan di dunia dan akhirat. Amin.

Terus terang saja sebagian rakyat Indonesia masih mencintai Bapak Soeharto dan semoga Bapak dalam menerima hujatan-hujatan, menerimanya dengan tabah. Karena dunia ini ada siang ada malam, ada yang suka ada yang benci. Untuk itu, semoga Bapak Soeharto sekeluarga ada dalam lindungan Allah Swt. Amin. (DTS)

Wassalam,

Jajat Sudrajat

Bandung

[1]     Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 440. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat  yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.