Diam Itu Emas

Jakarta, 23 Mei 1998

Kepada

Yth. Bapak H.M. Soeharto Mantan Presiden RI

Jl. Cendana

Jakarta Pusat

DIAM ITU EMAS [1]

Assalamu’alaikum wr. wb.

Perkenankanlah saya memberanikan diri menulis surat ini kepada Bapak dengan maksud menyatakan rasa prihatin yang sedalam-dalam­nya atas pernyataan berhenti Bapak sebagai presiden RI beberapa waktu yang lalu.

Bapak Suharto, saya benar-benar terharu sedih sampai tidak dapat menahan emosi sewaktu menyaksikan pemyataan berhenti Bapak sebagai presiden RI di layar televisi, tetapi walaupun berurai air mata saya bangga dan salut atas kepemimpinan Bapak selama 32 tahun sebagai presiden RI, belum ada figur seperti Bapak di negeri Indonesia tercinta ini. Saya yakin dan percaya banyak rakyat Indonesia yang seperti saya walaupun kami menghendaki reformasi di segala bidang.

Bapak Suharto, saya Bankomrah (Pembantu Komisaris Kelurahan) GOLKAR, Kelurahan Tebet Barat. Selama ini saya dengan penuh dedikasi mendukung sepenuhnya kepemimpinan Bapak dan begitu besar arti Bapak bagi saya. Terus terang saya membaca autobiografi Bapak dan mengikuti sejarah perjuangan Bapak dalam membangun negeri ini, sampai-sampai di organisasi saya dijuluki seorang Suhartoisme. Saya bangga kepada Bapak karena sesudah meletakkan jabatan sebagai presiden RI, Bapak tetap No Comment terhadap segala berita yang memojokkan Bapak karena saya percaya bahwa Diam Itu Adalah Emas (silent is gold).

Bapak Suharto, saya adalah seorang rakyat kecil tetapi mempunyai rasa nasionalisme yang tinggi, maka dalam kesempatan ini sekali lagi dari hati sanubari yang paling dalam saya menyatakan prihatin, kiranya Bapak menerima cobaan ini dengan hati yang tabah dan jiwa besar dan semoga sabar dalam menghadapi semua ini karena segala sesuatu itu pasti ada hikmahnya, semuanya dari Allah dan kita kembalikan kepada Allah.

Akhir kata saya ucapkan terima kasih atas perhatian Bapak yang telah meluangkan waktu membaca surat saya ini. Semoga Allah selalu memberikan yang terbaik untuk Bapak. Amin ya Robbal ‘alamin.

Salam hormat saya untuk seluruh keluarga besar Bapak. (DTS)

Wassalamu’ alaikum wr. wb.

Salam hormat,

Ny. Hj. Amini Utami

Jakarta

[1]     Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 697-698. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat  yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto menyatakan berhenti dari kursi Kepresidenan. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.